16

347 108 295
                                    

[Hai kamu yang cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Hai kamu yang cantik. Iya kamu, yang lagi liatin aku. Jangan lupa vote, comment, and share story ini ya. Biar aku makin terkenal ehe -Jeno]

"Aku... tertarik padamu."

Heejin mengerutkan dahinya mendengar ucapan lelaki itu.

"Apa terdengar aneh? Ya mungkin terdengar aneh ya. Tiba-tiba ada yang bilang tertarik padamu. Tapi aku cuman mau jujur aja."

Heejin ingin pergi menjauh dari lelaki ini. Tetapi baru saja dia melangkah, Jeno menghalangi Heejin dengan berdiri di depannya.

"Sebentar. Sebelum kamu pergi, aku mau jujur akan satu hal lagi. Aku mau membuat pengakuan."

Pengakuan apa lagi? Pikir Heejin.

"Sebenarnya... kemarin... aku mengikutimu sampai ke rumahmu..."

Raut wajah Heejin benar-benar terlihat marah dan takut di saat yang bersamaan.

"Bentar ya, dengarkan aku dulu. Please..."

"Jadi kemarin itu, waktu kamu mau pulang dari panti... berhubung udah malam dan aku tahu kalau daerah sana sepi banget di jam segitu jadi aku ngikutin kamu... maksudnya supaya memastikan kamu sampai terminal dengan selamat. Itu aja."

"Tapi ternyata waktu udah sampai terminal, cuacanya dingin banget aku ga tahan kalau harus jalan kaki lagi ke panti buat ambil mobilku. Akhirnya aku mau ga mau juga naik bus ke Seoul."

"Ketika udah sampai Seoul, kan udah lewat tengah malam... bahaya kalau kamu pulang sendirian... jadi aku ngikutin kamu lagi. Bener-bener cuman mau memastikan kalau kamu sampai rumah dengan selamat kok. Beneran deh!"

"Udah. Aku mau bilang itu aja. Sebenarnya aku juga merasa aku kayak stalker gitu... jadi aku minta maaf deh, tapi waktu itu aku bener-bener ga bisa ninggalin kamu begitu aja... Aku tegaskan sekali lagi, aku ga ada maksud jahat. Maaf." Jeno membungkukkan badannya.

Jeno baru saja berniat untuk melirik Heejin, ingin melihat bagaimana ekspresinya tetapi Heejin lebih dahulu pergi.

"Tentu saja. Dia pasti bakal kabur. Dia normal." Jeno berbicara pada dirinya sendiri sambil mengangguk-angguk.

Jeno tidak lagi mengejar Heejin karena Jeno masih punya otak. Kalau Jeno kejar lagi, jangan-jangan Heejin mikir dia gila, psikopat, atau semacamnya.

Malamnya, Heejin berbaring di kasur sambil memandang langit-langit pastel merah muda itu. Pikirannya yang semula kosong, tiba-tiba terisi oleh sosok Jeno.

"Dia tidak mengikutiku lagi kan?"

Heejin beranjak untuk melihat keluar. Mengecek apakah ada seseorang yang mencurigakan atau tidak.

"Tidak ada." Heejin menghembuskan nafas lega lalu kembali ke atas kasurnya.

"Bagaimana jika besok dia membuntutiku lagi?"

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang