[Pernah waktu di tengah-tengah mimpi kamu berpikir, "Ah, ini mimpi." Lalu kemudian kamu melakukan apa yang kamu inginkan dalam mimpimu, atau berakhir terbangun? Ini salah satu tipe dari Lucid Dream, dream-initiated lucid dream; DILD)
Happy reading!~
Heejin meletakkan kotak-kotak barangnya di ruangan itu. Ini adalah kotak terakhir. Heejin memandang ke sekelilingnya, rumah itu baru saja selesai dicat ulang. Bau catnya juga masih menyengat. Heejin membuka beberapa jendela agar ada sirkulasi udara. Berharap bau cat itu bisa segera menghilang.
Heejin puas, semuanya mendekati ekspetasinya. Warna pastel di ruangan ini terlihat persis seperti yang dimimpikannya selama ini. Heejin meregangkan tubuhnya dan mulai untuk menata barang-barang yang penting.
Heejin beruntung karena pemilik rumah ini baru saja membeli ranjang baru meskipun ranjang lamanya masih bisa digunakan. Ia memberikan ranjang lamanya itu kepada Heejin karena ia merasa senang Heejin mau menyewa tempat itu.
Heejin meletakkan alat-alat dapurnya, piring, gelas dan peralatan makan lainnya. Baju-bajunya digantungkannya ke dalam lemari peninggalan penyewa sebelumnya. Ia juga menggantungkan jam dinding di hadapan tempat tidurnya agar saat dia terbangun, Heejin bisa langsung mengecek waktu.
"Baiklah, sudah cukup."
Barang-barang Heejin memang tidak terlalu banyak. Selain peralatan makan dan dapur, baju, dan beberapa bungkus ramen, Heejin tidak mempunyai barang lain lagi. Tetapi Heejin juga membawa beberapa barang peninggalan ayah, ibu dan adiknya yang selama ini masih ia simpan.
Heejin menaruh gitar peninggalan ayahnya di sudut ruangan dekat tempat tidurnya, sebuah kotak berisi beberapa baju dress dan buku kesukaan ibunya disimpannya di dalam lemari. Boneka-boneka peninggalan Rijin ditata di atas sebuah meja.
Heejin melihat ke jam dindingnya dan segera bersiap untuk bekerja. Dua hari tidak bekerja rasanya seperti recharge energy. Heejin memulai pekerjaannya dengan hati yang senang.
Heejin memeriksa produk-produk yang ada di rak dan mengambil barang-barang yang sudah melewati tanggal kadaluwarsa. Heejin juga me-restock dan menata setiap produk di rak toserba itu.
"Heejin-ssi!"
Heejin menoleh dan mendapati Mark berdiri di sampingnya yang sedang merapikan rak snack.
"Kemana saja? Tiba-tiba menghilang?" Tanya Mark
"Ah... aku mengambil libur."
"Huft... kupikir kau berhenti!"
"Tidak, aku tidak berhenti. Memangnya ada apa?"
"Syukurlah... kupikir aku kehilangan temanku!" Mark mengelus dada untuk menenangkan dirinya.
"Malam ini mau makan apa?" Tanya Heejin.
"Apa saja deh."
"Hm... yang paling mahal apa ya..." Canda Heejin. Wajah Mark terlihat kesal.
"Hehe... bercanda kok." Heejin mengambil dua nasi kotak kesukaan Mark.
Mereka duduk dan makan bersama.
"Tapi kenapa tiba-tiba kau mengambil libur?"
"Hmm... cuman pingin aja."
"Masa ga ada alasannya tiba-tiba ambil libur?"
Heejin mengangguk, dia masih berkonsentrasi dengan makanannya.
"Aku bingung saat kau tiba-tiba tidak bekerja. Aku bertanya-tanya apakah kau sakit atau terjadi sesuatu padamu. Apalagi besoknya kau tetap saja tidak bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream✔ • Heejin Jeno
FanfictionJeon Heejin, seorang gadis belia yang ditinggalkan sebatang kara oleh keluarganya. Ia menjalani hari-harinya tanpa menikmati indahnya kehidupan. Meskipun begitu, Heejin tetap berjuang untuk hidup karena sebuah alasan yang menjadi rahasia kecil Heeji...