Storyku ini kukasih rating 15+ ya. Menurutku si kalau udah 15 tahun keatas harusnya udah cukup bijak untuk menanggapi semua yang terjadi di cerita ini.
*Don't forget to vote and comment^^*
Heejin duduk di hadapan manager sebuah toserba yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Heejin menundukkan wajahnya selama manager itu mengajukan beberapa pertanyaan.
"Maaf nona, tapi apakah kau yakin? Kami memerlukan pekerja paruh waktu untuk shift malam."
"Iya. Saya yakin."
"Kau masih muda, wajahmu juga sebenarnya tidak buruk. Kenapa ingin kerja di jam seperti itu?"
"Ada yang saya kerjakan di siang hari."
"Ah... kau mencari tambahan uang ya?"
"Kau yakin? Bahaya loh waktu kamu pergi ke sini." Tanya lelaki itu lagi.
"Tidak apa-apa."
"Hmm... Baiklah, berhubung aku juga perlunya mendesak... Kau bisa mulai bekerja besok lusa."
"Te-terima kasih!" Heejin berdiri dan membungkukkan tubuhnya.
Heejin melihat ke jam dinding yang ada di toserba itu. Masih ada banyak waktu sebelum jam kerjanya di restoran.
"Ma... manager... apa boleh saya diberi pengarahannya sekarang?"
"Sekarang? Tidak di hari pertamamu kerja saja?"
"Iya, sekarang."
"Baiklah."
Manager itu menjelaskan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan Heejin, dia juga sesekali memberikan contoh pada Heejin. Heejin mengerti dengan cepat.
"Ingat ya, jangan tertidur!" Manager toserba itu sekali lagi memperingatkan Heejin.
Bekerja di shift malam berarti Heejin akan bekerja mulai jam sebelas malam hingga tujuh pagi. Tentu saja itu adalah jam tidur bagi orang pada umumnya, tapi Heejin sudah terbiasa untuk bangun di malam hari.
Heejin lebih memilih untuk bangun di malam hari dan tidur di siang hari. Bekerja di shift itu lebih baik karena akan mengurangi kemungkinan Heejin bertemu dengan banyak orang.
Heejin meyakinkan manager itu, lalu sang manager memberikan semangkuk ramen instan pada Heejin.
"Makanlah, kau terlihat sangat kurus. Makan dulu dengan nyaman, baru pergi." Manager itu tersenyum dengan ramah.
Heejin bersyukur karena manager ini terlihat lebih baik dibandingkan dengan manager restoran tempat dia bekerja sekarang bekerja. Jauh lebih baik.
Heejin bekerja di restoran tiga bulan lamanya. Seminggu pertama di sana Heejin tidak merasa ada yang salah dengan managernya itu, dia terlihat seperti orang normal lainnya.
Mungkin, waktu itu Heejin hanya kurang memperhatikan saja. Mungkin, managernya itu melakukan hal-hal tidak pantas kepada pegawai yang lain tetapi Heejin tidak menyadarinya.
Heejin terkejut saat pertama kali manager itu menyentuh tangannya. Heejin bingung, apakah dia yang berlebihan atau memang manager itu berlaku yang tidak semestinya.
Lama kelamaan, ucapan yang dilontarkan oleh manager resto itu juga mulai mengarah ke ucapan yang tidak nyaman didengar. Heejin mulai memperhatikan gerak-gerik lelaki tua itu dan baru menyadari bahwa dia memang sesekali menggoda pegawai wanita lainnya. Tetapi terhadap Heejin, hampir setiap ada kesempatan dia akan berusaha untuk mendekati Heejin. Sekecil apapun kesempatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream✔ • Heejin Jeno
FanfictionJeon Heejin, seorang gadis belia yang ditinggalkan sebatang kara oleh keluarganya. Ia menjalani hari-harinya tanpa menikmati indahnya kehidupan. Meskipun begitu, Heejin tetap berjuang untuk hidup karena sebuah alasan yang menjadi rahasia kecil Heeji...