13

337 108 390
                                    

Mau mengingatkan kembali kalau cerita ini hanya hasil dari imajinasi author saja. Sifat dan karakter tidak nyata :)

Aku yakin kalian tahu cara menghargai karya penulis.
Cie elah biar kayak lapak-lapak orang juga hehe :)

"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Aiden.

"Kurasa cara ini berhasil. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Kris." Heejin tersenyum.

"Tapi apakah kau masih pergi ke sana?"

"Sering kali semuanya hanya hitam dan gelap hingga aku terbangun lagi."

"Hmm... perkembanganmu pesat sekali ya..."

"Benarkah?"

"Iya. Mungkin karena tekadmu sangat kuat. Baiklah, lanjutkan lagi saja seperti yang kukatakan. Jika tidak ada masalah yang berarti kau bisa mengurangi kunjunganmu ke sini."

"Baiklah. Terima kasih dok!" Heejin menundukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.

"Haha, tapi sepertinya hari ini kau senang sekali?"

"Oh... iya, aku akan pergi berlibur hari ini." Jawab Heejin malu-malu.

"Ah, sama pacarmu yang kemarin tertunda itu ya?"

"Iya, akhirnya kami pergi hari ini setelah tertunda 2 minggu."

Penyebab ditundanya kepergiannya dengan Mark yang Heejin tahu adalah karena Mark tiba-tiba diminta untuk merevisi hasil kerjanya. Heejin tidak punya pilihan lain selain bersabar dan menunggu semuanya terselesaikan dengan baik, dia menahan rasa rindunya pada Mark.

Heejin tidak tahu, tidak pernah terlintas di benaknya tentang alasan yang sebenarnya.

"Baiklah kalau begitu, bersenang-senang lah!"

"Iya, saya permisi dulu." Heejin pergi dari ruangan itu.

Heejin memeriksa jam tangannya. Dia harus bergegas untuk pulang ke rumah. Dia tidak ingin Mark menunggunya terlalu lama. Heejin masih belum membeli ponsel, jadi dia tidak bisa memberitahu Mark bahwa dia akan terlambat.

Heejin berlari kecil ke halte bus. Tepat saat bus tiba, Heejin pun langsung melompat masuk. Heejin duduk sambil menghentak-hentakkan kakinya yang sudah tidak sabar untuk berlari ke rumah. Bahkan dalam kepalanya, Heejin sudah merencanakan apa yang harus dilakukannya dari awal tiba di rumah sampai Mark datang.

Seperti yang disarankan Mark, Heejin sudah menyiapkan satu buah koper di samping pintu masuk untuk membawa baju dan beberapa perlengkapan lainnya. Berjaga-jaga kalau mereka harus menginap, tapi Heejin berharap itu tidak perlu terjadi.

Tok tok tok...

Heejin membuka pintu itu.

"Agassi, aku membuat banyak kimchi jadi aku berbagi kepada para tetangga. Ini ambillah." Pemilik rumah memberikan sekotak kimchi pada Heejin.

"Ah... terima kasih."

"Apakah kau bisa memindahkan kimchinya ke kotak milikmu? Soalnya aku perlu menggunakan kotaknya lagi."

"Ah iya, akan saya pindahkan sekarang. Masuklah, tunggu di dalam."

Pemilik rumah itu masuk mengikuti Heejin dan duduk di kursi makan.

"Wahh... setelah kau tinggali rumah ini menjadi terlihat sangat bagus."

"Syukurlah kalau begitu." Heejin menjawab singkat sambil memindahkan kimchi.

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang