15

348 106 262
                                    

Heejin bangun dan melihat ke lantai sekitar tempat tidurnya yang dipenuhi dengan botol-botol kosong minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin bangun dan melihat ke lantai sekitar tempat tidurnya yang dipenuhi dengan botol-botol kosong minuman.

"Sudah tiga hari aku terus mengurung diri bersama minuman-minuman ini, sekarang haruskah aku pergi keluar hari ini?"

Heejin bangkit untuk membersihan rumahnya dan bersiap menyambut sinar matahari.

Setelah sekian lama berjalan tanpa arah, pilihan Heejin jatuh pada sebuah restoran. Ia masuk ke dalam sebuah restoran itu. Ini mungkin pertama kalinya dia pergi makan ke restoran seorang diri.

"Oh? Dokter Aiden?"

Heejin melihat dokter Aiden sedang makan bersama dengan seorang lelaki berambut gelap yang duduk berhadapan dengannya.

Kebanyakan orang mungkin akan menghampiri untuk menyapa, tapi tidak dengan Heejin. Tidak ingin mengganggu, Heejin duduk di mejanya dan memesan makanan.

Heejin melihat ke sekeliling dan merenung. Selama ini dia seperti hidup dalam gua, tidak pernah sungguh-sungguh menikmati kehidupannya. Meskipun Mark tidak tulus padanya, tetapi setidaknya Heejin bisa lebih menikmati hidup di dunia ini untuk sesaat. Mulai sekarang Heejin bertekad untuk hidup dengan lebih baik.

"Heejin-ssi?"

Itu dokter Aiden, pada akhinya justru ia yang menyapa Heejin terlebih dahulu. Heejin berdiri untuk menyapa Aiden.

"Ah, kenalkan. Ini Jeno, anakku." Ucapnya sambil menepuk bahu Jeno yang berdiri di sampingnya.

Heejin menundukkan kepalanya pada Jeno, Jeno membalasnya.

"Tidak perlu terlalu formal begitu, dia hanya sedikit lebih tua darimu." Jelas Aiden lagi.

"Bagaimana keadaanmu? Apa ada keluhan?"

"Tidak ada. Saya baik-baik saja." Jawab Heejin.

"Syukurlah kalau begitu. Kalau ada apa-apa, segera konsultasi ya!" Dokter Aiden mengedipkan matanya.

"Iya." Heejin tersenyum.

"Kalau begitu, kami permisi dulu ya." Ucap Aiden.

Dia dan Jeno beranjak dari sana.

Heejin menghabiskan makan siangnya lalu berjalan keluar. Jeno berdiri tak jauh dari pintu restoran itu, ia menghampiri Heejin.

"Kita sering bertemu ya." Ucapnya.

"Kurasa begitu."

Mereka hanya bertatapan untuk beberapa saat dan itu membuat Heejin merasa tidak nyaman. Heejin menundukkan kepalanya pada Jeno, menunjukkan bahwa dia ingin pergi. Heejin berjalan melewati Jeno, tetapi Jeno mengikutinya.

"Ke-kenapa...?" Tanya Heejin.

"Aku juga ingin pergi ke arah sana."

"Ah... begitu..."

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang