Gadis dengan gaun putih bersih dengan mahkota yang terpasang indah di kepalanya,gadis itu terlihat sangat-sangat cantik.Senyuman di bibirnya tidak pernah hilang,Adinda Fafa gadis cantik itu tengah berjalan anggun menuju sang calon suami yang sudah menunggunya di sana.
Di dampingi oleh Franky dan beberapa teman-temannya saat SMA dulu yang ikut menganggkat gaun Fafa yang jatuh ke lantai.
Ibay langsung berdiri dan menatap Fafa tanpa kedip"Gausah mangap gitu"ledek Kiki,mampus ucapan Ibay dulu Kiki akan balas disini.
"Subhanallah cantik bener nyonya Maldani"ucap Ibay.
Ibay membantu Fafa untuk duduk lalu memulai acaranya,Ibay merasa gugup bukan karena tidak bisa mengucapkan kalimat ijab Kabul ia gugup karena ada Fafa di sampingnya,gadis ini memang bisa membuat jantung Ibay dag-dig-dug ga jelas.
"Siap bay?"tanya pa penghulu,Ibay mengangguk.
Pa penghulu mengucapkan kalimat itu dengan cepat,dan Ibay pun mengucapkannya dengan lancar dan jelas tanpa ada typo sedikitpun.
"Bagaimana?"
"SAH!"jawab mereka keras,suara Ibay lah yang lebih keras.
"Allhamdulillah"
Mereka pun membaca doa,lalu acara demi acara pun mereka ikuti dengan senyuman.Jangan tanya teman Ibay sekarang sedang apa,pastilah mereka tengah menyerbu makanan dan minuman yang harganya lumayan.
"Ntar nikahan si Dio mungkin sovenirnya mobil lambo kali ya"ucap Fikri.
"Masih lama kali!lo udah jadi kakek-kakek paling"ejek Danu.
"Lo mungkin udah ga disini bang"ejek Fikri balik.
"Lo doain gue mati?"tanya Danu kesal.
"Kalo gue udah kakek-kakek berarti lo udah sesepuhnya dong yang palinggggggg tua banget"jawab Fikri enteng.
"Astagfirullah"
***
"Yah rumahnya sepi deh"
"Rumah Ibay sama Kiki ga jauh banget kali Bun"kata Kiki yang melihat ibunda tercintanya terlihat sedih karena anak-anak sudah mempunyai rumah sendiri-sendiri ya walaupun ga jauh banget si.
"Dio kan ada bun,nanti Ibay sering ke sini sama Fafa deh iya kan yang?"tanya Ibay,gadis itu mengangguk sembari tersenyum.Ibay memeluk pinggang gadis itu dari samping.
"Bunda gausah sedih,nanti Fafa kesini kok main sama Dio"kata Fafa.
"Jagain Fafa ya bay"pesan pa Dani dan Bu Andin.
"Iya pah,bun"
"Yaudah papa sama bunda pulang dulu-
"Saya juga mau pamit sama om dan tante"potong Franky.
"Loh kamu mau kemana Frank?"tanya Bu Andin.
"Ada kerjaan tan,saya juga mau urus-urus rumah"jawab Franky.
"Abang mau jual rumah itu?"tanya Fafa,dengan berat hati Franky mengangguk mantap.
"Kemarin ada yang liat-liat rumah itu tapi mereka bakal runtuhin rumah itu buat bikin perusahaan,kan tanah di sana luas jadi...gitu"jawab Franky lagi.
"Kamu gapapa kan?"tanya Franky.
"Gapapa bang,terus Abang mau tinggal dimana?"
"Sebelah rumahmu,kemarin sempat ketemu sama pemilik rumah itu katanya mau di lepas aja yaudah Abang bayarin sekalian biar deketan sama kamu,biar ponakan kamu bisa kenal kamu Adinda"
Fafa mengerutkan keningnya"Ponakan?Abang udah nikah?ko istrinya ga dibawa?"
"Dia ga mau ikut ke sini dan Abang juga dadak banget ga sempat ngabarin istri Abang karena Abang terlalu seneng pas Ibay bilang kamu masih hidup"jelas Franky.
"Ya Allah bang,kasian dong di sana sama siapa?"tanya Fafa lagi.
"Sama ibu,yaudah Abang pamit dulu nanti balik lagi kesini buat pindahan ya,kamu baik-baik disini.Bay jagain"
"Siap bang,ati-ati lo"kata Ibay.
"Yaudah gue duluan ya semua,assalamualaikum"pamit Franky.
"Waalaikumsalam"
Franky pun keluar dari rumah Ibay ia pergi di antar oleh orangnya pa Dani,satu persatu dari keluarga dan teman-teman Ibay mulai pulang ke rumahnya masing-masing.Ibay dan Fafa pun menaiki tangga untuk menuju kamar mereka.
"Kamu cape ya habis resepsi tadi?"tanya Ibay,Fafa mengangguk.
"Kaki aku rasanya pegel banget make sepatu tadi,aku kan jarang maksudnya ya ga setiap hari aku pake kalau ada acara-acara penting aja tapi ga selama tadi sih"jawab Fafa
"Uluu-uluuu kasian istri Ibay,Yaudah mandi gih,nanti aku pejetin deh"kata Ibay sembari mencubit gemas pipi gadis itu.
"Naruhin baju di lemari aja belum"peringat Fafa.
"Besok aja,cape kan udah mandi aja terus nanti aku pijet"ucap Ibay,Fafa pun hanya bisa mengangguk.
Sesampainya di sana Fafa di buat terkejut dengan isi kamar ini,Fafa memang pernah menempati rumah ini namun belum pernah masuk ke dalam kamar ini.
"Gausah punya rumah kalo kamarnya gini mah"ucap Fafa takjub dengan isi kamarnya.
Di sana ada satu kasur spring bed besar dengan sofa di depannya,ada juga televisi besar yang menempel di dinding.Kulkas,meja untuk Fafa berdandan pun sudah lengkap dengan skincare atau make up yang sering Fafa gunakan Ibay tau jenis kulit wajah Fafa dan skincare apa yang cocok untuk perempuan itu,dari bodycare sampai care-care yang lain ada di sana.Belum balkon kamarnya yang terlihat begitu mewah.
"Suka gak?"tanya Ibay sembari tersenyum.
Fafa mengangguk lalu mencium pipi Ibay berkali-kali"Kamu tau dari mana aku cocoknya sama merk ini?"
"Aku berguru sama Maya sebenernya"jawab Ibay,Fafa pun tertawa kecil.
"Makasiiiii banyak-
"Iya-iya,yaudah mandi terus sholat Maghrib biar aku imam i,ayo"potong Ibay mereka pun masuk ke dalam kamarnya.
Fafa menaruh kopernya di depan lemari baju yang terlihat sangat besar,ia pun masuk ke kamar mandi.Ibay yang sudah mandi pun keluar kamar untuk mengambil air wudhu karena kamar mandi sedang di pakai oleh Fafa.
Setelah Fafa selesai mandi dan gadis itu sudah mengunakan mukenah,Ibay pun sudah menggunakan baju Koko lengkap dengan sarung dan peci,mereka pun melaksanakan sholat Maghrib dengan khusyuk.
***
Jangan lupa vote,comen,and share cerita ini ke teman-teman mu yaaa❤️follow juga wattpad dan Instagram akuu.Terimakasih sudah membaca part ini,see you 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Ibay [✓]
Teen FictionSeburuk apapun kamu,serusak apapun kamu kalau kamu dilihat oleh mata yang tepat yang benar-benar tulus mencintai kamu apa adanya kamu akan menjadi yang terbaik dalam pandangannya. _ #Start, 27 oct 2019 #Revisi1,4 march 2020 #finish2,27 oct 2020