Terkadang manusia berfikir banyak tentang rencana sampai mereka lupa bahwa Tuhan adalah perencana terbaik
~
GrezanoGrezano POV
"Zano...!" Teriak Shani yang membuat ku tersadar dari tidurku
Shani menggenggam tanganku dengan erat dan dengan tatapan khawatir
"Kamu kenapa?" Lirih Shani, tidak aku membuat Shani khawatir
Aku menggeleng pelan dan tersenyum
"Enggak.. maaf buat kamu khawatir"
Dia masih terlihat khawatir
"Kamu kenapa no, kaya gelisah gitu tidurnya, mimpi buruk apa gimana?" Tanya ka Reza
"Kalo ada masalah cerita aja sama kita no, jangan di Pendem sendirian yang ada malah kepikiran terus dan akhirnya suka terbayang di mimpi" kali ini ka Mario
"Hem..aku ga apa ko ka, cuma kecapean aja" ku paksakan untuk tersenyum tapi pikiranku masih kalut dengan bayang-bayang perpisahan dengan Shani
"Jangan merasa sendiri no" ucap om nadech, aku masih mengingat bagaimana wajah om nadech ketika menikahkan aku dengan Shani
"Jangan sungkan untuk cerita sama kita ya no, kamu kan bagian dari keluarga kami" Tante Indri sudah di dekat ku dan mengelus pundakku pelan, betapa peduli nya mereka padaku
Tak sadar air mata jatuh menetes di pipiku, usapan lembut ku rasakan di pipiku
"Ada masalah apa?" Tanya Shani lagi dengan senyum bercampur khawatir
Ku balas senyumnya
"Bukan apa-apa ko hanya mimpi biasa, makasih ya Tante, om ka Reza dan ka Mario kalian mau peduli sama aku" ucapku tersenyum pada mereka yang di balas senyuman tulus dari mereka
Terima kasih kau sudah mengirimku di tengah-tengah keluarga yang begitu peduli padaku, saat Kau mengambil kedua orang tuaku Engkau juga menyiapkan keluarga baru padaku agar aku tidak pernah merasa kesepian di dunia ini dan lebih istimewa lagi Engkau kirimkan ku bidadari secantik Shani untuk melengkapi hidupku
Terima kasih Tuhan
Tolong jangan ambil kebahagian ini dari kami, aku hanya akan menganggap mimpi itu bunga tidur, bukan sesuatu yang harus aku fikirkan
"Beneran ga apa-apa?" Shani masih saja mengkhawatirkan ku, lihat betapa cinta nya dia padaku, Sampai aku tak sanggup mengecewakan nya apalagi sampai melukai hatinya
Aku menggeleng pelan dan mengusap jemarinya yang masih menggenggam jemariku erat
"Ga apa-apa jangan dianggap serius, oh iya aku hampir lupa buat ngasih tau kamu, sama yang lain terutama om, kalo Shani bisa pulang besok lusa, dan menjalani berobat jalan di rumah" jelasku yang di sambut pelukan yang hangat padaku dan juga Shani
"Terima kasih Zano, terima kasih hiks..hiks.." om terisak di pelukanku
"Ini semua berkat usaha dan dukungan semuanya, terutama ini adalah rencana yang Maha Kuasa, Zano merasa ga berbuat banyak" aku membalas pelukan om dan mengusap punggungnya pelan
"Akhirnya adik gue yang nyebelin ini bisa pulang juga" ucap ka Reza yang di akhiri tangisan hati
"Semoga semakin cepat sembuh ya sepupu gila ku" kali ini ka Mario masih dengan suasana tangisan haru ka Mario masih bisa berkata seperti itu
Ku lihat Shani yang tengah di peluk Tante Indri pun tak kalah harunya, Tante Indri bahkan sudah berkali-kali mengecup puncak kepala Shani dengan penuh kasih sayang
"Kesayangan mama akhirnya pulang hiks...hiks.."
Om masih menangis sesenggukan tapi pelukan kami sudah terlepas dan di gantikan seketika dengan pelukan ka Reza dan ka Mario
"Makasih banyak ya no, kamu berjasa banget bantuin Shani selama ini, mulai dari dia yang kabur sampai akhirnya dia mau menjalani semua pengobatan itu, makasih no" ucap ka Reza
"Makasih ya no, makasih banyak kamu emang hebat no, udah berusaha sejauh ini biar Shani bisa sembuh"
"Hem aku ga banyak melakukan apapun ka, aku cuma bisa berusaha semampu aku selebihnya Shani lah yang hebat, karena mampu menjalani semuanya dengan sabar walau beberapa kali putus asa, tapi dia hebat ka"
Pelukan kamipun terlepas dan mereka masih sesenggukan
Aku senang membawa kabar gembira ini pada mereka, semoga Shani benar-benar bisa sembuh total setelah ini
"Nanti kita syukuran ya kalo Shani udah bebas dari tumor, walau belul sembuh total tapi setidaknya kita bersyukur Shani sudah bisa pulang ke rumah" jelas om nadech
"Boleh pah, biar urusan makanan aku yang handle, oh iya kita mau ngundang siapa aja pah?"
"Paling sodara papah aja yang ada di Jakarta, yang lainnya kita kabarin kalo Shani udah bisa pulang" jawab om
"Ok pah"
"Kamu bisa ikutan kan mar?"
"Bisa ko om, sebelum aku pulang lagi ke kampung halaman"
"Gaya banget kampung halaman, bukannya lu di usir dari kampung halaman mar"
"Enak banget tuh mulut kalo ngomong, orang seganteng Mario mana ada di usir dari kampung halaman yang ada di rindukan orang-orang sekomplek" jelas ka Mario yang sukses membuat kami semua tertawa
"Hahahaha"
"Iya di rindukan orang-orang sekomplek terutama ibu-ibu ya hahahaha" ledek ka Reza lagi, mereka ini ga ada habisnya
"Emang gue kang sayur di rindukan ibu-ibu" ka Mario misuh-misuh ga jelas
"Hahaha cocok soalnya mar hahaha, iya ga no?"
"Hahaha iya ka"
"Waaah parah banget kamu no" kesel ka Mario
"Aaw..." Shani mencubit lenganku
"Apasih, benerkan" ucapku padanya yang di balas tatapan tajam
"Hehe" ku acungkan jari telunjuk dan jari tengahku ke arah Shani
Setelah nya ku kecup keningnya dengan penuh kasih sayang
Cup
"Semoga cepat sembuh ya" ku berikan senyum terbaik untuknya
Dan di balas dengan senyuman yang tak kalah manisnya, semanis coklat selembut sutra
Semoga Shani cepet sembuh ya ,amin
Bagaimana kisah mereka selanjutnya, apa mereka beneran akan menikah dan berakhir bahagia hehehe
Author tetep keukeuh pada sad ending sih 😁😁😁😁
Kayanya seru gitu kalo sad ending 😂😂😂
Kalo pada ga mau sad ending, author jadi pengen tau sebanyak apa yang pengen ceritanya berakhir happy ending
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctors (END)
Teen FictionSeorang gadis yang berputus asa melawan penyakit yang di deritanya merasa tidak berguna lagi hidupnya dan merasa hanya membebani orang-orang yang ia sayangi sampai akhirnya datang seseorang yang merubah segalanya "jangan mengenalku lebih dalam atau...