lagi dan lagi

788 60 10
                                    

Takdir yang sangat misterius terkadang membuat seseorang tak dapat menerimanya dengan mudah
~
Grezano





















Grezano POV

Ku lihat pantulan diriku di kaca, memastikan lagi dan lagi mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki semua sudah nampak sempurna tapi rasanya jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, gugup kembali melandaku

Ku lirik figura di atas nakas memperlihatkan Zano kecil yang tengah di apit oleh ayah dan ibunya dengan tawa yang sangat polos

"Ibu restui aku untuk memulai hidup yang baru" gumam ku

"Ayah restui aku untuk menjadi pemimpin di keluarga kecilku"

Ku usap figura itu sampai tak sadar setetes air mata jatuh di figura itu

Ku tarik nafas yang dalam dan menghembuskan nafas secara perlahan berharap kegugupanku sedikit hilang, ku simpan kembali figura itu di atas nakas

Dengan perlahan namun pasti aku keluar dari kamarku dan menuju lantai bawah di mana para kerabat dari keluarga ayah dan ibu sudah menunggu, begitu juga kerabat om nadech dan Tante Indri

Sesampainya di bawah ku lihat mereka menyambut kedatanganku, Tante Indri dan om nadech menggandeng lenganku menuju kursi dimana akad akan di langsungkan

Aku di persilahkan duduk dan ikuti om nadech yang duduk tepat di depanku dan penghulu di samping om nadech, kegugupanku bertambah semakin parah kali ini, beberapa kali ku hembuskan nafas kasar

"Rilex aja no" ucap om pelan, aku hanya tersenyum sebagai jawaban

"Silahkan calon mempelai wanitanya" ucap pa penghulu

Tak lama Shani keluar di gandeng oleh ka Reza dan ka Mario di sisi kanan dan kiri, dapat ku lihat Shani nampak berusaha untuk dapat berjalan secara perlahan sampai di sampingku, dengan riasan sederhana yang dia inginkan untuk menutupi wajah pucatnya tapi masih dapat ku lihat dia tidak sedang baik-baik saja, dengan senyum yang tak pernah luntur di wajahnya dia nampak bak bidadari dengan balutan gaun pengantinnya berwarna putih yang dia idam-idamkan selama ini

Kini Shani duduk di sampingku, masih dengan rasa sakit yang dia sembunyikan di balik senyumnya, hampir saja aku meneteskan air mata jika saja Shani tidak menggenggam jemariku seakan memberikan ku kekuatan untuk bertahan selama acara berlangsung

Penghulu kembali memberi instruksi agar akad segera di mulai

"Silahkan jabat tangannya" akupun menjabat tangan om nadech

Pa penghulu sedikit berdiskusi pada om nadech yang di jawab anggukan

"Saya nikahkan, dan kawinkan ananda grezano putra Harlan kepada putri kandung saya Shani Indira lee binti nadech Indira lee dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 48 gram di bayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Shani Indira lee binti nadech Indira lee dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" dalam satu tarikan nafas aku mengucapkan akad

"Gimana para saksi?" Tanya penghulu yang di jawab sah oleh mereka

"Alhamdulillah"

Di akhiri dengan doa dan harapan oleh semuanya proses akadpun selesai

"Selamat sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, silahkan di cium kening istrinya"

Aku menatap Shani dengan sedikit gugup, kenapa ya padahal kan sering cium kening Shani tapi rasanya kali ini berbeda

Penghulu memberi instruksi posisi yang baik pada kami, sampai aku berhadapan dengan Shani

Ku kecup kening Shani dengan perlahan

Cup

Shani masih tersenyum dengan tulus

Di lanjutkan kan dengan tanda tangan di surat nikah, maka serangkaian akadpun selesai

Shani nampak sudah kelelahan, aku tidak bisa memaksanya untuk terus berada di tengah-tengah keramaian seperti ini

"Kita ke kamar aja ya" dia hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban

Ceklek

Kami sampai di kamar, ku posisikan dia untuk duduk di tepi ranjang

"Kamu bahagia?" Tanyanya lirih

"Sudah pasti aku bahagia"jawabku dengan senyum

"Terima kasih sudah mau memenuhi permintaan terakhirku" ucapnya semakin pelan

"Tidak, bukan memenuhi permintaan mu tapi ini yang kita inginkan selama ini kan"

Dia hanya mengangguk dengan lemah, Shani tiba-tiba ambruk dan jatuh kepelukanku, ku kecup puncak kepalanya

"Aku..ba..hagia sekali, menikah dengan orang..yang aku cintai...terima kasih...Te..rima...kasih"

"Berhenti berbicara, kamu sudah sangat kecapean Shan" aku menggeleng dengan kuat pikiranku kacau

"Aku...sa...yang..kamu...Zano...i......love..you" ucap Shani semakin melemah

Ku rasakan Shani tak bergeming setelah mengatakan itu, dia nampak sudah tertidur sangat pulas sampai aku tak dapat merasakan deru nafasnya lagi

"Shani...hiks...hiks..., Kenapa kamu ninggalin aku Shan.. hiks...hiks... Shan"

"SHANIIIII......" teriakku sambil terus memeluk Shani dengan erat berharap Shani kembali dalam pelukan ku tapi itu mustahil

Shani ku sudah pergi, pergi untuk selamanya, pergi meninggalkanku dengan begitu cepat

"Shani...Shani..sha...ni...hiks..hiks..sha..ni...hiks"




























END












Tapi bohong hahaha (ketawa jahat)

Jangan terlalu serius ah bacanya, takut pada sedih nanti hujan lagi hahahaha

Maafkan author

Semoga harapan kalian menjadi nyata antara sad ending atau happy ending ya hehehe

Maaf kalo ada typo 😊😊😊😊

My Doctors (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang