Aku tak sanggup

1.4K 98 3
                                        

Hatiku sakit melihatnya seperti ini tapi aku tidak punya pilihan lain, Tuhan kuatkan aku mengahadapi ya
~
Grezano

Grezano POV

Malam ini aku akan memberi jawabanku atas tawaran dari Tante Indri, sebenarnya aku senang di ajak tinggal bersama tapi aku ragu, aku takut tidak sanggup melihatnya menderita tepat di depan mataku

Aku sudah berada tepat di depan pintu rumah Shani, rumah yang cukup besar dengan nuansa modern, aku menghela nafas

Teeett teeett

Setelah ku pencet bel tak lama ada seseorang yang membukakan pintu, ternyata Tante Indri

"Eh nak Zano, ayo masuk" Tante Indri mempersilahkan aku masuk

"Terima kasih Tante"

Aku mengikuti Tante ke ruang tengah yang sudah ada om nadech yang tengah duduk santai

"Eh Zano, sini duduk nak, jadi gimana, apa kamu terima tawarannya?" Tanya om nadech saat aku baru saja duduk

"Jadi gini om, aku sebenarnya bukannya aku nolak cuma aku ga enak aja kalo harus tinggal di sini, aku lebih tinggal sendiri om"

"Hem itu keputusan kamu, tapi gimana sama Shani?"

"Om tenang aja aku udah beli satu unit rumah di sekitar sini om, biar lebih mudah aku ngerawat Shani"

"Oh yaudah syukurlah kalo gitu, kamu udah jauh lebih dewasa, om bangga sama kamu, almarhum mama dan papa kamu juga pasti bangga sama kamu"

"Makasih om"

"Yaudah di minum dulu, nanti kita makan malam bersama ya" ucap Tante

"Hem iya Tante, makasih" akupun meminum jus orange yang udah di sediakan tante untukku

Tiba-tiba terdengar teriakan dari lantai dua tepatnya kamar Shani, om dan tante sontak langsung beranjak dan berlari ke arah kamar Shani dengan wajah khawatir, begitu pun dengan ku

"Kamu kenapa sayang?" Tanya om yang langsung memeluk Shani

"Kenapa?" Tanya tante

"Rambut aku mah hiks hiks" tangis Shani mulai pecah, ini pertama kalinya ia kehilangan rambut dari efek samping kemoterapi

"Sayang tenang ya, ini bagian dari pengobatannya, ini ga akan lama nanti rambut kamu bakalan tumbuh lagi dan akan indah lagi" om nadech mencoba menenangkannya

"Tapi pah apa aku harus kehilangan rambut kesayanganku ini hiks hiks hiks" ucap Shani lirih, aku tidak sanggup mendengar keluhannya, hatiku sesak mendengarnya

"Yang sabar ya sayang, kamu pasti bisa melewati ini semua"

Aku hanya mampu berdiri di ambang pintu tanpa bisa berbuat apa-apa, akhirnya aku memilih keluar dan bersandar di dinding dekat pintu kamar Shani

"Aku ga sanggup lihat kamu kaya gini Shan" ucapku lirih, air mataku sudah menetes dari tadi, tangis Shani bahkan masih terdengar di telingaku, sangat memilukan

My Doctors (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang