Jangan merasa takut, di sini aku menemanimu, kamu tidak sendirian
~
GrezanoGrezano POV
Aku terbangun dari tidurku yang cukup lama, mungkin aku kelelahan setelah menangis sampai tidak sadar aku tertidur, aku masih menggenggam jemari shani, ku lihat jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 22.20, ku lihat kerah wajah shani yang masih damai dalam tidurnya, belum ada tanda-tanda dia akan bangun, aku menghela nafas lelah, ku lihat ke arah luar tepat di sebrang sana keluarga shani tertidur dengan posisi duduk di kursi, mereka pasti kelelahan tapi inilah bukti cinta mereka pada shani, aku kembali melihat ke arah shani dan mendekatkan wajahku ke arahnya
"ga apa-apa kalo kamu masih ingin istirahat malam ini tapi aku mohon besok kamu bangun"
cuup
ku kecup keningnya pelan seperti biasa dan tak lupa menaikan selimutnya, lalu aku beranjak dari ruanga ICU dan memilih kembali ke ruanganku, aku akan butuh tenaga untuk esok hari
rumah sakit cukup sepi saat malam hari seperti ini tapi tak membuatku takut karena aku sudah terbiasa dengan suasana mencekam seperti ini
ceklek
aku memasuki ruanganku dan menuju ruangan tersembunyi atau lebih tepatnya kamar khusus, dan aku memilih langsung merebahkan tubuhku di ranjang king size ini, masa bodo dengan mandi, aku sudah lelah
tak butuh waktu lama aku sudah menuju alam mimpi, ku harap kita bertemu di alam mimpi shani
...
'aku ga kuat mengadapi ini, aku lelah, ini menyiksaku' ucap seseorang dengan rambut terurai yang tengah memunggungiku, aku mengenali suaranya, aku masih bertanya-tanya tapi tak lama dia berbalik ke arahku
'lebih baik aku pergi, aku sudah lelah dengan semua ini, dan aku tidak mau terus-menerus menyusahkan mama, papa dan kakak' dia menangis sejadi-jadinya, aku mencoba meraihnya tapi entah kenapa langkahku berat sekali
'terima kasih sudah mau merawatku, aku mencintaimu'
'jangan rindukan aku, hidup bahagialah dengan orang lain, aku hanya masa lalu mu'
'sekali lagi terima kasih banyak'
perlahan dia mulai menghilang dari pandanganku, kenapa aku tak dapat meneriakinya, kenapa aku tidak dapat meraihnya, kenapa aku tak dapat mengejarnya, tidak shani jangan tinggalkan aku hiks hiks hiks
"SHANIIIIIIII........."
Aku terbangun dari tidurku dengan keringat di dahiku, haaah itu hanya mimpi tapi kenapa senyata itu, apa ini pertanda?, tidak tidak mungkin aku menggelengkan kepalaku
ku lihat jam yang masih di pergelangan tanganku, semalam aku tidak melepaskannya, sekarang sudah pukul 6 pagi, cepat sekali rasanya, aku beranjak menuju kamar mandi untuk bersih-bersih badanku rasanya lengket sekali
aku mengguyur seluruh tubuhku dengan sower, aku masih teringat saat dia memilih menyerah dan pergi dari pandanganku, air mataku kembali mengalir menyatu dengan air dari sower
selesai dengan urusan bersih-bersih aku segera memakai pakaianku yang kebetulan memang ada di sini karena ada lemari kecil di sini, sengaja jaga-jaga jika aku tidak pulang seperti sekarang ini, setelah ini aku akan kembali melihat keadaan shani di ruang ICU, jangan terlalu betah di ruangan itu shan
begitu aku keluar dari ruangan khususku kulihat beberapa suster berlarian dengan tergesa-gesa ke arah ruang ICU, akupun segera berlari aku khawatir dengan shani, karena hanya dia yang pasien di ruang ICU
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctors (END)
Teen FictionSeorang gadis yang berputus asa melawan penyakit yang di deritanya merasa tidak berguna lagi hidupnya dan merasa hanya membebani orang-orang yang ia sayangi sampai akhirnya datang seseorang yang merubah segalanya "jangan mengenalku lebih dalam atau...