Rumit

940 84 0
                                    

Terlalu rumit untuk di jelaskan
Tapi yang pasti rasanya sakit
~
Grezano











Grezano POV

Setelah selesai mengurus berkas yang diperlukan untuk operasi aku kembali ke kamar Shani membawa nampan yang berisikan makan malam untuk Shani dengan senyum yang tidak  pernah pudar dari wajahku

Ceklek
kubuka perlahan pintu kamarnya, awalnya aku terkejut karena ada ada orang lain yang tidak kukenali tapi dia tampak akrab dengan Shani

" eh hai kata Shani kamu dokternya ya"  ucapnya Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa hanya senyum yang dapat kuperlihatkan padanya

" kenalin nama aku Mario" ucapnya mengulurkan tangan untuk berkenalan denganku

Kusambut uluran tangannya dengan senyum yang ku paksakan

"Grezano" balasku

" Makasih ya udah mau rawat Shani yang bandel ini hehe" ucapnya lagi

" apaan sih" cemberut Shani

" Haha aku udah biasa ko ngadepin dia apalagi sifat bandelnya" jawabku

"Lain kali kalo dia bandel lagi jewer aja telinganya" ucapnya sambil menjewer telinga Shani, dan Shani hanya mendelik dan meringis kesakitan, sebenarnya apa hubungan di antara mereka

"Oh iya ini makan malam untuk Shani" melihat interaksi mereka membuat ku hampir lupa dengan niat awalku

"Waaah iya, biar aku yang suapin" dia dengan cepat mengambil alih nampan di tanganku, biasanya aku tidak pernah melewatkan menyuapi Shani tapi kali ini ada orang yang dapat menggantikan ku

Aku masih berdiri mematung di tempatku melihat Shani di suapi oleh orang yang bernama Mario itu dan aku hanya tersenyum miris melihat pemandangan yang merobek hatiku ini tapi tidak ada yang bisa ku lakukan

"Kalo gitu aku permisi dulu" pamit ku, ku lihat raut yang tidak dapat ku artikan dari Shani

Ku langkahkan kaki dengan nafas berat keluar dari kamar Shani, aku tidak bisa berlama-lama melihat pemandangan yang hanya membuat dadaku sesak

Setetes air mata jatuh tanpa izinku saking sesaknya dadaku, dia terlihat lebih baik dari aku dan lebih pantas dengan Shani, dia dengan mudah membuat Shani tertawa tidak seperti ku yang hanya bisa membuat Shani marah dan kesal, aku tidak ada apa-apa nya di bandingkan orang itu

Ku langkahkan kaki ku semakin cepat ke arah ruangan khusus aku tidak ingin ada orang yang melihatku menangis seperti ini

Sesampainya aku di ruangan khusus langsung saja aku merebahkan badanku di kasur dan menumpahkan air mata yang sejak tadi kutahan

Katakan Saja aku cemburu melihat interaksi mereka tapi tak ada yang bisa aku lakukan selain menikmati rasa sakit ini,  tidak mungkin juga aku mengusirnya dan mengatakan jika Shani itu miliku

aku yang tidak tahu seperti apa perasaan Shani padaku hanya mampu mencintai dia dalam diam dan tulus, aku sudah bahagia bisa seperti ini saja walau harus beradu mulut dengan dia

Saking lelahnya menangis sampai tak sadar aku sudah menuju alam mimpi

"Hoaaam" aku terbangun dari tidurku Yang sebentar kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 9 malam, aku beranjak dari kasurku dan mencuci wajahku, walau perasaan cemburu ini hampir Membunuhku tapi aku akan tetap melakukan rutinitas ku untuk memastikan jika Shani nyenyak dalam tidurnya

Setelah selesai mencuci wajahku kulangkahkan kaki menuju kamar shani, malam ini sedikit mendung mungkin langit tau jika suasana hatiku juga sedang tidak baik hari ini

Ceklek
Ku buka pintu secara perlahan takut membangunkan Shani yang mungkin sudah terlelap

Ku lihat om dan tante tengah tidur di sofa dan laki-laki itu juga sedang tertidur sambil terduduk di samping bangsal Shani, hari ini dia mampu menggantikan semua yang biasa ku lakukan

Aku hanya memandangi Shani yang tengah terlelap di ambang pintu tanpa berniat masuk ke dalam, melihat nya dari sini saja sudah cukup bagi ku, ku tutup kembali pintu dengan perlahan, tujuan utama ku sekarang adalah danau

Ku duduk di tepi danau dan melihat air danau yang begitu tenang, aku berjanji tidak akan meninggalkan mu tapi apakah kamu yang akan lebih dulu pergi dariku dan meninggalkan dengan janji yang ku buat sendiri, air mata kembali menetes dan ku biarkan saja mengalir melewati pipiku

Saat dia datang bagaikan pahlawan pada mu apa kau akan melupakan semua yang ku lakukan untukmu, semudah itu kamu pergi dan melupakan ku shan

Tangisan ku pecah saat dadaku semakin sesak, jika mereka mengira laki-laki tak bisa menangis maka mereka salah, laki-laki juga bisa menangis jika mereka sudah tidak mampu menahan rasa sakit di hatinya, biarkan air danau ini menjadi saksi dari tangis pilunya seorang grezano

Hujan perlahan mulai turun dan membasahi tubuhku tapi tak ku pedulikan karena aku bahkan tak sanggup untuk berdiri bahkan aku tak sanggup jika bahagia Shani bukan karena aku tapi karena orang lain, aku tidak sanggup membayangkan itu

Terlalu cepat kah aku menyerah atau aku tau sejauh mana kemampuan ku untuk membahagiakan mu, jika kau tidak membuka sedikit saja pintu hatimu untukku apakah aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan hatimu

Siapa sebenarnya yang kamu pilih, jika bukan aku kenapa kamu seakan memberi ku harapan untuk mendapatkan hatimu

Satu jam lamanya aku di sini sampai tetesan air hujan tidak ku rasakan lagi di atas kepala ku, badanku menggigil karena dingin tapi aku masih tak sanggup untuk beranjak dari sini,tapi besok pemeriksaan Shani masih berlanjut itu artinya aku harus beranjak dari sini dan bersiap untuk esok, bagaimanapun juga aku ingin Shani cepat sembuh, dan aku harus menurunkan egoku

Aku beranjak dari tepi danau ini dengan langkah yang berat, semua berat saat tidak ada kamu di sisiku Shan, perlahan namun pasti aku sampai di ruangan khusus ku dan membaringkan tubuhku di kasur tanpa mengganti pakaian ku yang basah karena aku tak sanggup untuk sekedar berganti pakaian, seperti nya aku demam, tak kuat dengan rasa dingin yang melanda dan juga kantuk akupun tertidur dengan air mata yang kembali menetes



Akhirnya update

Maaf lama

Selamat membaca

Maaf kalo ada typo 😊😊😊

My Doctors (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang