23

85 19 1
                                    

***

Song
SE O - I Will

Disela makannya, Sinb masih melamun memikirkan tentang kerja sama dengan Irene.
Apa ia akan menuruti tujuannya dengan bekerja sama dengan Irene atau mempertahankan pernikahannya?

'secara tidak langsung, aku benar benar memang mencintai nya'

Sinb menggelengkan kepalanya

"Kamu kenapa?" Tanya Sehun membuat Sinb kaget

"Hobi banget ngagetin"

"Aku gak ada maksud ngagetin kamu, emangnya mikirin apa?"

"Bukan urusanmu"

"Setelah makan minumlah obat ini, agar suhu tubuhmu turun"

"Gak usah, aku udah baikan" Sehun menarik pergelangan tangan Sinb kemudian meletakkan obat nya di tangannya

"Gak terima penolakan"

"Bi' pastikan kalau Sinb meminum obatnya"

"Baiklah den" jawab bibi', kemudian Sehun pergi meninggalkan ruang makan. Sinb merenggut kesal.

-*-

Hujan hari ini sangat awet hingga jam menunjukkan pukul 9 malam masih saja belum berhenti malah ditambah suara petir membuat seorang yang terbaring di ranjangnya dengan tidak sadar menggigau, ia sedang mengalami mimpi buruk lagi, keringat dingin mengucur di pelipisnya. Suhu tubuhnya masih sama. Efek kehujanan tadi sore menambah buruk kondisinya. Padahal sudah ia niatkan untuk tidur lebih cepat agar porsi tidurnya tidak kurang lagi.

"Sinb kemana bi'" tanya Sehun pada bibi' di ruang makan

"Non Sinb sepertinya sudah kembali ke kamarnya den"

"Apa dia sudah makan malam dan minum obatnya"

"Sudah den"

Sehun kemudian melangkahkan kakinya untuk naik ke lantai dua tepatnya ia sekarang berada di depan kamar wanitanya. Perlahan ia membuka pintu tanpa mengetuk atau bersuara dahulu minta izin pada pemilik kamar.

Keadaan kamar sudah gelap hanya ada sinar dari luar dan cahaya kilatan petir yang masuk kedalam kamar. Dan juga hanya cahaya tumblr dream catchere yang menerangi Sinb di atasnya.
Sehun mendekatinya, ia pikir Sinb tak akan bermimpi buruk lagi nyatanya tidak. Ia melihat wajah Sinb yang tidak baik baik saja dengan keringat dingin di pelipisnya.

"Aku tidak mau, jangan tinggalkan aku!" Suara lirih Sinb

Ia menutup tirai itu dan kemudian perlahan mulai naik ke atas ranjang di samping Sinb. Sehun Menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sinb dan kemudian.

"TIDAK!!!" Sinb membuka matanya nafasnya menderu. Namun seketika ia kaget dengan posisinya, sebuah tangan melingkar di perutnya lebih tepatnya seperti backhug dan satunya lagi sudah menjadi tumpuan kepalanya.

"Kamu mimpi buruk lagi" suara yang membuatnya tegang

"Kenapa kamu disini" ucap Sinb dengan nada yang hampir seperti berbisik

"Lepaskan aku, pergilah dari sini!" Suaranya mulai meninggi meskipun kalah dengan suara hujan yang deras diluar sana.

"Biarkan seperti ini, aku tau kamu membutuhkan ini" suara Sehun sangat dekat seakan tepat di belakang kepala Sinb

Sinb sangat lemah ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, karena ia mulai menangis lagi.
Sehun membalikkan tubuh Sinb agar menghadap kearahnya. Ia menarik tangan Sinb agar dapat melihat wajahnya. Kedua mata mereka bertemu kembali. Posisi mereka mereka sangatlah dekat tangan Sehun terangkat menyentuh dahi Sinb.

My Rival Is My First Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang