3: Terpikirkan

459 67 0
                                    

Sunwoo tengah menatap pantulan dirinya di sebuah kaca besar. Saat ini dia sedang duduk dengan nafas menggebu-gebu di ruang latihan.

Menjadi treeine muda adalah pilihan seorang Kim Sunwoo. Lelaki remaja itu harus fokus mengejar impiannya sebagai Idol tapi disamping itu juga di umurnya yang masih sekolah membuatnya juga kadang putus asa sendiri.

Tak terkecuali seperti kemarin. Saat dia pingsan di sebuah cafe dan bertemu dengan sosok Herim.

Gadis itu membuat pikirannya bercampur aduk dari biasannya.

"Apa kau tidak mau mencicipi dulu supnya? Kau benar-benar baik-baik saja?"

Sunwoo menatap manik gadis di depannya. Teduh seperti manik mata sang ibu.

Sunwoo memutuskan duduk kembali dan mengambil mangkuk sup itu dan di habiskannya setengah.

"Jika aku boleh saran. Kalau kau memiliki masalah jangan berlari ke club, diusia mu yang masih muda seperti ini benar-benar tidak menguntungkan"

Tangan Sunwoo berhenti menyendokkan sup didepannya. Secara perlahan menatap tak enak gadis didepannya lalu kemudian bangkit dan membungkukkan badan.

"Terimakasih atas makanannya. Dan untuk hal itu, seharusnya kau tak berfikir untuk ikut campur bukan? Kalau begitu aku permisi"

Sebelum Sunwoo benar-benar menghilang Herim sempat berkata.

"Aku tidak mencoba mengurusi urusanmu. Tapi seorang remaja seusiamu sangat mudah terpengaruh aku hanya takut kau salah jalan saja jika itu membuatmu tidak nyaman aku minta maaf"

Clek..

Sunwoo menolehkan kepalannya menatap teman treeinenya. Son Eric, remaja dibawahnya satu tahun itu baru saja datang dengan baju seragamnnya.

"Loh!? Hyung kau disini sedang apa? Bukannya jam latihanmu kemarin?"

"Aku kemarin sibuk jadi baru bisa latihan sekarang. Kau baru saja datang? Kenapa tidak mengganti pakaian dulu?"

"Ahh Eomma ada urusan jadi aku langsung kemari"

"Oh begitu.. Kalau begitu selamat latihan aku pergi ya?"

Lelaki keturunan LA itu mengangguk sebelum akhirnya Sunwoo pergi begitu saja meninggalkan ruangan latihan dengan beberapa keringat yang masih saja menempel.

Menatap langit yang sedikit mendung. Herim tengah duduk menunggu bisa. Hari ini cafe tak banyak pengunjung, masih sama seperti biasa. Membuat Herim lagi-lagi hanya bisa pasrah. Mengiangat minggu depan dia harus bayar kontrak tempat cafenya itu membuatnya pusing.

Sempat terpikir jika dia harus kerja partime di tempat lain. Tapi bagaimana nasib cafenya nanti, sangking takutnya Herim bahkan tak memperkejakan siapapun untuk cafenya agar bisa membayar biaya kontrak cafe tanpa potongan gaji karyawan.

Sekilas Herim menoleh ke samping. Sesaat setelah seseorang duduk disana menunggu bis. Tapi sedetik kemudian dahinya menyirit. Seperti tidak asing dengan jaket hitam itu.

"Kau? Remaja mabuk itu kan?"

Lelaki yang tadi mau memasang airpods pada telingannya terhenti saat suara seseorang dari arah sampingnya menyapa telingannya.

"Eoh!? Benar? Wah apa ini kebetulan?"

--------

Barista Noona -Kim Sunwoo- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang