"Kau masih disini?" Sunwoo yang tengah bersandar pada dinding ruangan latihan sedikit melirik lelaki cantik yang baru masuk dan kini berjalan mendekatinya.
Sunwoo bahkan tak mengatakan apapun. Lelaki itu malah asik meneruskan kegiatannya. Melihat video dance practice singlenya barusan.
"Kau masih memikirkan gadis itu?"
"Namanya Herim Hyung.. Dia punya nama" New yang tengah bersendakap berdiri tak jauh dari Sunwoo hanya bisa menghela nafas dan kini menepatkan dirinya duduk di samping sang makne nomor duanya.
"Hmm siapapun itu lah pokoknya. Kau mau sampai kapan bertingkah seperti ini hem? Sekarangkan jamannya teknologi, kenapa kau tidak menelfonnya saja? Jangan bilang gadis itu tak memiliki ponsel"
"Punya.. Hanya saja aku lupa belum meminta nomor ponselnya sampai sekarang--akh Hyung ini sakit"
Pukulan di layangkan New setelah mendengar kebodoan dongsaengnya tepat di kepala bagian belakangnya, walau tidak sekeras itu tapi bisa di katakan tidak tepat waktu saja.
"Kau ini benar-benar bodoh ya! Setidaknya jika kau menyukai seseorang nomor ponsel miliknya adalah hal utama. Sudah kuduga kau itu tak cocok jika mengencani seorang gadis yang lebih tua darimu. Dasar!"
New memukul Sunwoo sekali lagi membuat si penerima hanya mendengus kesal. Lalu pergi meninggalkan Sunwoo setelah berkata
"-- Kau harus menemuinya lagi, minta nomor ponselnya dan jika perlu jelaskan perasaanmu itu. Kau harus menjadi laki-laki yang pemberani dong! Masa menyatakan perasaan begitu saja tidak sanggup. Aku pergi aku mau menemui manager hyung, jangan lupa nanti siang ada meeting bersama yang lain"
Setelah mendengar dehaman Sunwoo. New benar-benar pergi dari sana meninggalkan Sunwoo yang mulai beranjak dan membereskan barangnya. Hari ini dia harus menemui kekasihnya itu sebelum ketahuan lagi oleh managernya. Toh dia sudah berlatih akhir-akhir ini, setidaknya dia butuh refresing.
Disisi lain. Seorang gadis menatap kedua remaja muda lainnya tengah bertengkar. Tak ingin repot memisahkan keduanya, ia hanya sekedar lewat dan menggeleng.
"Sudah kubilang aku yang akan disini! Ini tempatku!"
"Tapi Herim nuna membebaskan karyawannya untuk berkerja apapun! Kenapa kau memerintah!"
Hanya masalah siapa yang duluan mengambil pesanan. Membuat Siyeon dan juga Eric saling bertengkar seperti sekarang ini membuat Herim harus turun melayani pelanggan sendiri dan meminta maaf atas keributan yang terjadi.
Soal Eric mengapa ada disini dan tentang kenapa dia menjadi karyawan tempat ini. Itu semua karena rasa sukanya pada sosok Herim.
Masih ingatkah jika Eric pernah meminta nomor pada Herim. Dan beberapa minggu kemudian remaja lelaki itu mengungkapkan perasaannya, Herim tentu saja menolak sebenarnya ada sesuatu yang tidak bisa didalam hatinya selain dia juga baru saja mengenal sosok Eric yang kini entah apa yang dipikirkan lelaki remaja itu justru melamar kerja di tempatnya.
Sudah seminggu terakhir Eric bekerja di Bloom Cafe's. Herim pikir lelaki itu tak sungguh-sungguh dalam bekerja tapi melihat semuanya teratasi dengan sangat baik Herim pun tak memiliki alasan untuk memecat Eric. Walaupun tak dapat di pungkiri jika tujuan awal Eric adalah ingin dekat dengannya dan membuatnya jatuh cinta.
"Kalian mau sampai kapan bertengkar seperti itu? Apa kalian mau ku liburkan?"
Bahkan sekarang entah ada angin dari mana. Herim berfikir jika kedua remaja itulah yang nantinya akan berkencan bukan dirinya dan Eric. Melainkan Siyeon dan Eric yang selalu mendebatkan hal-hal tidak masuk akal menurutnya.
"--tidakkah kalian mendebatkan sesuatu yang berat? Kenapa masalah pesanan pertama saja kalian ributkan? Yaampunn"
"Kau tidak mengerti nuna! Dia itu selalu menyuruhku untuk di dapur! Aku kan juga ingin sekali-kali menerima pesanan"
"Hei! Kau kemarin kan sudah giliran aku sekarang!? Jangan beraninya cuma mengadu kau ya!"
"Tapi kan---"
Sudahlah. Berapa kalipun aku ingatakan juga pasti akan berujung debat lagi bahkan Herim sampai bosan jika mendengar perdebatan mereka itu.
Krincing... Krincing..
"Anyeonghaseyo!! Sela-- Eoh? Hyung!"
---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Noona -Kim Sunwoo- [End]
Fanfiction"Frappucino pesanan anda. selamat menik- Heii! Yak! kau mabuk?" . . . . .