Herim menatap penasaran lelaki yang beberapa waktu lalu ingin menemuinya itu. Seperti tidak asing, tapi siapa? Dia lupa.
Lelaki itu justru dengan santainya meneguk minuman yang tadi sempat di pesannya. Lalu merasa di perhatikan dia pun berdeham sebentar lalu melepas maskernya.
"Apa kau tidak ingat denganku?" Herim semakin menyirit setelah berhasil melihat jelas wajah lelaki itu.
"Memangnya kau siapa? Apa kita pernah bertemu?" Hyunjae mendengus sedikit kesal sebenarnya. Wajah setampan dirinya dilupakan.
"Aku yang datang kemari beberapa bulan lalu bersama Sunwoo" Mulut Herim membuka lebar dengan mata nan bulat.
"Ahh!! Benar! Kau lelaki itu.. Aku baru ingat pantas saja tidak asing. Mau apa kau menemuiku?"
"Namaku Hyunjae. Aku rekan kerja Sunwoo" Herim menyiritkan dahi bingung namun kemudian menerima uluran tangan Hyunjae didepannya.
"Ah~ Jadi itulah kenapa dia jarang kemari karena bekerja lagi ya? Senang berkenalan denganmu.. Aku Herim"
Keduanya melepas jabatan lalu Hyunjae sedikit penasaran dengan ucapan yang dilontarkan Herim.
"Bekerja lagi bagaimana maksudnya?"
"Ahh itu.. Sunwoo bilang padaku beberapa hari lalu dia harus ambil cuti untuk ujiannya dan ku kira dia tak kemari karena ada masalah begitu. Tapi ternyata dia sudah bekerja lagi jadi aku lega"
Hyunjae mengangguk walau tetap tak paham. Apakah ini skenario makne nomer duanya itu.
"Sebenarnya aku kemari karena Sunwoo. Aku ingin berbicara tentang sikapnya. Sebelumnya aku minta maaf tapi karena pengaruhmu pada Sunwoo sangat besar jadi harus kukatakan.
Hyunjae sengaja memberi jeda membuat Herim jadi ragu. Apa dia membuat Sunwoo dalam pengaruh buruk? Pikirnya.
"--sikap dia sudah sangat kelewatan pada Hyung-hyungnya. Setelah berpisah denganmu dia menjadi sering membentak kami semua di drom. Aku tau ini bukan sepenuhnya salahmu, tapi kau juga harus tau lelaki remaja itu sedang masa labil. Dan setelah bertemu denganmu lelaki remaja itu semakin labil dan kini sudah mulai mengikuti emosinya yang tak ingin di bantah. Jika kau paham maksudku tolong bantu aku mendidik anak itu setidaknya jika tidak sebagai teman jadilah saudara atau lebih dari itu aku secara pribadi tak mempersalahkannya"
Herim diam, memutar sesuatu yang tak cocok dalam pikirannya. Seperti banyak kejanggalan dibalik nama Sunwoo si remaja itu. Namun kemudian genggaman tangan Hyunjae mengalihkan lamunannya.
"--Apa kau bisa membantu kami? Sebentar lagi kami akan debut.. Aku mau kau menjadi semangat Sunwoo kami bukan menjadi pikiran lelaki remaja itu"
Mata Herim seketika melebar ternyata inilah hal yang dilamunkan oleh pikirannya yang tak cocok oleh otaknya.
Perlahan Herim melepas genggaman tangan Hyunjae. Membuat lelaki itu menatap gadis di depannya aneh.
"J- jadi? Kkalian I-idol?" Hyunjae menyiritkan dahi bingung. Apa yang salah dengan seorang Idol?
"Iya.. Lebih tepatnya kami seorang treinee suatu agensi yang akan debut beberapa bulan kedepan. Entah kapan, kenapa? Apa ada yang menganggumu?"
Herim menatap lurus entah kemana namun kemudian menggeleng tak percaya. Bangkit dari sana meninggalkan Hyunjae yang masih duduk menatap bingung.
"--apa aku salah bicara? Apa dia paparazi grup kita? Bukankah sudah ada rumor lain? Ahh sudahlah setidaknya aku sudah mengatakan apa yang harus kukatakan. Aku harus pergi"
Hyunjae pergi begitu saja setelah memakai semua barang penyamarannya. Jaket dan juga masker. Dan hal itu tak terlepas dari pandangan Herim yang berdiri di meja kasir.
Siyeon yang baru datang mengatar pesan antar menatap bingung atasannya yang melamun menatap pintu masuk.
"Eonni? Kau tidak papa? Ada siapa yang datang?"
"Ehm? Ahh~ bukan siapa-siapa, aku kembali kebelakang dulu. Sudah waktunya istirahat jangan lupa makan siang Siyeon"
"Iya eonni.. Eonni tidak perlu cemas"
Herim mengunci ruangan kecil yang sengaja di buat untuk berganti baju dan istirahat pribadinya maupun karyawannya.
Kenapa dia berbohong padaku? Herim menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kebenaran yang baru saja di dapatkannya merupakan resiko yang bahkan tak pernah terpikirkan olehnya.
---------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Noona -Kim Sunwoo- [End]
Fiksi Penggemar"Frappucino pesanan anda. selamat menik- Heii! Yak! kau mabuk?" . . . . .