Krincing.. Krincing..
"Anyeonghaseyo!! Se-- Eoh?! Hyung"
Sunwoo. Mata lelaki itu seketika melebar melihat si makne grupnya ada disini dan yang membuatnya lebih terkejut adalah pakaian si lelaki yang kini tak memakai seragam sekolah berganti dengan seragam Cafe tempatnya dia berdiri.
"--Hyung? Hei! Jangan melamun" Eric menjentikkan jarinya di depan wajah Sunwoo membuat Sunwoo tersadar lalu kemudian menarik tangan Eric untuk ikut dengannya.
Sunwoo memilih tempat yang tidak begitu banyak pelanggan lebih tepatnya di samping ruangan.
"Sedang apa kau disini? Dan apa ini? Kenapa pakaianmu begini? Kau bekerja? Terus bagaimana sekolahmu! Kau membohongi sebelas Hyungmu!"
Eric yang di beri reretan pertanyaan dan bentakan di ujung kalimat seketika merunduk. Paham akan situasi jika Sunwoo sudah mulai kesal atau lebih tepatnya kecewa.
"--Jawab aku! Kenapa kau diam!"
"Jangan membentaknya.. Kau membuatnya takut" Suara itu datang dari balik pintu di samping mereka yang terbuka dan menampilkan sosok Herim.
Herim memang berada disana sejak beberapa menit lalu, tugas Herim memang sekarang sedikit lenggang karena adanya pekerja paruh waktu. Dan tentu saja Herim mendengar semua suara bernada dingin dan cepat milik Sunwoo tadi.
Awalnya Herim kira itu orang lain tapi setelah menajamkan pendengarannya. Ia ingat jika itu suara yang dimiliki si remaja mabuk Sunwoo.
"Nuna? Sejak kapan kau disana?"
"Sudah dari tadi.. Dan aku mendengar semuanya dari awal sampai akhir? Kau tidak papa? Apa dia memukulmu?"
Eric menggeleng setelah Herim memeriksa sekitar wajah dan badan lelaki remaja yang jauh lebih muda darinya. Membuat Sunwoo memutar matanya kesal.
"Hyung maafkan aku. Jangan bilang yang lain ya jika aku sekarang bekerja paruh waktu. Kumohon"
Sunwoo sedikit menaikkan alisnya namun setelah matanya bertemu tatap oleh sosok yang dirindukannya selama beberapa minggu bahkan sudah hampir bulan itu akhirnya Sunwoo hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Dia kalah hanya karena tatapan itu.
"Jelaskan padaku nanti" Eric mengangguk semangat setelah mendengat jawaban sang Hyung yang seharusnya tak di panggil Hyung karena umur yang hanya memiliki perbedaan tipis saja.
"--Pergilah.. Aku akan menyusul, aku ada ingin bicara dengan Herim nuna dulu"
"Eoh? Kau kenal Herim nuna juga?"
Bahkan hampir satu drom tau jika Sunwoo mengacuhkan latihan karena sosok Herim. Tapi kenapa Eric saja yang tak tau, itu karena padatnya jadwal sekolah yang harus dipercepat agar mereka bisa debut membuat Eric tak tau berita ini.
"Sudah sana pergi! Aku akan jelaskan padamu nanti" Tak mau di bentak lagi Eric pergi meninggalkan Herim dan Juga Sunwoo di depan ruang bahan makanan Bloom Cafe's.
Kedua manik itu saling menatap lalu kemudian terputus. Atau lebih tepatnya diputuskan secara sepikah oleh si gadis yang kini menampilkan raut kecewa, membuat si lelaki yang paham ingin langsung memeluknya tapi karena paham posisi dia hanya diam.
"Ada apa kau kemari? Mau merendahkan ku, karena kau seorang idol?"
Deg. Detak jantung yang selalu berdetak dua kali lebih cepat itu masih terjadi padanya tapi kini menjadi sedikit nyeri. Bukan karena ejekan itu tapi karena setitik air mata yang terlepas dari mata coklat indah milik si gadis.
"--apa maksudmu dengan menyembunyikan semua ini? Apa aku orang yang begitu jahat dimat--hmpp"
Sunwoo tak tahan. Sudah cukup semua ini dia harus mengatakan semuanya. Tanpa ada sisa dan cela bagaimana pun itu dia tak peduli.
Ciuman yang diberikan Sunwoo secara mendadak diterima pula oleh si gadis dengan mendadak. Tak ada paksaan hanya kecup, lalu setelah sadar Herim sudah memejamkan matanya Sunwoo mendekatkan diri menarik Herim dalam pelukannya dan membawa si gadis kedalam ciuman yang menuntun dan menyalurkan segelanya.
"Nuna aku mencintaimu. Bantu aku dan dukung aku, kau juga menjadi semangatku" Bisiknya. Kala pangutan keduanya terlepas dan terganti dengan pelukan hangat dan tepukan menuntuk Sunwoo pada punggung ringkih Herim.
"Kau jahat.. Kau jahat.. " Hanya gumaman itulah yang bisa Sunwoo dengar dibalik pelukan mereka.
-------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Noona -Kim Sunwoo- [End]
Fanfiction"Frappucino pesanan anda. selamat menik- Heii! Yak! kau mabuk?" . . . . .