Sepertinya ucapan Sunwoo kemarin malam ada benarnya juga. Mengingat dirinya harus mengurus cafe sendiri, hal ini membuat dirinya kualahan seperti sekarang.
"Aduh harus aku kerjakan yang mana dulu? Aduh~ sampai sekarang bahkan belum ada yang melamar jadi pekerja juga.. Aku bingung bagaimana ini?" gumamnya sambil sibuk menulis beberapa pesanan antar juga.
Iya. Herim bahkan sudah menempel papan berisikan mencari pekerja paruh waktu dari satu hari kemarin dan belum ada satu orangpun yang melamar samapi sekarang.
"Anyeonghaseyo-- ada yang bisa saya bantu?"
"Chogi.. Ehm di depan aku melihat papan pekerja paruh waktu-- "
Herim yang tadi siap mengetik sesuatu di mesin kasir mendongak bahagia setelah matanya berhasil menangkap sosok gadis seusia Sunwoo berdiri gugup didepannya.
"Ehm benar! Apa kau ingin melamar pekerjaan?"
"Nee.. apa masih ada?"
"Aku bahkan belum merekrut siapapun. Syukurlah, apa kau bisa langsung bekerja? Aku membutuhkan bantuan saat ini"
Herim kira gadis muda itu akan menolak namun ternyata dia dengan senang hari gadis itu mengangguk semangat dan berjalan masuk ke arahnya.
"Apa kau sudah pernah berkerja paruh waktu sebelumnya?" Siyeon menoleh ke arah Herim. Setelah mendapati gadis berusia lebih tua darinya itu datang dan meletakkan piring kotor di sampingnya.
"Euhm.. Aku sudah pernah bekerja di sebuah supermarket tapi karena letakkanya jauh dari rumah jadi aku mengundurkan diri"
"Ah begitu.. Memang rumahmu dimana?"
"Rumahku berada tak jauh dari stasiun bawah tanah. Hanya naik sekali lalu jalan kaki sudah sampai"
"Jadi gitu.. Oiya ngomong-ngomong kau baru saja pulang sekolah dan langsung kemari?" Gadis itu mengangguk.
"Nde.. Aku sebenarnya berniat langsung pulang tapi melihat palang cafe ini mencari pekerja jadi aku langsung mampir kemari"
"Hahahahah.. Kau ini bisa-bisannya, bukannya pulang dulu dan kemari lagi. Ibumu akan marah jika bajumu kotor"
"Jika tidak seperti ini aku tidak bertemu eonni yang sangat butuh bantuan bukan?"
Benar juga. Herim hanya bisa menggeleng menatap gadis yang mengiatkannya pada Sunwoo itu. Dia jadi merindukan lelaki remaja itu padahal baru berpisah satu hari kemarin saja.
"Eonni istirahat dulu saja.. Aku akan berjaga didepan"
"Apa tidak papa?" Siyeon. Gadis itu mengangguk semangat dan sedikit mendorong Herim agar duduk tak jauh dari dia melayani pelanggan.
"Tidak papa.. Serahkan saja padaku eonni. Semuanya akan beres dengam sekejap. Okei!"
Herim terkekeh mendengar perintah si gadis berambut pink panjang itu, dengan gayanya barusan.
Sepertinya saran Sunwoo benar-benar tak masalah dengan kehadiran sosok pegawai baru. Setidaknya ada seseorang yang mengajaknya mengobrol dan membuatnya tertawa disaat Sunwoo tak datang seperti satu hari terakhir ini.
"Kenapa aku jadi terus memikirkan remaja lelaki itu. Apa dia sudah makan siang?"
Herim bergumam sendiri. Setelah menangkap jam dinding yang mengingatkan pada maccaron pemberian Sunwoo kala itu.
---------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Noona -Kim Sunwoo- [End]
Fanfiction"Frappucino pesanan anda. selamat menik- Heii! Yak! kau mabuk?" . . . . .