DON'T TOUCH MY THOMAS #end

55 19 0
                                    








Happy reading




PRANNKK!!

Gelas ku pecah, tiba2 aku menjatuhkannya, Teman-temanku menatapku.

"Lu ok?"

"Kenak kaki gk?"

"Panggil kebersihannya"

"KEBERSIHAN! KEBERSIHAN!"

"Ogeb!, bukan gitu"

"ya udah gw panggil, by"

mereka berisik sekali, Aku memegangi kepala ku yang tiba2 pusing, Tiba-tiba hatiku gelisah, aku ingin pulang.

"Changia,, mau kemana" pacarku menahan tanganku.

"Katanya pulang jam sepuluh, ayo... kita maen aja,, hmmm" aegyonya membunuhku.

Sudah jam sebelas lewat, aku sedang berada di taxi, aku baru saja mengantar pacarku pulang, dan memberikan kecupan selamat malam, ku harap hari ini akan berakhir dengan indah sebagaimana ia berawal.

Namun lamunan ku buyar saat mendengar kericuhan di depan rumahku, aku tergesa-gesa membayar taxi lalu turun.

sebelum benar-benar sampai depan rumah, Ada mobil polisi, ambulan, juga ramai sekali.

Ambulannya pergi setelah menganggkut kantong kuning, aku berlari menghampiri orang-orang dan bertanya.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan ku, aku jadi marah, apa susahnya mengatakan apa yang mereka tau, Aku menerobos kerumunan dan melewati garis polisi, Tiba2 seorang polisi gempal menghadangku.

"Pak, ini rumah saya, INI ADA APA!"aku berteriak di wajahnya.

Polisi itu terdiam dan menyuruhku masuk ke mobil mereka.




#Lima hari setelah tragedi.

Aku terbangun dari tidurku, sebenarnya aku tidak benar-benar tidur, Hanya kelopak mataku yang terpejam.

aku berjalan keluar kamar, dan masuk ke kamar eomma tanpa permisi, Lagi pula kalau permisi eomma tidak akan dengar.

dengan senyum aku mengelus rambut eomma, Semenjak hari itu eomma koma, otak eomma mengalami masalah setelah di pukuli benda tumpul.

Namun untungnya eomma bisa di rawat di rumah, jadi eomma tak perlu repot tidur di gedung kusam berbau obat itu.

"Selamat pagi eomma" aku beranjak, lalu membuka tirai jendela, mengecek infus, lalu pergi.

Kulihat wajah ku, di cermin kamar mandi, akhir-akhir ini diriku kacau, aku tidak bertemu pacarku sejak itu, aku juga keluar dari tempat ku bekerja, setidaknya tabunganku akan cukup untuk biaya.

Aku mengusak mataku kasar, Noda hitam di kantong mataku bertambah jelas, Helaan nafasku dapat ku dengar sendiri, rumah ku menjadi sangat sepi.

Aku duduk di depan televisi dan menonton berita. "Kasus perampokan terjadi di sebuah rumah mewah di daerah Gupon. Menurut fakta tkp, terdapat satu korban jiwa, anak di bawah umur yang berinisial CSW, dan satu korban dengan luka berat di kepala, seorang wanita berinisial CBR. Mereka adalah keluarga, Sedangkan satu anggota keluarga lainnya selamat. Pelaku di perkirakan lebih dari dua orang masih dalam pen.."

ini sudah lima hari dan mereka masih membahas ini, Kepalaku bertambah pusing.

Memori itu terus berputar di kepalaku, saat aku menghampiri sun wo di kamar mayat, kulihat dirinya yang di tutupi selimut yang sudah tidak putih lagi.

Saat itu tangannya terkulai ke bawah meneteskan cairan berwarna maroon.

Perawat-perawat itu sudah pergi sedari tadi setelah tau kalau jantung sun wo tidak berdetak.

Kenapa adikku yang malang harus mati dengan cara seperti ini?, Air mataku yang sudah kering kembali merembes saat aku masuk ke kamarnya.

Kamar yang di dominasi warna biru itu membuat dadaku sesak.

Ingin ku berteriak dan memanggil sun wo, namun aku takut nanti dia tidak tenang di sana.

Aku terus meneriakinya saat ia hidup, dan aku tidak mau lagi, Aku berjalan ke meja belajarnya dan mengambil mainan yang sangat dia sayang.

Sampai-sampai di bersumpah tidak akan memafkanku kalau aku menyentuh mainan bodoh ini, walaupun... ia... mati sekalipun...,

tiba-tiba kepala ku berdenyut mengingat sumpahnya hari itu, Aku memejamkan mata ku menahan air mata.

"Manjiji ma*"
(jangan sentuh itu)

aku terkejut dan membuka mataku panik. Suara siapa itu?, asing, aku menoleh ke benda yang ku pegang, thomas itu tersenyum.

Ya, thomas selalu tersenyum namun kali ini senyum nya.. aneh,, ku tatap mainan di tanganku.

BRAKK!!

pintu terbanting tertutup, aku panik ku letakkan mainan itu di meja dan berlari ke pintu, Pintunya terkunci.

"AAAKKKKKHHHH"

eomma?,, itu suara eomma, "EOMMAAA!!"aku berteriak memanggil eomma, Apa yang terjadi?.

BUKH!! Sesuatu menghantam kepalaku, aku terjatuh terlentang. tiba-tiba kepalaku pusing lagi, tubuhku mati rasa dan cairan hangat keluar dari hidung dan tenggorokan ku.

Nafasku tersengal mata ku perih, ingin sekali aku memejamkan mata, namun dapat kulihat samar-samar pintu terbuka perlahan.

Sesuatu menarik pundakku ke kolong ranjang, Saat kepalaku sudah sepenuhnya masuk ke kolong seharusnya aku tau, aku tidak boleh menyentuh thomasnya.










END

STORY HOROR {ONE SHOOT} (k-idol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang