REAL...? #END

53 22 2
                                    









Happy reading

"Maaf pak" aku membantu bapak itu berdiri, Tubuhnya panas sekali.

"Pak, bapak harus kerumah sakit"

"tidak,, jangan,, usir ba,,,pak" bapak itu semakin tersengal.

Aku mulai panik, teriakan dari bawah dan di koridor kembali terdengar, Tiba-tiba bapak itu memuntahkan darah dan terkulai kejang-kejang.

Dengan panik aku menyeret bapak ini keluar, Karna bapak ini berat dan aku takut terkena darahnya, jadi tidak ku bopong.

Saat tubuh bapak itu sepenuhnya sudah keluar dari pintu tiba-tiba bapak itu bangun dan menerkamku, Bapak itu menghimpitku dan berusaha menggigit leherku, kedua tanganku menahan bapak itu, wajah bapak itu beralih menatap ku dan mengatup-ngatupkan rahangnya ke wajahku.

Darah dari mulutnya terpercik ke wajahku, tenaga bapak itu sangat kuat, ia terus menghimpit dan mulutnya berusaha menjangkauku.

Tiba-tiba ada teriakan wanita di ujung koridor, membuat bapak itu menoleh dan kesempatanku melawan, Bapak itu terjungkal, aku langsung berlari ke pintu dan menutup pintunya.

Namun tangan bapak itu menghalangi, aku bukan phsycopath, Aku tidak tega jika harus memukuli atau memotong tangan bapak itu, jadi kujepit saja.

Tak lama tangan itu berhasil ku singkirkan, Dengan nafas yang tinggal setengah aku bersandar di balik pintu, Yang tadi itu apa?, apa mereka undead?, apa filem train to busan menjadi nyata?, atau ini semacam prank untuk filem juga?, seketika aku teringat kai.

Dengan lemas, aku mendekat ke jendela membukanya lalu berdiri di balkon yang hanya satu meter lebarnya. Dengan berani aku melihat ke bawah, orang-orang dengan banyak darah berjalan ke sana kemari, beberapa orang masih berlari dan di kejar oleh zombie(?).

Aku bisa melihat di lantai dasar, ada mininarket yang berjarak 15 meter dari pintu utama rusun, Pintu kacanya sudah pecah dan ada darahnya. Apa kai ada di sana?, Tiba-tiba ada seseorang yang melambai dari balkon lantai dua, berjarak dua balkon dari ku, Posisi kami miring.

Itu kai, Dia melambai sambil menenteng kantong palstik yang ada pocari sweat dau botol, Betapa leganya hati ku, kai tersenyum dan berteriak.

"LO GAK PAPA?!!" Karna aku lemas aku tidak bisa berteriak, jadi aku hanya mengangguk.

"Chanyeol" Tiba-tiba ada yang memanggil namaku.

Suaranya terdengar aneh, berasal dari kepalaku, Aku menoleh-noleh bingung, kai ikut bingung dan berteriak.

"KENAPA?!!"

Aku tidak menjawab, Suara yang memanggil namaku semakin keras dan membuat kepalaku pusing, tiba-tiba di balkon tempat kai berdiri ada yang memanjat, salah satu zombie itu memanjat ke balkon lantai dua yang rendah, dan kai tidak menyadarinya.

Ingin ku berteriak memberi tahu, namun aku merasa sesuatu dari tubuhku yang terasa menyelimutiku di tarik juga dengan telingaku.

"Dasar kebo!, bangun!!" Suara ibu membangunkanku.

"mentang-mentang libur, ngebo aja terus" ibu melepas tarikannya dan memukuli bahuku. Aku melebarkan mataku dan melihat sekitar, aku mimpi?.

"Mandi sana!" Aku hanya diam dan tak lama menghela nafas lega.

"Lima menit gak keluar, gak ada sarapan!". Perkataan ibu membuat ku merinding, semua terlihat seperti di mimpi tadi (?).

Aku keluar kamar bergegas mandi. Setelah selesai aku keluar lalu melirik meja nakas di ruang tengah, Tidak ada televisinya, bagus.

"Bu, ayah mana?"aku bertanya hati-hati.

"Benerin tipi" perkataan ibu membuatku menelan air liur ku kasar.

"Cepet makan, ibu ada perlu"

Sempurna...















END

(Gj ya 😕)

STORY HOROR {ONE SHOOT} (k-idol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang