24{JUALAN}

606 89 2
                                    

Happy reading

                                      *****

"Yuda, ayo atuh sekali ini aja bener deh!" Pinta Resha kepada Yuda.

"Gue bilang ngga ya ngga!"

Memandang Yuda dengan sinis Resha melangkahkan kaki ke bangku Baim, biarin aja pokok nya dia gabakal ngajak ngomong Yuda kali ini.

Mendudukkan diri nya di samping baim dan menepuk bahu nya, Baim memandang Resha dengan alis di naikan.

Resha yang mengerti segera memberikan penjelasan diri nya mendatangi Baim. "Ngambil rambutan yu di belakang sekolah!"

"Sama Yuda aja gih"

"Yuda gamau, makanya Resha ngajak Baim. Ayo dong Resha lagi kepengen manjat pohon!"

"Yaudah kuy"

Kebetulan Baim sedang gabut di jamkos kalo ini, dari pada ia mabar ngabisin kuota lebih baik dia ikut Resha memanjat pohon rambutan.

Murid perwira sakti memang lagi jamkos semua nya dikarenakan guru lagi rapat.

Sampai di depan pohon rambutan mereka bersiap siap untuk memanjat nya. membuka sepatu satu persatu dan menaruh nya di dekat pohon.

Mengikat rambut nya agar tidak gerah dengan kunciran yang senantiasa terpatri di lengan kanan nya.

Baim terbengong melihat leher jenjang nan putih punya Resha, meneguk ludah nya kasar baim segera mengenyahkan pikiran bejat nya ini.

"Siapa duluan ni yang manjat?"

"Seterah"

Resha menganggukkan kepala. "Yaudah Resha dulu ya,"

Menaiki pohon dengan hati hati, Baim menutup mata nya kala rok Resha tersingkap dia tak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.

segera menyusul Resha yang sudah di atas pohon, Baim menunjangi dahan sebelah Resha yang kosong.

"Manis rambutan nya" ujar Resha memasukan rambutan kedalam mulut nya. Baim mengiyakan perkataan resha, toh memang benar bahwa rambutan ini rasa nya manis. entah jenis apa ini rambutan mereka tidak tahu.

Memetik rambutan terdekat Resha mengumpulkan nya di kresek yang ia kantongi tadi, sama hal nya dengan baim.

Menjentikan jari nya ke dagu Resha berpikir. "Ah nanti rambutan nya Resha mau jual di lapangan, lumayan duit nya buat beli si kotak"

"Heh bocah, Ema babeh Lo orang kaya, ngapain segala di jual tuh rambutan!" Gemas Baim, tinggal nadang tangan aja udah di kasih duit pasti tuh bocah. aneh aneh aja kelakuan nya ini.

Resha menengok ke arah baim. "Seterah Resha lah!"

Seperti nya rambutan yang di kumpulin Resha sudah lumayan banyak, saat nya ia menjual hasil curian nya.

"Udah yu Baim, kita turun!"

Resha turun perlahan,pada saat dia memegang dahan satu nya lagi untuk bertopangan, ternyata dahan nya rapuh dan patah setelah Resha pegang. alhasil Resha jatuh ke bawah, Baim buru buru turun dari pohon untuk melihat keadaan Resha.

Meringis pelan Resha mengusap bokong nya yang jatuh duluan, sungguh nikmat sekali sampai nyut nyutan seperti ini. Ingin menangis tapi tak bisa keluar air mata nya.

Melihat di samping nya dan menemukan rambutan yang ia ambil tadi masih utuh Resha bernapas lega, untung pas jatoh dia buru buru memeluk tuh rambutan Alhasil jadi tidak amburadul.

"Yaampun res Lo gapapa?" Basa basi Baim, padahal dia sudah melihat dengan mata kepala nya sendiri bagaimana si Resha jatoh mengenaskan di bawah.

"Resha gapapa Baim, cuma bokong Resha nyeri banget" jawab resha menahan nyeri nya.

"Gue telpon yuda mau?" Baim memang mengetahui kalau Yuda dan Resha sepupuan.

"GAMAO!! Resha lagi males sama Yuda"

"Terus Lo mau nya gimana?"

"Mao jualin rambutan ini, tapi bokong Resha sakit Baim" melas resha.

"Ke UKS dulu yu obatin luka Lo" ujar Baim melihat ke arah lutut Resha yang mengeluarkan darah.

"Susah jalan baim"

Mau tak mau iklas tak iklas Baim menggendong si Resha, menyelipkan tangan di kaki dan juga Tengku Resha Baim segera membawa Resha ke UKS.

                                      *****
Menggelar karpet pinjaman dari kepala sekolah di lapangan perwira sakti, Resha segera meletakan rambutan hasil colongan nya ke karpet yang di bantu oleh Baim.

Sehabis dari UKS membersihkan luka Resha buru buru mengajak Baim ke ruang kepala sekolah untuk meminjam karpet dan di boleh kan saja oleh kepala sekolah yang sedang rapat.

Baim di seret oleh Resha ketengah lapangan, Baim mau mau saja di tarik kesana kemari, toh dia juga gabut kalau di kelas.

Resha duduk di tengah tengah rambutan begitupun Baim.

"RAMBUTAN RAMBUTAN! DI JAMIN MANIS RASA NYA! YU DI BELI YU!"

"KAKAK KAKAK, ABANG ABANG AYO DI BELI GABAKAL RUGI KOK'

"DI BELI HAYU ATUH!! RAMBUTAN RESHA NYA DI BELI YO YO YO! BIBIT NYA DARI SURGA LOH! RESHA KEMARIN NYOLONG JADI DI JAMIN HALAL SERATUS PERSEN"

Teriakan resha dan Baim bersahutan, warga perwira sakit berbondong bondong menghampiri Resha dan juga Baim.

"Berapahan res rambutan nya?"

"Rasa nya manis ga?"

"Beneran dari surga bibit nya?"

"Ortu Lo bangkrut apa gimana?"

Resha pusing sendiri mendengar lontaran mereka yang tidak ada habis nya, tau gitu dia jualan onlen aja.

"Harga nya seribu satu biji rambutan," jawab Resha tidak ambil pusing.

"Mahal amat, Mao naik haji lo!" Ucap Kaka kelas Resha berbaju ketat serta rok pendek, kalau nongkrong pasti keliatan anu nya.

"Semiskin apa si Lo kak? Serebu doangan di kata mahal! Ini bibit dari surga ya jelas segitu harga nya! Mao murah? sono beli di Abang Abang kaki lima kalo perlu Lo gacul aja biar gratisan!" tuhkan Resha jadi ngegas.

"Gua beli dong res 3 biji"

"Gua 4 biji res"

"Gua 2"

"Gue 10"

Resha segera melayani mereka dibantu baim, Kaka kelas yang tadi udah mabur entah kemana, siapa suruh bikin Resha kesel.

Berselonjor setelah mereka semua pergi, rambutan sudah ludes terjual. Mengibaskan tangan panas Resha segera menghitung hasil jualan nya.lumayan lah buat beli susu kotak.

"Baim kita dapet 125 ribu, bagi rata ya" ujar resha kepada Baim yang sedang tiduran di tengah lapangan beralasan karpet yang di pinjamkan kepala sekolah. tak perduli terik matahari membuat wajah nya hitam.

"Buat Lo aja" gumam baim.

"Ngga ah, kan kita sama sama cape!" Ini yang di sukai Baim dari Resha, dia ini tidak egois pasti selalu mikirin teman nya.

"Teratir di kantin aja 2 hari,"

"Oke"

" Besok jualan lagi yu Baim, untung nya lumayan!"

"Kapan kapan aja lah res!"

"Nanti kita jual sempak Baim aja yu! Kan sempak Baim branded semua nanti kita obral pasti laku"

.
.
.

Tbc

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang