34{POTEK}

566 80 5
                                    

Happy reading

                                      *****
Tara beserta ketiga teman nya memandang pusat tangah kantin yang  sekarang menjadi tempat jual beli buah.

Puluhan siswa siswi mengantri dengan tertib bak sedang mengantri sembako di kelurahan. Banyak lontaran kata yang mereka keluarkan kala mereka kegencet ataupun ke injak dan terdorong. Tetapi tidak membuat segerombolan itu meninggalkan titik pusat tersebut.

Sudah banyak pula yang mendapatkan buah rambutan yang kata nya 'bibit dari surga itu.

"Eh Resha jual rambutan lagi itu," celetuk Arya.

"Beli yu ah!" Ajak Tara yang memang ingin merasakan dari pertama kali Resha berjualan dan sayang nya sudah habis pas ingin Tara beli.

Tak ingin membuang buang waktu Tara melangkahkan kakinya menuju titik pusat perbelanjaan dadakan tersebut yang sudah lumayan sedikit antrian nya. Tak mau ketinggalan Arya, Nendra beserta Tono segera mengikuti Tara dari belakang dan mulai mengantri.

Satu per satu sudah Resha layani dengan senang hati, kini tinggal Tara and the geng yang sedang mengantri.

"Cel gua beli dong," ujar Tara di hadapan Resha dengan menggenggam satu buah rambutan di tangan kanan nya.

"Berapa banyak mas?" Jawab Resha menye menye.

"10 rebu bonus nya banyak ya!"

"Oke, tapi harga nya 10 kali lipat! Fine?" Tawar Resha.

"Maklar banget lu jadi bocah"

"Bibit bibit retenir kelas kakap" saut Arya dari belakang Tara.

Resha tak membalas ucapan Kakak kelas nya ini, dia sibuk memasukan rambutan kedalam kantong plastik.

"Masih jaman make kantong plastik?"  Tanya Tara yang melihat Resha sedang memasukan rambutan kedalam plastik.

Arya, Tono dan Nendra sudah perpindah tempat yang tadi nya berdiri sekarang mereka sedang duduk di dekat Resha yang beralasan kain gembolan tadi.

"Dari pada gak make apa apa, kan kasian rambutan nya kedinginan"

"Fiks! bego lu terlalu natural,"

"Nanti kapan kapan Resha poles deh! Biar ngga natural lagi!"

"Gila"

"Bego"

"Tolol"

"Pinter sekali, sampe gemes pengen gua sleding"

Menyodorkan keresek berisikan rambutan kepada Tara yang di sambut antusias oleh sang empu.

Tara segera memposisikan duduk nya di dekat teman sekawan nya. Mengambil buah rambutan satu biji lalu mengupas nya dan memakan nya dengan mata terpejam, meresapi rasa manis yang alami dari rambutan itu.

"Manis--"

"Kaya Resha" celetuk Resha menunduk sedang menghitung hasil jualan nya kali ini yang di bantu oleh baim.

"Mana ada! Pait gitu kok!"

"Bacot Taraanjing"

"Gue bilangin Yuda Lo res," celetuk Baim kala Resha mengumpat Kan nama binatang.

Resha merapatkan bibir nya dan menepok pelan. "Jangan dong Baim! Kita kan friend forever"

"Yuda? Siapa nya Resha?" Tanya Tono penasaran, ada apa dengan Yuda Yuda itu, diri nya bingung.

"Pacar nya maybe," celetuk Arya yang tangan memasukan satu buah rambutan kedalam mulut nya.

"Suami Resha!" Jawab Resha asal.

Tara yang sedang memakan buah rambutan tersedak mendengar perkataan Resha. Apa tadi kata nya? Suami?. Entah karena apa tiba tiba dia menjadi gerah begini.

"Ping bong bong anak bagong keselek," ujar Tono menepuk punggung Tara berkali kali.

"Kolor ijo keselek? Minum air kobokan gih siapa tau ilang" tukas Resha dengan santai.

"Minum nih bang!" Sela Baim menyodorkan air a*ua kepada Tara yang di terima dengan lapang dada.

Tara meminumnya dengan rakus. "Makasih" Baim hanya mengangguk.

"Ada yang panas, tapi bukan pantat!" Celetuk Nendra yang sedang berselonjoran di dekat baim.

"Bangsat!" Lirih Tara.

"Pantat emang panas ya?" Ujar Arya.

"Lo pegang aja"

Arya segera megang pantat nya, tetapi tidak ada rasa panas yang menjalar di tangan diri nya. Ah sudah lah anggap angin lalu saja. Melupakan masalah pantat Arya segera melanjutkan memakan buah berambut itu dengan hikmat.

Arya mengerutkan dahi nya. "Kok rasa sama kaya rambutan biasa?"

"Lah emang itu rambutan dongo, siapa bilang itu duren!" Telak Tono yang merasa enek ngedenger pertanyaan tak berbobot dari Arya, nama nya juga rambutan ya pasti rasa nya sama. Yakali rambutan rasa nya anggur kan impossible.

"Ck.. kata nya bibit dari surga kok tetep aja rasa nya sama? Gak beda gitu, kaya misalkan ada rasa susu dari kolem susu di surga kan mantep tuh" jawab Arya menyuarakan pendapatnya

"Terus kalo Resha bilang ini rambutan bibit dari nerakaa, harus ada api nya gitu? Biar kak Arya makan tenggorokan nya langsung bolong! Mau?" Sela Resha.

Arya bungkam mendapatkan jawaban dari Resha. Sedangkan Tono dan Nendra tengah meresapi ketololan yang di miliki teman satu nya ini.

"Dapet berapa?" Tanya Resha ke baim.

"Jadi 500 semua nya" jawab Baim tengah menyenderkan badan di tepian meja samping nya.

Resha tersenyum antusias. "Wih banyak banget ya, pokok nya Minggu depan kita harus jualan yang lain! Jangan rambutan lagi!"

"Terus jual apahan?" Sela baim bingung.

"Apa ya Resha bingung," ujar Resha segera mempojokan tubuh nya dan bersandar.

Tara tersenyum tipis memperhatikan wajah Resha dari samping hati nya merasa adem entah kenapa tetapi masih ada yang mengganjal.

"Beneran suami lu?" Cicit Tara membuka suara dengan pelan.

"Bukan," jawab Resha sedang menikmati susu kotak yang entah dari mana tiba tiba ada di genggaman nya.

Tara merasakan lega di hati nya entah lah dia tidak tahu rasa apa ini. "Oh..terus?"

"Calon imam!"

.
.

Hai  hai

Saya comeback.

Ada yang kangen sama Resha nya gak?

Jangan lupa coment ya!

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang