27{KOLOR TONO}

611 79 3
                                    

Happy reading

                                      *****

Memasuki kelas dengan semangat entah karna apa Tara tiba tiba mendadak semangat gini.

Mengetok pintu kelas nya dengan brutal dan menendang nya tiba tiba membuat seisi kelas terlojak kaget. memasuki kelas dengan muka tanpa dosa nya Tara menyengir memperlihatkan gigi putih dan rata nya.

"Bangsat!"

"Kaget tolol"

"Santai mas nya,kasian tuh pintu"

"Kalem dikit bisa ga?"

Tara hanya terkekeh membalas teguran teman nya. mendaratkan bokong di samping Nendra.

"Seneng amat Lo, menang lotre apa gimana ni?" Tanya Arya heran melihat wajah tara yang tumben sekali secerah ini.

Menengok ke arah belakang melihat Arya yang duduk sendiri, pasti si tono ke siangan tumben tumbenan diri nya belum ada di kelas.

Pucuk di cinta tono pun tiba dengan muka bantal nya, mereka memandang Tono dengan raut wajah menahan tawa.

Tono bingung dengan teman kelas nya kenapa wajah mereka seperti menahan tawa. masih dengan berdiri di depan pintu tono membuka suara.

"Lo pada kenapa dah ngeliatin gue kaya gitu," tanya Tono.

Arya sudah tidak bisa membendung tawa nya alhasil dia tertawa terbahak bahak diikuti oleh seisi kelas, Tono makin bingung dengan respon teman nya ini.

Nendra menunjuk ke arah bawah Tono, Tono pun menundukkan kepala melihat apa yang di tunjuk nendra.

Deabak

Mata nya terbelalak kaget, kenapa bisa diri nya hanya memakai kolor bergambar rainbow rubby, pantes saja pas dia di jalan raya maupun ke kelas banyak yang menatap nya aneh dan tertawa begitu saja.

"Ini gimana" panik Tono yang mendapati diri nya tidak memakai celana seragam.

Seisi kelas malah menambahkan volume ketawa nya dengan keras dan terpingkal pingkal, habis sudah aura kelakian Tono kali ini.

Mau di kemanain muka nya dia saat ini, mana kolor nya gambar rainbow Rubby lagi. Tolong tenggelamin tono kali ini sungguh diri nya sangat malu mantenan.

Rasa nya dia ingin nangis kejer di kelas ini tapi hal itu hanya membuat nya makin malu saja, yatuhan Tono harus apa.

                                      *****

Resha mengelus perut nya yang tiba tiba melilit. menggeram tertahan menahan nyeri yang melanda.

"Mau ke UKS ga res? Muka Lo pucet banget," ujar renata

"Ayu res ke UKS aja, dari pada nanti Lo pingsan" tambah Vina

Renata dan Vina memang akhir akhir ini dekat dengan Resha, mereka yang sefrekuensi dengan Resha memudahkan Resha merajut pertemanan begitu saja.

Obrolan yang nyambung, jalan pikiran pun nyambung, dan satu lagi mereka bukan tipe temen yang Dateng kalo lagi seneng doangan.

Resha bisa melihat dari wajah wajah mereka yang gampang sekali di tebak.resha bukan memilih milih untuk berteman tapi dia hanya selektif memilih teman yang mau di ajak suka maupun duka, bukan mau nya pas suka doangan duka nya malah ninggalin,Resha sangat muak dengan orang yang seperti itu.

"Resha gapapa, nata sama Vina duduk aja kebangku kalian" ujar Resha, renata dan Vina mengiyakan perkataan mereka.

Yuda memasuki kelas dengan wajah datar seperti biasa, mendaratkan bokong tepat di samping resha.
Memperhatikan Resha yang sedang menelungkupkan kepala di atas meja.

"Resha" panggil Yuda pelan.

Resha tak menengok ataupun menyahut, dia malas ngomong sekarang ini. Lebih baik dia menutup mata serta menulikan telinga.

"Res"

"Sha"

Begitulah panggilan Yuda yang yang tak di gubris sama sekali oleh sang empu, tak ke habisan akal Yuda mencolek bahu resha.tapi hasil nya nihil tetep aja sang empu tidak memberi respon.

Membiarkan Resha seperti Yuda memainkan ponsel nya dan sesekali menatap resha.

Bel masuk berbunyi nyaring Murid murid berhamburan ketempat duduk nya masih masing.

Resha tidak bergeming sama sekali dan Yuda membiarkan saja, toh Yuda pikir kalo si Resha itu sedang tertidur

Pintu di ketuk tak lama kemudian munculah pak Opik dengan mengucapkan salam. mereka menjawab nya dengan serentak.

Pak Opik menyuruh mereka berdoa sesuai keyakinan nya masing masing, mereka mengikuti instruksi pak opik.setelah itu pak Opik mengabsen mereka satu satu, tiba giliran Resha tetapi sang empu tidak menyahut.

"naresha indira Abimana!!!" Panggil pak Opik sekian kali nya.

Yuda sudah mencolek Resha serta mengguncang nya tetapi tidak ada sahutan sama sekali, jadi Yuda membiarkan nya begitu saja, biar nanti pak Opik yang bertindak.

"mana tuh bocah sableng?" Ujar pak opik, mengedarkan pandangan ke bangku yang di duduki yuda dan juga Resha.

Pak Opik melihat Resha tertidur."HEI KAMU BANGUN!! KEBIASAAN SEKALI KAMU TERTIDUR DI JAM PELAJARAN SAYA! MAU JADI APA KAMU!"

Resha masih tak bergeming, renata dan Vina panik pasti ada yang tidak beres dengan teman satu nya ini.

Tak mendapati pergerakan dari sang empu pak Opik bergegas menuju bangku resha dan segera memukul meja yang membuat seisi kelas terlonjak minus Resha.

"BANGUN KAMU!!" teriak pak Opik di depan nya, tetapi Resha sama sekali tidak bergeming.

"Yuda tolong kamu balikan badan ni anak biar saya teriakin siapa tau dia bangun!" Tukas pak Opik.

Yuda pun segera menjalankan perintah pak Opik, membalikan badan Resha menjadi menghadap ke dia, alangkah terkejut nya Yuda dan yang lain, termasuk pak opik melihat muka Resha yang sangat pucat seperti mayat hidup.

"Astagfirullah! Yuda cepet angkat dan bawa ke uks!" Panik pak opik, ia kira murid sableng nya ini tertidur seperti hari hari yang lalu, nyata nya murid satu nya ini pingsang di tempat, pak Opik jadi merasa bersalah sewaktu tadi membentak nya.

Yuda segera membopong Resha ke UKS untuk di tanganin lebih lanjut.

Renata dan Vina ingin mengikuti Yuda yang membawa Resha ke UKS tetapi dirinya di tahan oleh pak Opik,kata nya biar Yuda aja kalian berdua duduk dan tenang lah.

Meninju tembok dengan kencang Yuda merasa bodoh, bukan nya sedari tadi ia melihat kondisi Resha tetapi dia malah membiarkan nya begitu saja.

"Lo bodoh yud" gumam Yuda kepada diri nya sendiri.

.
.

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang