22{MENAHAN}

690 79 3
                                    

Happy reading

                                      ****
Celingukan ke kanan dan ke kiri Resha dilanda kelimpungan, gimana ini dia mau pulang tapi angkot atau angkutan yang lain tidak kunjung datang.

Resha ingin segera sampai rumah dan menuntaskan hasrat nya yang sedari tadi meronta ronta minta di keluarkan.

Bulir bulir keringet berjatuhan dari pelipis nya, perut melilit yang ingin segera mengeluarkan lava. ingin menuntaskan hasrat di toilet sekolah tapi Resha tidak betah kalau bukan dirumah nya.

Berjongkok di jalanan Resha tak perduli bila diri nya di pandang sedemikian rupa. sungguh rasa nya ia sekarang ini ingin segera membuang hajat.

"Heh! Ngapa lu jongkok disitu? Udah kaya anak ilang aja," ujar Tara yang kebetulan lewat di dekat resha.

Resha mendongakkan kepala menatap Tara. "Anterin Resha pulang dong kolor ijo!"

"Ogah!"

Tara melajukan motor nya meninggalkan Resha sendirian di tepi jalan raya.

Tidak ada raut wajah memelas minta di kasihani, sekali lawan bicara berkata demi kian Resha pasti mengiyakan dan tidak pernah memperotes walau dalam situasi apapun.begitulah prinsip Resha, tidak ada kata memaksa dalam hidup nya.

Pret~

Suara gas berbunyi merdu yang berasal dari dubur Resha, meremas perut nya berupaya agar hasrat ingin buang air besar di surut kan begitu saja.

Muka memerah serta keringet bercucuran makin banyak, rasa nya Resha ingin bertemu Doraemon dan meminjam pintu rahasia milik nya.

Memundurkan motor nya kembali Tara memang tidak benar benar pulang, dia berhenti tak jauh dari Resha karna kasihan melihat Resha yang sedari tadi meremas perut nya entah karna apa.tara tidak tahu.

Brabe juga Kalau ni anak di tinggal sendirian manaan sekolah sudah sepi, nanti kalau di culik sama Wewe gombel gimana, Tara tidak akan mungkin membiarkan Resha di culik oleh Wewe gombel. lebih baik ia mengantarkan nya pulang.

"Ayo gua anter!" Titah Tara yang sudah berada tepat di samping Resha.

Resha mengerutkan dahi nya bingung, tadi bukan nya ni bocah udah pulang ya kok masih ada disini.

"Dari tadi kek," tak mau membuang buang waktu nya Resha segera menaiki motor Tara dengan cepat.

"Cepet berangkat!" Ujar Resha yang sudah tak tahan menahan serangan dari para arwah makanan yang ia makan Se Minggu ini.

Mengikuti titah resha Tara segera melajukan motor nya dengan cepat. membelah jalanan dengan kecepatan nya Tara tiba tiba memelankan motor nya yang di intruksikan oleh Resha.

Mendirikan badan nya dengan bermodalkan pijakan motor Tara, Resha berdiri sembari memegang bahu Tara. bingung dengan apa yang dilakukan Resha Tara hanya diam melajukan motor yang kecepatannya berubah menjadi rendah.

Suara tak asing memasuki gendang telinga tara. "Ah legaa!" Sarkas Resha kembali mendudukan diri.

Tara speechless berarti tadi yang di dengar adalah suara gas alam dari si perempuan ini, gila ni perempuan Gatau malu pisan.

"Heh boncel! Asal kentut aje lu!! Jaim dikit kek," sembur Tara. Untung pengendara lain tidak ada yang memperhatikan diri nya dan juga Resha.

"Ye dari pada di tahan jadi penyakit mending di keluarin lah!" Jawab resha.

Berdecak pelan bener bener ni cewe bobrok nya nyampe ke ubun ubun, selama Tara hidup tidak ada tuh perempuan yang seperti Resha, boro boro kentut di dekat nya malahan cewe lain yang berada di dekat Tara kalau mau batuk pun pikir pikir dulu.

"Kolor ijo!! cepetan dikit ke Resha gatahan," kata kata sedikit ambigu.

Tara melakukan motor dengan kecepatan rata rata menuju alamat yang sudah Resha sebutkan.

Di depan motor Tara ada tiga polisi tidur yang lumayan tinggi sampai semata kaki lah.
Melewati polisi tidur yang otomasi bergajluk tiga kali.

Puft~

Puft~

Puft~

Setiap satu kali gajlukan suara yang berasal dari dubur Resha berbunyi kembali, beda nya kali ini lebih banyak dan juga lebih kencang.

Resha cengengesan di belakang Tara dengan muka merah menahan serangan itu sedangkan Tara hanya mengelus dada pelan.

"Jauh banget sama putri keraton ini mah," gumam Tara lirih.

"Hah? Karatan? Gigi kolor ijo karatan?"

"Apaan cel kaga kedengeran?"

"Ada pangeran? Dimana Resha mau liat?"

"Tanah liat pala lu! Orang kita lagi di aspal"

"Gigi kolor ijo gompal? Kok bisa?"

"Nama nya juga Bayi pasti suka ngompol"

"Haha iya bener juga kata kolor ijo kalo Resha itu punya jempol."

Setres sudah mereka ini.

Motor Tara berhenti di rumah besar yakni rumah kediaman keluarga abimana.

Resha turun dari motor. "Makasih kolor ijo, mampir nya kapan kapan aja ya!" Ujar nya.

Puft

Berlari meninggalkan Tara yang sedang menikmati betapa harum nya gas alam perempuan itu.

"Ga tau malu pisan tuh bocah," gumam Tara tersenyum, lucu sekali si boncel satu ini pas menaham pup sungguh sangat menggemaskan, mulai detik ini Tara menyukai ekspresi Resha yang sedang menahan pup, ah sungguh ekspresi itu membuat tara ingin membawa Resha ke KUA.

Apalagi Bau harum gas alam yang berasal dari dubur Resha, sungguh memabukkan wangi nya, ingin sekali Tara mengambil uap gas alam itu dan mengurung nya di botol untuk sewaktu waktu ia hirup. betapa nikmat nya.

Sinting.

Sebut aja Tara sinting, memang benar ada nya tidak bisa di ubah ubah macam Poto propil.

Terbahak seketika setelah mengingat posisi diri nya dan Resha yang sedang berada di dekat polisi tidur sungguh perpaduan bunyi yang sangat mengagumkan.

"Nak? Kamu tidak kesambet penunggu komplek ini kan?"

.
.
.

Typo berterbangan, betebaran mah kurang valid bep.

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang