12{APA LAGI INI?}

868 87 3
                                    

*happy reading*
.
.
.

*******

Suara alarm menggema membuat sang tuan terbangun dan mematikannya, menengok kanan dan kiri bak orang linglung sang pemuda itu segera membuka gorden. nampak lah matahari yang sudah mulai memunculkan wujud nya.

Memasuki kamar mandi melakukan ritual di pagi hari nya.

Menggeram dengan sekuat tenaga mengeluarkan pundi pundi emas pemuda itu Masi bersemangat mengeluarkan pundi pundi emas.

Plung

Mendesah lega akhirnya yang di tunggu tunggu keluar juga. kelar sudah setoran di pagi hari ini. mengguyurkan sekujur tubuh dengan air serta menyabuni tak lupa juga menyampokan rambut nya. pemuda itu bersenandung ria di dalam kamar mandi. gaada adab memang.

Di geboi geboi muzair

Nang Ning nong

Nang Ning nong

Pak gulipak--

"Tara! cepat mandi nya gausah segala make acara konser dadakan!  Kamu mau terlambat hah?" Suara bunda ratu yang seketika memberhentikan lantunan lagu yang terucap dari bibir Tara.

"Sirik aja mba nya," jawab Tara dari dalam sana yang tentu nya tidak di dengar oleh bunda ratu. Loh wong bunda ratu nya sudah kembali ke singgah sana nya.

Melilitkan handuk sebatas pinggang Tara segera keluar dan berkemas untuk sekolah.

Berdiri di depan cermin dan menatap pantulan wajah diri nya sendiri "meni kasep euy" ujar nya dengan mengelus permukaan wajah.

Masih dengan mengagumi diri nya sendiri Tara malah cekikikan dan tertawa entah karna apa. sedangkan di luar sana sudah di pastikan bahwa ibunda ratu sedang menyiapkan bahan presentasi kemarahan nya kepada sang anak.

Menjinjing sepatu nya dengan tangan sebelah kiri, tangan kanan nya digunakan untuk menjinjing tas hitam dia.

Menuruni tangga satu persatu dan sampai di tempat rutinitas dia bersama keluarga kecil yang di milikinya dipagi hari.
Menarik bangku dan mendaratkan bokong nya.

"Sendokin Bun" pinta Tara dengan memajukan piringnya kehadapan sang bunda, manuangkan nasi goreng yang terpantri di wadah bunda ratu menggetok tangan Tara dengan sendok.

" Kenapa Bun?" Heran Tara dengan dahi mengkerut.

"Liat tuh" suruh bunda dengan ekor mata yang melirik sang kepala keluarga.

" Why yah?" Tanya Tara dengan campuran bahasa Inggris. jendra mendengus kesal dan menyodorkan piring kehadapan sang istri.

Tara manggut manggut ngerti, ternyata sang ayah cemburu kepada diri nya. aneh sekali ayah nya ini cuma gara gara bunda ratu ngasih nasi ke Tara duluan dia cemburu emang dasar husband posesif.

Mau nya yang jadi pertama itu lah watak ayah kepada sang bunda ratu di keluarga ini.

Menyudahi acara sarapan nya Tara segera berpamitan kepada kedua orang tua nya dan pergi kesekolah.

Saat tengah di perempatan SMA perwira sakti Tara merasa ada yang mengikuti nya. melihat ke pantulan kaca spion motor nya Tara tidak melihat siapa siapa. ah mungkin hanya perasaaan nya saja.

Melanjutkan laju motor hingga sampai ke pekarangan perwira sakti. Tara memarkirkan motornya di parkiran khusus anggota pepeti.

Sesampai nya di kelas ia di sambut oleh ke 3 teman nya yang pada gasrek.

"Heyo brota, kangen nih aing pengen meluk dikau" ujar Tono dengan kedua tangan yang hendak memeluk seseorang. di tepis tangan Tono oleh tata membuat Tono mencak mencak gak karuan.

"Lo manusia menjijikan" ejek Nendra dengan memasang muka super jijik nya.

" Demi kesejahteraan bersama ada baik nya tutup mulut kalian yang penuh dengan azab!" Cerca Arya dengan logat pak RT di keluarga somat.

Tara tidak memusingkan tingkah temen gila nya itu, ia segera pergih ke tempat duduk nya dan mendaratkan kembali Bokong nya. sepucuk surat jatuh dari kolong meja setelah Tara mengambil pulpen yang ia taro di kolong meja tersebut.

Mengambil sepucuk surat itu Tara segera membuka dan mendapati tulisan seperti teror sebelum nya.

Menunggu ku heh?

Begitulah isi nya, dia melemparkan sepucuk surat ke tiga temen nya yang di sambut dengan semangat.

" Wah surat cinta dari musuh" ucap Tono dengan sekartis

"Menunggu jodoh apa gimana dah ini" tanya Arya dengan ekspresi bodoh. se bodoh bodoh nya orang bodoh, lebih bodoh muka dia yang sekarang. saking bodoh nya kebodohan saja tidak mah mengakui nya.

"Menunggu ajal" celetuk nendra dengan santai yang mendapati jitakan maut dari Hartono

"Ada yang liat orang masukin sesuatu ke dalem kolong meja gua ga?" Tanya Tara kepada temen sekelas nya yang di balas gelengan

"Penasaran gue kek mana si orang yang neror kita? apa wajah dia lebih jelek dari si Arya?" Tutur Tono ngelantur

"Bacot! Kalo gue dah glow up auto kejang kejang Lo!" Jawab Arya

"Kenapa ga liat di rekaman cctv? kan kelas kita ada cctv nya di atas lemari" terang Nendra. Tara baru inget bila kelas yang mereka tempati mempunyai cctv.

"Gaperlu".

.

Follow akun saya jangan lupa!
Votmen nya di tunggu

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang