45{SESAK?}

584 75 2
                                    

Happy reading!

                                           *****
"Itu minuman rasa apa si Ton?" Tanya Arya menatap minuman milik Tono.

"Aer kencing Firaun! Jelas jelas ini es jeruk. Mata Lo kotok" jawab Tono jengah mendengar pertanyaan basa basi nya Arya. Sudah di pastikan bahwa Arya naksir dengan minuman nya. Ah ralat ingin mengembat.

Arya terkekeh pelan. "Kaya apa si rasa nya? Penasaran gue!"

"Rasa nya kaya odading. Anjing banget!" Sela Tara dengan mata yang menelusuri isi cafe.

Cafe rainbow. Disini lah mereka singgah. Cafe yang bernuansa serba rainbow membuat mereka memilih tempat ini untuk di singgahi.

Tempat nya yang nyaman, pelayan nya ramah membuat mereka betah berlama lama disini. Apa lagi cafe ini menyediakan Wi-Fi gratis. Tambah betah mereka kaum ngirit kuota.

Nuansa berwarna warni cafe ini memang sedap di pandang oleh pengunjung. Warna warni seperti arti nama cafe nya ini lah yang membuat mereka melupakan sejenak betapa suram nya kehidupan yang mereka jalanin.

"Anjing anjing banget! Anjing banget anjing banget. Muka Lo kaya anjing" nyanyi Nendra mengikuti yang sekarang ini tengah viral di sosial media.

"Lebih anjingan Lo kemana mana nen!" Cerca Tono.

"Anak yatim baru kemaren diem!" Pungkas Nendra membuat Tono bungkam.

"Nen!" Desis Tara memperingati.

Nendra memukul mulut nya yang sulit di kontrol akhir akhir ini. Entah karena apa, dia pun tidak tahu menahu.

"Gue ga bermaksud kaya gitu Ton" seru Nendra yang melihat Tono diam tak bergeming.

"Boong Ton! Dia ngomong nya pasti dari lubuk hati yang paling dalem. Sedalam sumur duit punya keluarga Lo!" Kompor Arya.

"Lo diem sempak firaun!" Sinis Nendra.

Tara tak mengidahkan 2 teman nya ini. Sekarang dia fokus kepada Tono yang masih diam tak bergeming. Tara jadi merasa awkard melihat Tono seperti ini.

Dia berpikir. Apa Tono belum mengikhlaskan mendiang ayah nya?. Atau perkataan Nendra yang sudah kelewat batas?.

"Ton!" Panggil Tara berharap agar Tono bergeming kembali seperti tadi.

"Iya? Gue gapapa kok?" Jawab Tono dengan sunggingan senyum yang membuat mereka menghela nafas lega.

"Bener Lo gak kenapa kenapa?" Tanya Arya hati hati.

"Iya. Emang nya gue kenapa coba"

Nendra jadi sedikit merasa bersalah kepada Tono. "Abis nya Lo tadi diem Bae. Kan takut nya kata kata gue tadi menyinggung perasaan Lo!"

" Oh. Tadi gue diem lagi berdoa ke Allah, semoga Abi Lo dicabut nyawa nya sama allah. Biar kita sama sama jadi anak yatim! Lo tau kan kalo doa anak yatim yang terzolimi niscaya akan di kabulkan?!" Jawab Tono enteng.

"Sialan!"

"Goblog!"

"Aku suka gaya mu. Teruskan nak! Ayah tiri mu mendukung mu!"

Tono menunjuk Arya dengan jari tangan nya. "Dan gue berdoa semoga Lo cepet mati! Biar impian lo yang kepengen jadi ayah tiri gue ga kesampean!"

"Kok Lo bangsat si?!"

"Mampus"

"Cepet cepet mati dah lu. Enek gua liat muka lu Mulu!"

Arya berdesis sinis. Tidak ada satupun dari mereka yang membela nya. Kenapa tidak adil seperti ini? Diri nya ingin dibela.

Jadi gini rasa nya jadi Tono?

Dari pada menimpali mereka lebih baik Arya membuang muka dan melihat lihat setiap sudut cafe yang sedang ia tempati. Barang kali diri nya melihat cewe cewe bening cem girlband Korea.

Mata nya berhenti disudut pojok cafe yang di tempati oleh 2 pasang manusia. Seperti nya Arya mengenali siluet tubuh 2 manusia itu.

Arya menatap Tara kasihan. "Tar! Yang sabar ya!"

"Sabar kenapa? Gua lagi kaga ketimpa masalah hari ini" tanya Tara bingung mendapat kata yang menyuruh nya sabar.

"Mabok es jeruk kali dia Tar" sela Tono mengusulkan pendapat.

"Kehabisan bahan bacot maybe" tambah Nendra.

Berdecak pelan Arya ingin sekali menenggelamkan 3 teman nya ke sumur tua di belakang Rumah nya itu. "Liat ke arah jam 2. Dan gue harap Lo gak mau bunuh diri disini"

Tidak mau membuat otak mereka bekerja keras untuk mengerti maksud dari kata Arya mereka segera mengalihkan kepala ke arah sudut pojok. Letak dimana jarum jam angka dua mereka.

Tono dan Nendra mempertajam penglihatan nya. Setelah jelas siapa objek tersebut mereka membelalakkan mata dan segera menolehkan kepala menghadap ke arah Tara.

Tara mematung di tempat setelah melihat siluet orang yang gampang sekali dikenalinya. Di sana terdapat sang pujaan hati bersama suami nya.

Habis ini Tara akan bergerak cepat untuk mendapatkan Resha. Dan harus nya si kuda itu mengikuti perintah nya untuk menceraikan Resha. Bukan berkencan seperti ini.

Susah ya mencintai dalam diam. Harus sabar bila mendapati pemandangan yang menyesakan hati seperti ini.

Menghembuskan nafas. Tara bertekad untuk segera membuat Resha jatuh kedalaman pelukan nya sedalam dalam yang tidak ia kira.

Memandang Tara prihatin Nendra menepuk bahu Tara menguatkan. "Sabar. Kejar buru! Jangan diem di tempat!"

"Bener tuh tar! Sebelum Resha melendung, sah sah aja lo rebut dari si kuda!" Semangat Arya menepuk nepuk bahu sebelah nya.

Tono mengangguk mengiyakan ucapan dua sohib nya itu. " Gapai dia sebelum gue yang gapai dia duluan!"

"Lu mau dukung apa nikung?" Sinis Tara.

"Dua dua nya"

"Sebelum itu terjadi, gua gak akan segan segan ngebuat lu nyusul almarhum ayah lu!"

.
.
.

Cerita ini hanya fikti belaka.

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang