47{MERESAHKAN}

552 79 5
                                    

Happy reading

                                      *****

Resha menelusuri koridor dengan bibir yang asik menyedot minuman kotak berwarna hijau. Apa lagi kalau bukan milo.

"Res!" Panggil suara dari arah belakang Resha.

Membalikan badan menghadap ke belakang untuk melihat siapa gerangan yang memanggil diri nya. "Kak jaya? Ada apa?"

"Rambutan kapan Redi?" Tanya jaya. Pasal nya ia sudah merindukan buah berambut itu.

Rasa manis yang memanjakan lidah  membuat Jaya ingin terus terusan memakan si rambutan ber kali kali, bukan apa apa. Rambutan yang di jual Resha rasa nya beda dengan Rambutan abang Abang kaki lima.

Maka dari itu Jaya sangat menyukai Rambutan yang tidak di ketahui asal usul nya.

"Nanti ya kak! Rambutan nya belum panen"

"Yah, udah kangen berat gue sama rambutan nya!"

Resha terkekeh pelan. "Rambutan kok di kengenin, doi noh yang di kangenin!"

"Doi aja gapunya!" Sarkas Jaya.

"Kasian, maka nya cari tuh doi, jangan main bola Bae!"

"Lo mau gak jadi doi gue?" Pinta Jaya dengan mata yang mengelering nakal.

"Punya mas batangan berapa ton? Mansion berapa biji? Mobil berapa ratus?"

Jaya mengerjabkan mata perlahan, mencerna ucapan Resha. Diri nya sedang menawarkan diri untuk menjadi pendamping, bukan ingin menawarkan diri ke ajang timbangan harta.

"Kira kira, harta kakak bakal abis tujuh turunan delapan tanjakan ga?"

Mengelus dada sabar. Diri nya memang tidak dapat di katakan orang tidak mampu. Tetapi harta nya tidak sampai segitu.

Ayah Jaya hanya di rektur keuangan, sedangkan sang mama membuka warung makan kecil kecilan. Mana ada harta sebanyak itu.

"Gue tarik perkataan gue tadi," alibi Jaya merasa minder dengan wejengan Resha.

"Kalo mau ngajakin Resha pacaran, siapin duit seratusan."

Jaya memandang Resha antusias, kalo duit seratus ribu diri nya punya, malah sekarang ada di kantong celana nya. "Gue ada nih, jadi Lo mau jadi doi gue?"

"minimal 10 gudang penuh." Sela Resha membuat Jaya kicep di tempat. Gila aja, emang nya dia pikir duit kaya daun? Tinggal keruk gitu aja. Ini duit coy duit.

"Lo sinting!"

Mengedikan bahu tak ambil pikir, Resha melajukan kaki meninggalkan Jaya yang sedang mencak mencak tak jelas.

Hai res

Baru Dateng res?

Rambutan nya mana res?

Res besok kita ngobak lagi kuy

Membalas sapaan murid yang berada di sekitar nya dengan senyuman serta lambaian tangan seperti biasa nya.

Melanjutkan jalan menuju kelas dengan mata yang asik memandang susu kotak di genggaman nya.

Saking seriusnya memperhatikan susu kotak Resha tidak menyadari bahwa ada gerombolan dari lawan arah tengah melaju dengan cepat. Alhasil diri nya terhantam jatuh.

Brukk!!

Meringis tertahan Resha segera memungut Susu kotak yang sempat terjatuh di samping nya.

"KALO JALAN LIAT LIAT DONG! MAEN NABRAK NABRAK AJA, SITU PUNYA MATA KAN?!" Seru Resha menghadap ke arah gerombolan itu dengan mata yang memandang mereka sinis.

Salah satu di antara gerombolan itu menghampiri Resha dengan memutarkan badan Resha. "Lu gapapa kan? Ada yang lecet? Mau gua bawa ke UKS?"

"Apa si kolor ijo!" Sentak Resha merasa kesal karena badan nya di putarkan seperti ini, dia kira badan nya komedi putar apa?.

"Lu gapapa kan? Sory gua gasengaja sumpah" imbuh Tara merasa bersalah.

"Tar buru bego keburu si gundul nyampe sini!" Sarkas Arya greget. Bukan nya buru buru kabur malah berenti di tengah jalan.

"Hai Resha," sapa Tono melambaikan Tangan ke arah Resha yang di balas lambaian juga.

"BERENTI GA KALIAN!" Teriakan menggelegar di sepanjang koridor membuat Tara beserta 3 lain nya tersadar akan tujuan nya.

Melarikan diri tujuan mereka ber empat, bukan apa apa sekarang ini mereka tengah di kejar sama pak gundul.

Gara gara ide nya Tono dan Arya untuk mengerjai Pak Gundul dengan menempelkan poster kepala pak Gundul yang sudah di edit sedemikian rupa di papan tulis sampai penuh. Pak Gundul yang tak terima segera mengeluarkan Tanduk kemarahan nya. Alhasil sekarang mereka harus main ucing ucingan dengan pak gundul.

"Kabur goblog buru!" Cerca Arya segera melerikan diri, tak peduli bila teman nya masih diam di tempat.

Tono yang melihat Arya sudah melarikan diri segera menyeret tangan Tara dan juga nendra. "Resha kita duluan ya, kalo tuh guru nanya ngeliat kita apa ngga, bilang aja ngga. Dah".

"Ehh-- bentar, lu beneran gapapa kan Res?" Tanya Tara setengah berlari karena diri nya di tarik oleh Tono.

"Ngga! Udah Sono lari, keburu ketangkep!" Jawab Resha.

Menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri Resha segera melanjutkan perjalanan yang sudah tertunda beberapa kali.

Pak gundul berhenti di hadapan Resha dengan nafas yang tersengal-sengal. "Kamu liat Tara sekawan ga?"

"Ngeliat pak! Dia ke arah kantin tadi" ujar Resha jujur tidak mengikuti Ucapan yang Tono pinta. Diri nya tidak mau menambah dosa karena berbohong. Lebih baik jujur bukan? Jadi dapet pahala nanti nya. Lagi juga Resha masih merasa kesal dengan mereka. Gara gara mereka susu kotak Resha Sekarang ini sudah ngga layak untuk di minum.

Menganggukkan kepala pertanda mengerti pak gundul segera bergegas meninggalkan Resha.

Melangkahkan kaki kembali Resha berharap tidak ada yang memberhentikan langkah nya kali ini.

"Resha!" Panggilan Dari belakang Tubuh Resha membuat Resha menggeram tertahan.

"APA SI? HERAN RESHA. DARI TADI MAU NGELANGAKAHIN KAKI KE KELAS KETUNDA MULU!!" Sarkas Resha tanpa membalikan Badan.

"KAMU MEMBENTAK SAYA?"

Membelalakkan mata tak percaya Resha segera membalikan badan ke arah belakang. Alangkah terkejutnya Resha melihat pak Opik dengan muka menahan marah.

"Buu---kan gitu pak" kikuk Resha, dia kira yang berada di belakang nya murid Perwira sakti. Kalo tau yang memanggil dirinya adalah pak Opik Resha tidak akan ngegas seperti ini. Alamak kumaha ini.

"TERUS APA?!"

Mengelus dada kaget Resha beristigfar berkali kali, semoga setan yang bersemayam di dirinya tidak meminta di keluarkan. Bisa berabe nanti.

"APA?!!"

"Allahuakbar pak! Gausah mancing jiwa ketoxican Resha dah kalo gak mau adu bacot!"

Tuh kan jadi keluar setan yang bersemayam di tubuh Resha. Pak Opik si.

Pak Opik memandang Resha tidak percaya dengan tangan yang menunjuk ke arah nya. " KA---KAMU BERANI NGELAWAN SAYA?!"

Resha bertolak pinggang memandang pak Opik.

"Apa? Mau adu tinju? Adu kepintaran? Adu bacot? Adu kekayaan? Sini Resha jabanin!!"

.
.

#Lambehtor

Gimana gimana ada yang gemes pengen nyekek Resha ga nih?

.

TBC.

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang