AOD 18

41 6 0
                                    

Changbin memarkirkan mobilnya di depan rumah keluarga Wang Yiren, rumah yang tak terlalu mewah tetapi tak terlalu sederhana juga. Mereka mengetuk pintu beberapa kali, dan sesaat setelahnya Yiren membukakan pintu untuk mereka.

Gadis keturunan Tiongkok itu tersenyum lembut pada keduanya, "Ada yang bisa ku bantu?" tanyanya lembut.

"Kami ingin menanyaimu lebih lanjut mengenai Lee Sian," Yiren menangguk, ia lantas menyuruh kedua detektif muda itu masuk dalam rumahnya. Dengan disuguhkan teh hangat dan beberapa cemilan, mereka duduk di ruang tamu.

"Sebelumnya terimakasih telah mau membantu kami. Kasus Lee Sian kini menjadi sebuah kasus pembunuhan berantai, dan Lee Sian adalah korban pertama." Yiren terkejut dengan pernyataan itu, ia hanya mempu menutup mulutnya karena saking terkejutnya.

"Yiren, benarkah kau yang menjadi orang terakhir yang di temui Lee Sian di hari ia hilang?" tanya Changbin, Youngmi kemudian membuka pulpen dan buku catatannya. Yiren mengangguk pasti.

"Terakhir kali, di tempat les setelah pulang les. Sekitar jam 20.40 KST, kami berpisah dimana ia harus belok melewati gang sempit menuju rumahnya. Karena gang itulah satu-satunya jalan cepat menuju rumah Sian," terang Yiren.

"Apa tidak ada sesuatu yang mencurigakan? Misalnya seseorang yang mengikuti kalian malam itu?" Yiren menggeleng.

"Kau yakin?" tanya Youngmi memastikan, membuat Yiren berusaha keras mengingat malam itu.

"Kurasa tidak. Hanya saja ..." Yiren mengantungkan kalimatnya. Ia ragu-ragu.

"Katakan saja kecurigaanmu, itu akan sangat membantu dan kami akan menyelidikinya lebih lanjut untuk membuktikannya," kata Changbin mencoba meyakinkan Yiren.

"Hanya saja, ada seseorang laki-laki berjubah hitam yang menunggu di dalam mobil. Ia mengunggu di depan tempat les, dia selalu disana setiap harinya dan dijam yang sama. Setelah pulang les," Youngmi dengan telaten mencatat hal-hal penting yang dikatakan Yiren. Sementara Changbin mendengarkan dengan serius.

"Apa dia masih melakukan hal yang sama sampai sekarang?"

Yiren menggeleng, "Ia seperti ikut hilang setelah Lee Sian dinyatakan hliang kala itu. ia tak terlihat lagi disana, bahkan dijam pulang les pun. Akhir-akhir ini aku tak melihatnya." Jantung Yiren berdegup, ia mulai khawatir jika laki-laki berjubah hitam itulah yang membunuh Lee Sian.

"Kau bisa menyebutkan ciri-cirinya?" tanya Youngmi menetap Yiren, gadis itu mengigit bibir bawahnya khawatir.

"Yiren?" panggil Youngmi, tapi sepertinya pikiran Yiren sedang melayang entah kemana. Mata gadis itu melihat ke sekelilingnya, dan ia dengan gelisah memainkan jari-jarinya. Youngmi menyentuh tangan dingin Yiren, ia tersentak kecil dan Youngmi menatapnya lembut.

"Jangan khawatir, kami akan menyelesaikannya," ujar Youngmi menenangkan Yiren, mata Yiren berkaca-kaca. Ia seperti hendak ingin menangis, lantas bibirnya berujar, "Aku takut unni,"

Youngmi mendekat pada Yiren dan memeluknya serta mengusap punggungnya lembut, persis seperti yang ia lakukan pada Hina tadi. Changbin hanya diam melihat moment ini, Yiren mulai menangis dalam pelukan Youngmi.

"Kami selalu bersamamu, jika ada sesuatu yang tidak beres kamu bisa menghubungiku." Youngmi melepaskan pelukan mereka, ia lantas memberikan nomor teleponnya pada Yiren. Gadis itu menerimanya sambil menghapus air matanya.

"Jadi, bisa kau katakan ciri-cirinya?"

"Dia tinggi, sekitar 180-an cm. Tidak gemuk tapi rata-rata, ia memakai topeng mata. Tapi aku dapat melihat bentuk bibirnya yang tebal, kurasa dia tampan. Kurasa ia masih muda, sekitar 20-an tahun. Hanya itu yang ku tau," Yiren menunduk.

Angel Or Devil Ft Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang