Please, Waiting for Me

171 35 140
                                    

Haloowww...
Kira kira dari judul chapter ini ada yg bisa tebak ga apa yg akan terjadi hehehe

.
.
.

South Korea, 17:00

Seorang pria dewasa dengan kemeja merah maroon yang melekat pada tubuh gagahnya tengah berada di depan sebuah cermin kecil, memandang pantulan dirinya pada cermin tersebut.

Gagah dan tampan, dua kata yang pas untuk menggambarkan pria tinggi berdarah Korea-Prancis itu saat ini.

Sambil menunggu Sooji yang sedang melakukan sedikit touch up pada make upnya, Vante memonitor penampilannya malam ini lewat cermin kecil tersebut.

Membenarkan kerah kemejanya serta melipat kedua bagian lengan kemeja tersebut sampai ke bagian sikunya, menampilkan tangan panjang Vante dengan urat-urat yang terlukis indah di tangannya.

Sementara di dalam toilet wanita, Sooji sedang termenung. Gadis itu merasa seperti tidak sedang menjadi dirinya sendiri.

Bukan, bukan gaunnya atau riasannya yang terlalu cantik sehingga ia tidak merasa percaya diri.

Hanya saja Sooji merasa semua ini seperti tidak sesuai dengan hatinya. Seperti bukan keinginannya. Entahlah, Sooji juga bingung dengan perasaannya hari ini.

Setelah beberapa menit, Sooji pun akhirnya menampakkan dirinya dari toilet wanita untuk menghampiri Vante yang tengah menunggunya.

Gadis itu tampil anggun menggunakan gaun merah maroon yang berwarna senada dengan kemeja milik Vante.

Sooji terlihat sedikit gugup, mungkin karena ini pertama kalinya gadis itu bertemu dengan keluarga besar Vante.

Setelah siap, Sooji menggandeng lengan kanan Vante dan berjalan menuju meja makan tempat keluarga Vante berkumpul.

Sooji duduk tepat di samping Vante, lebih tepatnya di bagian pojok meja makan panjang tempat keluarga Vante berkumpul.

Vante memperhatikan Sooji yang sepertinya sedang larut dalam pikirannya sendiri.

"Sooji, apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Emmm, Van, aku hanya sedikit ragu."

"Ragu?"

"Iya, aku ragu. Apakah keputusanku sudah tepat atau justru malah sebaliknya."

"Tentang melepas Taehyung dan memilihku?"

"Emmm, begitulah."

Sooji sedikit ragu menjawab pertanyaan Vante yang satu itu.

Setelah berpikir sejenak, Vante memutuskan untuk mengajak Sooji menuju taman, meninggalkan meja makan agar Sooji dapat mengungkapkan perasaanya tanpa harus terganggu oleh keluarga Vante.

Apa Vante marah? Apa dia kecewa? Batin Sooji.

"Hmmm."

Vante menghela nafas pelan.

"Sepertinya usahaku kurang maksimal ya untuk membuatmu mencintaiku."

"Ne?" (Ya?)

Vante meraih kedua bahu Sooji, lalu sedikit membungkukan diri agar tingginya sejajar dengan Sooji.

Sehingga kini pria itu dapat menatap mata Sooji dengan sangat jelas.

"Sooji, dengarkan hatimu. Hatimu yang terdalam."

"Kau masih mencintainya kan?"

"Sooji, jangan membohongi perasaanmu sendiri. Jangan menganggap dirimu sudah melupakannya padahal kau masih mencintainya. Jujur pada dirimu sendiri, Sooji."

Love Scenario ~ KTH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang