"Mina, aku ingin bertanya satu hal lagi sebelum kau masuk kedalam dorm" ucap Jungkook membuat Mina menghentikan langkahnya untuk keluar dari mobil Jungkook.
"Okey, katakan saja" balas Mina yang kembali menutup pintu mobil.
"Aku harap ini bisa jadi pertanda baik dan buruk. Tapi kau harus jujur, apa kau masih mencintai ku?" Mina terkaget dalam hatinya, tapi ekspresinya tidak sesuai dengan yang diharapkan Jungkook.
"Jadi bagaimana?" Tanya Jungkook lagi karena Mina masih belum menjawab.
"Aku, aku masih ragu untuk menjawabnya lagi. Kau akan tahu jawabannya kalau kau berusaha dengan tulus untuk memperbaiki semuanya" ucap Mina lalu dengan cepat keluar dari mobil Jungkook.
Jungkook hanya bisa melihat punggung Mina yang semakin jauh dari dalam mobilnya.
Ia membuang nafas dengan kasar, ia sadar semua yang akan Jungkook lakukan tidak akan semudah mendekati Mina yang dulu. Karena, Mina sudah terluka karena kelakuannya sendiri..
.
.
.
."I'm home" ucap Mina sembari memasuki dorm.
"Eonni? Cepat kemari" Chaeyoung menarik tangan Mina.
"Kemana Chaeyoung-ah?" Chaeyoung tidak peduli dengan pertanyaan Mina, yang penting ia membawa Mina keluar rumah."Kenapa kita harus disini?"sekarang mereka sedang berada di taman belakang.
"Kalau mau berbicara kita kan bisa bicara di dalam. Disini panas, ayo kembali" Mina berbalik ingin masuk kedalam rumah, tetapi belum ada selangkah Chaeyoung membalikkan tubuh Mina mengarah padanya."Lihat ini" Chaeyoung memberi hp nya pada Mina.
"Bagaimana mungkin?" Mina terkejut bukan main.
"Aku juga tidak tahu eonni, tapi kita tidak boleh memberitahukannya pada siapapun" ucap Chaeyoung.
Mina hanya mengangguk paham dengan tangannya yang masih menutup mulutnya karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat."Pasti orang yang mengirim photo ini adalah Widia. Aku yakin itu" gumam Chaeyoung.
"Bukan Chaeyoung, itu bukan Widia" ucap Mina karena sempat mendengar gumaman Chaeyoung.
"Eonni tahu dari mana? Dia kan selalu melakukan hal yang menjijikkan seperti ini" Balas Chaeyoung dengan raut tidak suka. Mungkin Chaeyoung cemburu pada Widia karena Widia dapat membuat Mina menyukai nya dengan cepat. Secara Mina itu adalah eonni kesayangannya.
"Jangan mengatasinya, dia sudah berubah. Dan Aku tahu itu bukan nomornya Chaeyoung-ah, Widia kan orang indonesia" jawab Mina.
"Hmm" Chaeyoung hanya berdehem.
"Ya sudah, ayo kita masuk sebelum ada yang mencari kita dan mencurigai kita" aja Mina sambil merangkul lengan Chaeyoung.
"Eonni" panggil Chaeyoung.
"Wae?" Jawab Mina.
"Apa eonni menyangiku lebih dari Widia?" Tanya Chaeyoung dengan wajah murung."Ha? Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku lebih menyayangimu, kau kan sudah kuanggap seperti adik kandungku" ucap Mina sambil mengusap punggung Chaeyoung dengan rasa sayang.
"Terimakasih eonni" Chaeyoung tersenyum bahagia dan melihat kearah wajah Mina yang cantiknya polos.
Semenjak Widia datang Chaeyoung merasa Mina semakin berbeda terhadapnya, ia selalu ingin menanyakan apakah Mina lebih menyayanginya atau Widia. Namun, sekarang semuanya sudah terjawabkan.
.
.
.
.
.
.
.Jungkook sedang menelepon Mina, dan alasannya adalah karena rindu. Sempat Mina ingin mengakhiri telepon dari Jungkook, namun Jungkook selalu mencari-cari alasan agar Mina tetap berteleponan dengannya.
"Jadi, apa kau sudah makan malam?" Ucap Jungkook basa basi.
"Tidak seperti biasanya. Padahal selama kita berpacaran kau tidak pernah berbasa-basi denganku"
"Itu karena sekarang kondisinya sudah berbeda" memang sangat berbeda. Jungkook harus lebih berusaha lagi agar bisa membuka hati Mina.
Jungkook sadar Mina sudah berani membuat topik pembicaraan tentang hubungan yang sudah berlalu. Padahal, Jungkook sangat menjauhi hal itu.
Apakah Mina sudah tidak sakit hati lagi dengan hubungan mereka yang dulu?
Atau Mina sudah melupakan Jungkook?
Itulah yang selalu mengisi pikiran Jungkook saat Mina mengungkit hubungan mereka yang sudah berlalu."Berbeda bagaimana?"
"Ayolah mina-ya, rasanya sangat canggung untuk membicarakan hal itu" Jungkook merasa jadi bad mood.
"Mianhe, jadi aku juga ingin memberitahukan mu tentang sesuatu Jungkook-ah"
"Sinca? Tentang apa" Jungkook jadi bersemangat.
"Seminggu lagi aku akan melepas kontrakku dengan agensi, dan aku akan melanjutkan pendidikanku di jepang. Appa ku sudah tahu tentang hubungan kita..."
"APA?!! Bagaimana bisa? Kalau appa mu tahu memangnya ada apa? Apakah itu hal yang bisa memutuskan keinginannya untuk menyuruh mu ini itu? Dan kenapa aku seperti tidak tahu apa-apa sekarang?" Jungkook naik pitam, suaranya meninggi, ia tahu kalau hal ini sangat berdampak besar di waktu yang akan mendatang. Dan Jungkook tidak ingin hal buruk yang ia bayangkan akan terjadi pada Mina, ia sendiri, dan tentunya hubungan mereka berdua.
"Sekarang kau sedang dalam mood yang buruk Jungkook"
"Wae? Lalu kenapa kalau aku dalam kondisi menyedihkan?" Jungkook memotong ucapan Mina.
"Jangan membuat hal ini semakin memburuk, kau harus dengarkan dulu apa yang akan ku katakan"
"Bagaimana mungkin kau setuju saja dengan ucapan appa mu Mina-ya?" Suara Jungkook masih terdengar marah.
"Seharusnya aku yang marah-marah terhadap mu Jungkook!!!"
Mina pasti sudah emosi karena sikap Jungkook. Jungkook sadar kalau sekarang posisinya harus sabar dan tenang. Ia harus mendengarkan ucapan mantan kekasihnya dengan seksama.
"Kau tahu?... Aku juga tidak mau semua ini terjadi. Semua memang salah mu"
Jungkook hanya diam mendengar lirihan Mina yang menyedihkan. Jungkook juga tidak bisa membalas ucapan Mina, karena ucapan mantan kekasihnya itu memang benar adanya.
"Tapi... Aku juga salah. Aku tidak memberitahukan mu tentang perjanjianku dengan appaku"
"Per, perjanjian apa Mina?" Tanya Jungkook dengan lembut agar Mina tidak emosi.
"Mianhe Jungkook-ah, aku diijinkan appa menjadi artis kpop dengan 2 janji. Yang pertama bila kontrakku habis dengan agensi maka appa akan melanjutkan pendidikanku dan membangkitkan peeusahaanku sendiri. Dan yang kedua... aku... aku dilarang memiliki..."
"Memiliki hubungan serius seperti berpacaran dengan orang begitu?" Jungkook tidak sabar dengan ucapan Mina, dan ia juga tahu kalau yang ia tanyakan pada Mina adalah perkataan yang berhubungan dengan ucapan Mina.
"Nee, jadi... kalau aku melanggar peraturan maka appa akan bertindak sendiri"
Jungkook maupun Mina hanya diam saja. Lidah Mereka sangat kelu untuk mengucapkan sepatah kata.
"Jung, Jungkook-ah"
"Wae!" Jungkook langsung menjawab ketika Mina memanggilnya dengan lirih.
"Aku masih mencintaimu, jadi ayo bertemu besok sebelum semuanya benar-benar berakhir"
"Baiklah, tunggu aku dan jangan pergi" Ucap Jungkook secara reflek.
Dan tepat setelah Jungkook menjawab perkataan Mina, teleponnya terputus. Sepertinya Mina memutuskan panggilan mereka atau jaringan yang memang buruk. Apapun alasan yang menyebabkan panggilan mereka jadi terputus, yang paling penting Jungkook merasa lega dan bahagia. Dan ia sangat merasa teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVERAGE
Teen Fiction"kumohon jangan beritahu hal ini, aku tahu kalau kau membutuhkan uang. Tapi jangan korbankan kami" pinta jungkook pada wanita itu. "korban? Kau terlalu berlebihan, dan kalaupun aku membutuhkan uang bukan berarti aku membocorkan hubungan kalian denga...