Aku berusaha tetap fokus dalam menonton pertandingan Quidditch, namun sia sia. Aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari sikap Draco yang sangat tiba tiba. Harry dan Ron sangat heboh dengan seorang pemain Quidditch bernama Viktor Krum. Dia memang hebat dalam bermain Quidditch, badannya yang kekar itu seolah menunjukkan kerja kerasnya selama ini.
Dan pertandingan Quidditch pun berakhir, kami bergegas kembali menuju The Burrows. Karena besok, kami sudah harus kembali ke Hogwarts.Malamnya, aku tidak bisa tidur. Aku masih teringat saat bersama Draco. Bagaimana bisa, orang yang sangat menyebalkan sepertinya seperti itu. Dia benar benar seperti menjadi orang lain didepanku. Bukan lagi seorang Draco Malfoy yang menyebalkan, tetapi Draco Malfoy yang hangat. Aku menghela nafas dan memejamkan mataku, berharap aku segera tertidur. Sehingga aku tidak lagi berpikir tentang seorang Draco Malfoy.
Keesokan harinya, aku, Hermione, Ron, Harry, Ginny dan si kembar Weasley berangkat bersama sama menuju Stasiun King's Cross. Kami berempat berpisah dengan Ginny dan si kembar Weasley. Kami segera memasuki kereta dan mencari kompartemen yang kosong. Sampai kami kembali bertemu dengan Draco dan teman temannya. Kali ini dia bersama Blaise, Theo dan Pansy. Selalu saja ada Pansy. Aku yang melihatnya menghela nafasku berat.
"Ayo kita segera pergi dari sini, ini tempat para Slytherin" ucapku pada Harry. Harry mengangguk dan memimpin didepan, disusul Ron dan Hermione. Sedangkan aku berada dibarisan paling belakang. Tentu saja, seorang Draco Malfoy tidak akan membiarkan kami lewat begitu saja. "Apa yang para singa lakukan di sarang ular?" tanya Draco pada kami. Aku segera menatap tajam pemilik suara familiar itu. Sesekali aku menatap ke arah Pansy, namun dia selalu menundukkan kepala atau mengalihkan pandangan ku darinya.
"Kami hanya ingin lewat, tidak lebih" jawab Harry pada Draco. Draco dan teman temannya pun tertawa. "Biarkan kami lewat Malfoy" kini Hermione yang bersuara. Seketika Draco menoleh dengan tatapan tajamnya. "Aku tidak mau mendengar apapun darimu Granger" jawabnya dingin. Sesungguhnya sangat mengejutkan untuk seorang Draco Malfoy yang sangat menjunjung tinggi status darah tidak merendahkan Hermione dengan memanggilnya mudblood seperti dulu.
Aku dan ketiga temanku pun sama terkejutnya karena Draco memanggil nama belakang Hermione."Harry, cepatlah. Aku merasa kakiku akan segera patah karena aku terlalu lama berdiri" kini aku bersuara dari belakang. Dan secara mengejutkan, Draco membiarkan kami lewat. Saat aku akan melewatinya, dia memegang tanganku dan mengusapnya sebentar.
Apa apaan dia itu.
Aku otomatis menoleh dan dia tersenyum hangat padaku, aku tidak membalas senyumnya dan berusaha mengontrol ekspresiku hingga kami tiba di kompartemen kami."Kau lihat? Ketika Helene yang berbicara, Malfoy langsung memberikan kita jalan" ucap Ron dengan heboh. Harry mengangguk dan menatapku, seakan meminta penjelasan padaku. "Aku tidak melakukan apapun, aku benar benar jujur saat berkata kakiku seperti akan patah karena berdiri terlalu lama" jawabku malas. "Pernahkah kalian berpikir bahwa Malfoy menyukai Helene?" kali ini pertanyaan Ron membuatku terkejut. "Apa maksudmu Ron?" tanyaku sambil melotot.
"Aku pun berpikir dia mulai berhati hati pada kita, kalian lihat sendiri, dia memanggil nama belakangku" ucap Hermione meyakinkan. Aku memijit pelipisku dengan kedua tanganku, karena aku mendadak sakit kepala mendengar ucapan ketiga temanku. "Ya, sepertinya Malfoy mulai berubah" kini Harry yang membuka suara. "Kalau dia sudah berubah, aku tidak keberatan memberikan Helene padanya" ucap Hermione santai. Dijawab anggukan oleh Ron dan Harry.
"Hey, apa apaan kalian" aku mendengus mendengar ucapan mereka. Namun disatu sisi aku lega, karena jika Malfoy benar benar berubah, aku tidak perlu khawatir dengan sikap ketiga temanku.Akhirnya kami sampai di Hogwarts, dan kami segera menuju asrama, lalu kami ke Great Hall untuk makan malam. Seperti biasa Prof.Dumbledore memberikan beberapa patah kata, dan beliau menjelaskan tentang Turnamen Triwizard.
Beliau menjelaskan sejarah dan akhirnya menyampaikan bahwa Hogwarts menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Turnamen Triwizard.
Tiba tiba pintu Great Hall terbuka, dan kami melihat wanita wanita cantik dari Beauxbatons. Mereka menggunakan baju warna biru lengkap dengan topi warna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya jika murid dari dua asrama yang sangat terkenal selalu bermusuhan saling jatuh hati? Apakah mereka akan mengikuti kata hati masing masing dan bisa bersama atau akan tetap bersikukuh pada ego masing masing untuk tetap s...