Chapter 16

479 61 10
                                    

Draco Pov

Saat melihat Helene bergandengan tangan dengan Oliver Wood dari Gryffindor entah kenapa perasaanku tidak tenang. Namun aku tidak tau kenapa aku merasa seperti ini. Daphne yang berada disampingku melirik ke arahku dan memperhatikanku. "Kau kenapa Draco?" tanya nya padaku. "Entah kenapa perasaanku tidak tenang melihat mereka seperti itu Daph" jawabku padanya. Namun Daphne langsung terlihat sumringah, dia tersenyum lebar mendengar ucapanku. "Ada apa Daph?" tanyaku padanya. Dia hanya menggeleng dan tersenyum lalu menatapku kembali. "Aku akan membantumu" ucapnya padaku.

Aku hanya diam melihat reaksi Daphne, aku bingung. Tiba tiba Pansy menghampiriku dan melingkarkan tangannya padaku. Aku tersenyum padanya, namun ada perasaan janggal saat aku bersama Pansy. Dan aku tidak tau perasaan apa ini. Aku memutuskan untuk bertanya pada Pansy saat kami nanti sudah kembali ke asrama. Aku masih fokus memperhatikan Helene, entah kenapa melihatnya tersenyum pada pria lain membuatku marah. Seolah olah seharusnya aku yang berada di posisi pria yang bernama Oliver Wood itu.

Kami akhirnya kembali ke asrama kami masing masing, Pansy masih menggandeng tanganku. Dan aku masih mendapat tatapan aneh dari teman temanku, bahkan Eros kakak dari Helene. Namun saat itu Eros tidak bertanya padaku, dia seperti berbisik bisik pada Daphne dan sesekali melihat ke arahku. Hingga dia berbalik dan tatapan tajamnya menghilang dari pandanganku. Aku masih duduk di sofa ruang rekreasi, Pansy pergi ke dapur untuk mengambilkan aku jus apel. Daphne, Theo, Blaise, Crabbe dan Goyle menghampiriku. "Draco, apa yang kau rasakan saat kau melihat Helene?" tanya Daphne padaku. "Aku merasa marah saat dia tersenyum bersama lelaki lain, aku tidak tau kenapa" ucapku cepat. Kini mereka saling memandang dan tersenyum.

Tiba tiba Pansy datang dan mengerutkan alisnya melihatku bersama Daphne, Blaise, Theo, Crabbe dan Goyle. "Apa yang kalian lakukan?" tanya Pansy ketus pada mereka. Daphne langsung merebut jus apel yang ada ditangan Pansy. Pansy memekik dan membentak Daphne, berusaha merebut kembali jus itu. Namun Blaise dengan cepat menghalangi Pansy,aku yang bingung hanya diam dan melihat mereka." Crabbe, cepat minum ini! Jika terjadi sesuatu padamu, kami akan mengobatimu. Tidak ada waktu lagi, minum ini sekarang!" ucap Daphne tegas. Crabbe langsung meneguk jus itu hingga habis, lalu dia menatap Pansy dengan tatapan seperti orang jatuh cinta. Pansy langsung menghindar dan berlari namun Crabbe mengikutinya.

"Sekarang minum ini Draco" ucap Daphne sambil menyerahkan sebuah ramuan. "Apa ini?" tanyaku penasaran. "Minumlah cepat, tidak ada waktu lagi!" bentak Daphne padaku. Aku langsung segera meminumnya, aku kini merasa aku benar benar merindukan Helene. "Draco, siapa gadis yang kau cinta? Helene atau Pansy?" tanya Daphne padaku. "Apa apaan kau ini? Tentu saja Helene" ucapku padanya. Kini mereka tersenyum lega dan mereka menceritakan awal mula aku menjadi aneh hingga Helene yang kecewa padaku. Aku sangat marah saat mendengar cerita mereka. Aku merasa aku ingin menghabisi Pansy saat itu juga. Aku gelisah, bagaimana jika Helene tidak mau memaafkanku.

Kini aku bersama Daphne dan Theo mencari keberadaan Helene. Daphne melihat Helene sedang duduk sendirian di tepi Danau Hitam, dia masih menggunakan gaunnya yang tadi ia kenakan saat berdansa dengan Oliver Wood. "Helene" ucapku lirih padanya. Dia membalikkan badannya, aku begitu terkejut saat melihat matanya yang sembab. "Apa yang kau lakukan disini? Pergilah!" bentaknya padaku. Daphne maju dan memeluk Helene, dia menjelaskan semua yang terjadi padaku dan Pansy. Termasuk keadaan Crabbe yang kini terkena pengaruh love potion yang hendak Pansy berikan padaku. "Aku kecewa padamu, walaupun aku tau itu bukan salahmu, tapi hatiku tak bisa berbohong kalau aku terluka" ucap Helene sambil menitikkan air mata.

Aku memeluknya dan mencium puncak kepalanya, aku merasa sangat menyesal karena kebodohanku selama ini, aku bersumpah akan melakukan sesuatu pada Pansy. "Maafkan aku Helene, aku sungguh sungguh minta maaf. Aku benar benar hanya mencintaimu sayang" ucapku lirih sambil memeluknya. Kini Helene terisak dipelukanku, aku merasakan dadaku sakit saat dia menangis karena kecerobohanku.
Kini aku menangkupkan tanganku di pipinya, aku menatap iris abu abu milik gadis yang selalu membuatku bahagia, yang kini menangis dan terluka karena kebodohanku. "Aku berani bersumpah bahwa aku hanya mencintaimu Helene" ucapku lirih. Dia memejamkan matanya, air kembali mengalir dari matanya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang