Chapter 18

485 52 8
                                    

Setelah aku dan Draco selesai bermain, aku segera menuju kamar mandi dan membersihkan diriku. Aku benar benar tidak aman jika hanya berdua dengan Draco, aku merasa bisa benar benar gila sekarang. Setelah selesai mandi, aku melihat Draco yang masih berbaring di ranjangnya. "Draco, cepat bangun dan mandi. Kau berkeringat tau" ucapku padanya. Dia tersenyum dan menatapku. "Iya love, sekarang aku benar benar tidak sabar untuk menikah denganmu" ucapnya sambil menggodaku. Wajahku memerah dan aku mengalihkan pandanganku darinya.

"Berjanjilah bahwa kau mau menikah denganku love" ucapnya sambil memelukku. "Iya, cepatlah mandi. Kau berkeringat" ucapku sambil mengusap keringat yang ada di keningnya. Dia tersenyum menatapku dan mengecup bibirku,lalu Draco segera beranjak dari ranjangnya. "Draco, aku minta parfume mu ya, aku akan kembali sekarang" ucapku padanya. "Whatever you want my love" ucapnya padaku dengan genit. Aku memakai parfume Draco dan bergegas keluar dari kamarnya, untung saja ada Daphne di ruang rekreasi Slytherin,jadi aku tidak merasa terlalu canggung dengan murid Slytherin yang lain.

"Helene?" ucap seseorang yang sangat familiar ditelingaku. Aku menoleh dan mendapati kakakku melihatku dengan mengerutkan kedua alisnya. "Apa yang kau lakukan disini Helene?" ucapnya penuh selidik. "Aku hanya bermain sebentar disini kak" ucapku senatural mungkin. "Kau sudah menyelesaikan salah paham antara kau dengan Draco?" tanya nya. "Sudah, kakak tau tentang itu?" ucapku penasaran. Kakakku hanya mengangguk dan menjelaskan bahwa Daphne memberitahunya sebelum kakakku memukul Draco. Aku tersenyum mendengar pengakuan kakakku, lalu aku segera berpamitan pada kakakku dan bergegas meninggalkan ruang rekreasi Slytherin.

Aku memasuki ruang rekreasi Gryffindor dan menemukan ketiga sahabatku disana. Aku langsung meletakkan kepalaku di paha Hermione, Hermione langsung mengusap surai abu abu ku dengan lembut. Ron dan Harry menatapku yang dengan santai beberaring di paha Hermione. "Hermione, bolehkah kalau aku yang berbaring seperti Helene? Apakah kau akan mengusap rambutku pelan?" tanya Ron. Hermione langsung memalingkan wajahnya yang merah, aku yang melihatnya hanya terkikik geli, sampai kapan Ron akan tidak peka pada perasaan Hermione." Hermione, kau tidak keberatan kan kalau aku seperti ini sebentar?" tanyaku pada Hermione dengan puppy eyes ku.

"Tentu saja Helene, sejak dulu aku selalu ingin punya adik perempuan, dan sekarang aku mendapatkannya" ucapnya sambil tersenyum tulus. "Aku juga selalu menganggapmu kakakku Hermione" ucapku padanya, dan kami tersenyum. "Lebih baik kita membersihkan diri sekarang, sebentar lagi jam makan malam" ucap Harry menyadarkan kami. "Ayo kita mandi Hermione" ucapku sambil menggandeng tangan Hermione. Setelah kami mandi, kami memakai baju dan jubah kami, aku menggerai rambutku untuk menutupi karya seni Draco yang ada ditengkukku. Aku dan Hermione lalu bergegas menuju Great Hall, Harry dan Ron belum ada disana, dan disana belum terlalu ramai.

Aku dan Hermione duduk bersebelahan dan kami menatap ke bangku murid Slytherin. Tak lama, Draco dan teman temannya muncul, namun kini Draco menghampiriku dan dia duduk didepanku. Sontak mata semua murid yang ada di Great Hall tertuju pada Draco dan aku. "Love, kau harus makan yang banyak nanti,kau harus tetap sehat" ucapnya dengan senyuman tercetak diwajahnya. "Iya, dan kau juga harus makan yang banyak, kau tau kan?" ucapku sambil tersenyum padanya. "Tentu aku tau sayang" ucapnya kemudian bangkit dan mengecup keningku, yang membuatku terkejut. Kemudian dia kembali ke meja Slytherin.

"Dia tidak ingin ada pria lain yang mencoba mendekatimu Helene" ucap Hermione padaku. "Benarkah? Dia seperti itu?" tanyaku tak percaya. Hermione mengangguk dan tersenyum. Draco adalah tipe pria posesif, seperti kata Hermione kepadaku dulu. Dia tidak pernah suka jika aku berinteraksi dengan pria lain selain sahabat sahabatku. Akhirnya Harry dan Ron datang dan duduk didepan kami,setelah para guru dan Prof.Dumbledore hadir, maka makan malam dimulai. "Tidak terasa tinggal satu tantangan lagi Harry" ucap Ron sambil menggigit sosisnya. "Benar, tidak terasa sekarang tinggal menanti tantangan terakhir" ucapku pada mereka.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang