[COMPLETED]
Bagaimana jadinya jika murid dari dua asrama yang sangat terkenal selalu bermusuhan saling jatuh hati? Apakah mereka akan mengikuti kata hati masing masing dan bisa bersama atau akan tetap bersikukuh pada ego masing masing untuk tetap s...
Berita tentang aku yang akan segera menikah dengan Draco dan sudah bertunangan saat Draco memberiku cincin sudah menyebar ke seluruh penjuru Hogwarts. Bahkan murid murid lain menatapku dengan kagum, iri, dan ada yang membicarakan tentangku yang tidak tidak. Tapi aku tidak peduli sama sekali, aku mendengar kabar bahwa Pansy Parkinson memerlukan waktu yang cukup lama untuk pulih dari keadaannya. Terutama lehernya yang aku injak dengan cukup keras, tapi aku tidak peduli padanya. Aidan menatap ke arahku dan berjalan mendekatiku.
Aku yang terkejut langsung mengatur ekspresiku senormal mungkin dihadapannya. "Apa benar kau akan segera menikah dengan si pirang itu saat lulus?" ucapnya padaku. "Benar, kami bahkan sudah bertunangan" ucapku sambil menunjukkan cincin dijari manisku. Membuat kedua mata Aidan membulat sempurna, dan sedikit ada raut kecewa diwajahnya. "Sayang sekali, aku tidak akan mengganggumu lagi, namun jika aku melihat si pirang itu menyakitimu maka aku akan mengambilmu darinya" ucapnya sambil tersenyum yang kini tidak terlihat seperti seringaian.
Aku menunduk dan sedikit memaksakan sneyumku, lalu aku duduk di meja Gryffindor. Aku duduk disamping Neville yang sedang membaca buku. "Hai Neville" ucapku ramah padanya dan tersenyum. "Hai Helene, ku dengar setelah lulus kau akan langsung menikah dengan Malfoy, apakah itu benar?" tanya Neville penasaran. "Itu benar Neville, bahkan orang tua Draco dulu ingin menjodohkan kami, dan mereka sangat senang ketika mengetahui kalau kami berkencan" ucapku sambil tertawa. Kini Neville juga tertawa mendengar ceritaku. Ketiga sahabatku kini menghampiriku yang sudah menunggu mereka dan mulai duduk disampingku dan didepanku.
"Jadi apa detensi yang diberikan Prof.McGonagal padamu Helene?" tanya Hermione penasaran. "Dia memintaku untuk mencatat tentang transfigurasi" ucapku enteng. Draco, Daphne, Blaise dan Theo memasuki Great Hall. Namun Draco berjalan kemari, dia duduk disamping Harry supaya bisa berada didepanku. "Selamat pagi calon istriku" ucapnya dengan tersenyum. Ron yang mendengarnya geli dan terkikik. "Malfoy, aku tidak menyangka kau bisa bicara seperti itu" ucap Ron geli. "Karena teman kalian benar benar hebat sehingga bisa membuatku bicara seperti ini" ucapnya sambil tertawa.
Aku senang karena kini semua murid Gryffindor tau bahwa aku dan Draco berkencan dan Draco bukan lagi orang yang suka jahil seperti dulu. Jadi murid Gryffindor yang lain juga bisa rukun dengannya, bahkan kadang bercanda bersama. Namun kami masih harus memikirkan cara untuk menyingkirkan Umbridge sehingga Prof.Dumbledore bisa kembali menjadi kepala sekolah di Hogwarts. "Aku sudah bicara pada Father dan ayah" ucap Draco enteng. "Dia akan kembali ke Kementrian lusa" ucapnya lagi. "Kapan kau bicara pada ayah dan father?" tanyaku penasaran. "Aku mengirim surat, dan aku juga mengatakan pada mereka apa yang dia lakukan pada kita, itu ilegal" ucap Draco lagi.
Kemudian Umbridge berjalan memasuki Great Hall dengan tatapan tajam murid murid, terutama dari aku, Draco dan teman temanku. Kemudian kami tersenyum menyeringai ke arahnya yang terlihat berang. Dia duduk ditempat Prof.Dumbledore, membuat semua murid menatap marah padanya. Namun dia tidak peduli dan tetap bersikap memuakkan. Hari itu kami memutuskan untuk pergi ke Hogsmeade, aku membeli coklat dan permen dari Honeydukes ditemani oleh Draco. Dia benar benar menjadi lebih posesif saat mengetahui bahwa setelah lulus kami akan segera menikah. Kami bertemu Daphne dan Theo di Honeydukes, aku berlari dan memeluk Daphne yang dibalas pelukan oleh Daphne.
"Selamat Helene, kau akan segera menjadi seorang istri saat lulus nanti" ucap Daphne tersenyum. "Kalau begitu tidak apa apa kan love jika aku ingin?" tanya Draco didepan teman temannya. Aku melotot mendengarnya, dan segera mencubit perutnya. Dia meringis saat aku mencubitnya, membuat Daphne dan Theo tertawa. "Memangnya kalian belum melakukan itu?" tanya Theo pada kami. Aku terkejut dan membulatkan kedua bola mataku. "She was amazing,and i'm addicted to her" ucap Draco pada Theo. Aku mencubit perut Draco lagi, membuatnya meringis sedangkan Theo dan Daphne tertawa melihat kami.
Draco kemudian mengecup lembut keningku, membuat Theo memutar kedua matanya. "Demi Merlin, bisakah kalian tidak seperti itu didepanku" ucapnya kesal. Aku dan Draco tertawa melihat reaksi Theo. Kemudian aku dan Draco meninggalkan Honeydukes dan menyusul Harry, Ron, Hermione dan Ginny yang meminta kami mengijinkannya ikut ke Three Broomsticks. Kami memasuki Three Broomsticks dengan tangan Draco yang menggenggam erat jemariku. Hermione melambai pada kami dan kami segera menyusulnya. "Aku akan memesan Butterbeer untuk kita love" ucapnya dan aku mengangguk. Sebelum Draco berdiri untuk memesan Butterbeer dia mencium lembut pipiku yang membuatku tersipu.
"Kalian terang terangan sekali yaa" kekeh Ginny yang melihatnya. "Dia menjadi lebih posesif sekarang Gin" ucapku padanya. "Tapi itu bagus, bisa saja melihat Malfoy menciummu membantu seseorang untuk peka" ucap Ginny menyindir Ron. Membuat Hermione yang mendengarnya menjadi salah tingkah. Aku tertawa melihat tingkah mereka, dan sedikit kesal karena Ron tidak kunjung peka dengan perasaan Hermione. Draco kembali dengan dua gelas Butterbeer ditangannya. Kemudian dia mendekatkan duduknya padaku, seolah olah tidak ingin aku jauh darinya. Saat kami sedang mengobrol, tiba tiba Draco berkata "Hey Granger, ijinkan Helene tidur denganku nanti malam ya"
Membuatku mendelik ke arahnya, dan dia hanya tersenyum dan mengecup hidungku. "Tentu, bukan masalah Malfoy, lagi pula kalian akan segera menikah" ucap Hermione enteng. "Tapi-" belum selesai aku bicara Ginny langsung memotong ucapanku. "Tidak apa apa Helene, kau harus belajar menjadi istri yang baik" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Hogwarts dan aku bersama Draco menuju asrama Slytherin. Daphne sedang bermesraan dengan Theo saat aku dan Draco masuk ke ruang rekreasi. "Daphne! Kau dan Theo?" aku terkejut melihatnya. "Mereka berkencan love" ucap Draco sambil menggandeng tanganku ke kamar pribadinya. Daphne dan Theo tidak menghiraukan aku dan Draco, mereka masih saling melumat bibir satu sama lain.
Aku dan Draco sudah didalam kamarnya. "Mufliato" ucap Draco. "Apa yang kau lakukan? Kau menggunakan mantra Mufliato?" tanyaku padanya. "Ya love, aku rindu padamu tau. Aku menginginkannya" ucapnya sambil memelukku erat. Kini Draco mulai mencium bibirku, lalu melumatnya lembut sambil melepaskan satu persatu pakaian yang menempel ditubuhku hingga menyisakan bra ku. Draco mulai melepas pakaiannya satu persatu sehingga aku bisa melihat dada bidangnya itu. Kini ciumannya berpindah pada telinga dan leherku. Dia tersenyum saat aku tidak sengaja melenguh, membuatnya semakin menjadi jadi.
Dia mengusap punggungku dan melepaskan kaitan bra ku, dia melempar bra ku dengan asal. Kini dia memandangiku, menidurkanku di ranjangnya dan mulai mencium dan melumatku habis habisan. Tidak lupa dia meninggalkan hickey didadaku. Dia mulai melepaskan rok yang aku pakai, dia meraba pahaku dan melepaskan celana dalamku. Kemudian dia melepas celana miliknya. "You really are amazing love"ucapnya sambil melumat bibirku dengan lembut. Kemudian dia membenamkan miliknya padaku. Membuatku mengerang dan menutup kedua mataku. Draco tidak berhenti untuk mencium, melumat, dan meninggalkan hickey pada tubuhku.
"Draco, jangan didalam" ucapku dengan suara yang lemas sambil memegangi kedua lengannya. Dia hanya tersenyum dan terus menciumku, kira kira kami melakukannya selama 45 menit, dan dia menumpahkan miliknya di perutku. Kemudian dia kembali mencium keningku, pipi, dagu, dan bibirku. Tak lama kemudian aku berjalan menuju kamar mandi pribadinya, aku mandi untuk membersihkan diriku dari keringatku dan Draco juga membersihkan diri dari cairan milik Draco yang ia tumpahkan di perutku. Saat aku selesai, Draco memberikan aku baju untuk tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pakailah love" ucapnya sambil mengecup keningku. Aku akhirnya menerimanya dan memakainya. "Sangat cocok untukmu" ucapnya lagi sambil tersenyum. "Kau mendapatkan ini dari mana love?" tanyaku padanya. "Mother yang memberikanku, aku pernah bercerita pada mother saat kejadian Gallagher mengejarmu dan kau menginap dikamarku" ucapnya sambil tersenyum dan aku hanya mengangguk. "Mandilah dulu, tubuhmu berkeringat love" ucapku sambil mengusap surai platinanya. "Ini keringat cinta" ucapnya sambil tersenyum menggodaku, aku hanya mencubit perutnya dan dia tertawa kecil sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.