Muka Macaronia sudah ditekuk dan bibirnya dimanyunkan ke depan. Siapa yang tidak sebal ada yang mengganggu urusannya dengan Fenly di taman depan teras tadi? Lovanoga masih meredakan tawanya yang tak kunjung henti, akhirnya ia berhasil menjaili adiknya yang laknat itu. Macaronia melirik Lovanoga dengan tatapan penuh kebencian, bisa-bisanya mengganggu di saat ia sedang nyaman sekali berada di dekat Fenly. Momen yang keren tadi harus buyar seketika setelah Lovanoga berteriak dan membuat keduanya panik.
"Lagian lo berdua, percaya aja sih bakal hujan meteor. Gue ngakak banget asli liat kalian lari tadi, pake acara gandengan segala, merasa tersaingi sama truk gandeng kalian?" ledek Lovanoga yang masih saja menertawai Fenly dan Macaronia yang sudah duduk di sofa dan sedikit berjauhan.
"Iya, harusnya gue sadar kalo percaya sama lo sama aja musyrik!" teriak Macaronia masih memajukan bibirnya.
"Fen ...."
Panggilan Lovanoga membuat Fenly yang dari tadi diam saja langsung menoleh.
"Ajarin tuh mantan lo buat nggak galak-galak banget sama abangnya, gue jadi susah bedain mana macan mana adik gue," ucap Lovanoga yang sudah menahan tawanya, Fenly hanya tersenyum simpul.
Macaronia melirik Lovanoga tajam, lalu beralih ke Fenly dengan muka yang ditekuk dan kembali cemberut. "Lo kok ketawa sih?"
Ya Tuhan, Oni kenapa jadi makin lucu kayak gini, imutnya masih sama kayak dua tahun lalu. Batin Fenly saat melihat Macaronia cemberut. Membuatnya semakin gemas dengan tingkahnya yang satu itu.
"Gue cuma senyum loh tadi, nggak ketawa," ucap Fenly polos.
"Sama aja. Lo mau ketawa ataupun senyum tadi artinya lo ngikutin laknatnya abang gue!" dengkusnya sebal, Fenly masih tersenyum memandang gadis di sampingnya ini. Lucu sekali.
Masih dengan mengulum lollipop pemberian Fenly tadi, Macaronia melangkah menuju kamarnya, sebal dengan kelakuan Lovanoga yang di luar pemikiran manusia normal itu. Samar-samar suara Lovanoga yang mengajak Fenly main PlayStation bersama langsung diiyakan dengan tegas oleh Fenly.
"Yuk, Fen, ke kamar gue, kebetulan PS-nya ada di kamar, sengaja gue kasih di kamar biar tuh anak nggak ngusilin alat game gue," ajak Lovanoga yang sudah merangkul Fenly akrab.
Sesampainya di kamar, Macaronia merebahkan tubuhnya yang lumayan pegal. Ia tidak bisa tidur tadi, bahkan seminggu ke belakang ia selalu tidur subuh dengan keadaan hati yang berantakan. Siapa lagi yang memberantaki kalau bukan laki-laki yang sedang bersama kakaknya itu. Macaronia mencoba mengalihkan pikirannya dari Fenly namun tetap saja nihil, pikiran itu selalu muncul tiba-tiba. Padahal, setahun kemarin tidak terjadi seperti ini, bahkan ia sudah bersikap biasa saja kepada Fenly. Tapi saat Fenly datang ke rumahnya di waktu petang itu membuat ia teringat kilas balik tentang manisnya masa mereka dulu.
Lollipop yang ia kulum sudah hampir habis, menyisakan gagang plastiknya itu. Fenly juga masih ingat jika Macaronia sangat senang dengan permen lollipop warna-warni ini, pantas saja sewaktu itu Shandy langsung menyodorkan permen kepadanya. Pasti ia bertanya kepada Fenly soal makanan kesukaannya.
Bosan melanda pagi menuju siangnya ini, Macaronia menarik ponselnya yang berada di bawah bantal dan mendial nomor seseorang untuk ia hubungi.
"Halo!"
"Halo, kenapa, Oni?"
"Gue gabut banget, nih! Temenin gue yok kemana gitu."
"Nonton film gih, kan lagi banyak yang bagus-bagus tuh film Indonesia!"
"Ih, males banget! Gue udah nonton film banyak banget sampe hampir gumoh, mau mati bosen tahu nggak nontonin uwu-uwuan kayak gitu."
"Paling bener, sih, rebahan aja, udah!"
![](https://img.wattpad.com/cover/211176485-288-k491189.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Carita de Macaronia || UN1TY [SELESAI]
Fanfiction[58/58] - romansa; angst; drama MEMPLAGIAT = MENYONTEK MENYONTEK = DOSA Tolong hargai tulisan orang lain dengan tidak menjiplak bagian-bagian cerita baik banyak maupun sedikit. Terima kasih. ❝Berawal dari masa lalu, kisah kita ternyata berlanjut hin...