[58/58] - romansa; angst; drama
MEMPLAGIAT = MENYONTEK
MENYONTEK = DOSA
Tolong hargai tulisan orang lain dengan tidak menjiplak bagian-bagian cerita baik banyak maupun sedikit. Terima kasih.
❝Berawal dari masa lalu, kisah kita ternyata berlanjut hin...
Pagi selalu menjadi bagian paling favorit di kehidupannya. Cuitan burung-burung yang hinggap di dahan pohon selalu jadi alasan utama bahwa awal hari itu sangat menyenangkan. Celah-celah sinar matahari menyelinap lembut ke kamar Macaronia Razaro, salah satu mahasiswi universitas ternama di Indonesia.
Masih dengan tatapan senangnya sebagai bentuk rasa bersyukur atas pagi ini yang diberikan Tuhan, Oni—panggilannya—meraih binatang berbulu ke pangkuannya.
"Mocca, kamu emang nggak tidur, ya, semaleman? Kamu punya mata panda nih?!" ucapnya pada Mocca, kucing kesayangannya. Mocca ini berciri warna putih dengan hitam melingkar pada sekitar matanya, maka dari itu Macaronia menyebutnya kucing mata panda.
Masih dengan menggendong Mocca, ia keluar dari kamar dan turun menuju dapur, mendapati seorang pria tiga tahun lebih tua di atasnya sedang memakan sesuatu langsung dari tempatnya—lebih tepatnya dari kaleng.
"Pagi buta gini, lo udah nyemil aja .... Itu kan ... CAVIARRR!" teriak Macaronia tepat di muka Lovanoga Razaro, kakak kandungnya. Abangnya itu hanya menatap sinis adiknya serta masih menyendoki telur ikan sturgeon yang langka itu.
"Abaaaang! Itu kan caviar punya Mama, ngapain lo cemilin, bego!"
Lovanoga menaruh kaleng caviar di meja makan dan berkacak pinggang menghadap adiknya. "Ya emang kenapa? Kalo gue doyan ya kenapa enggak gue makan aja, ribet lo!"
Macaronia mencubit pinggang Lovanoga. "Heh dodol! Lo emangnya nggak tau tuh harga caviar berapa? Uang saku lo sebulan aja kurang buat beli satu kaleng caviar!"
Tawa Lovanoga pecah ketika mendengar ocehan Macaronia barusan. "Halah, berapa sih berapa? Kalo cuma satu juta doang mah kecil buat gue, oke? Nggak usah dibikin ribet, deh!" ucap Lovanoga santai masih cekikikan karena lontaran adik kandungnya tadi.
Macaronia mendelik lalu cemberut. "Heh! Jangan anggep enteng gitu deh, caviar itu tuh empat juta satu kalengnya!"
Lovanoga yang masih cekikikan tiba-tiba diam menganga. "Seriusan? Bercanda mulu ah lo, masih pagi juga ini!"
Macaronia melepas gendongannya terhadap Mocca, lalu berlenggang pergi menuju kamar mandi, meninggalkan Lovanoga yang masih menganga di tempatnya. Siap-siap ia harus mengganti caviar Mamanya sebelum Mamanya pulang dari luar kota.
"Mati gue! Bisa auto miskin bulan ini gara-gara telor ikan doang," gerutunya sambil mengacak-acak rambutnya sebal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________ 12. 45. P. M. KampusMacaronia. ________
"Punya abang kok bisa bego gitu, sih? Ngapain coba nyemilin telor ikan gituan, ish!" omel Macaronia dengan menyeruput Jus Alpukat yang ia beli di kantin barusan.
Ia memiliki ide, lalu meraih ponselnya dan membuka aplikasi pesan berlogo hijau itu, mengetikkan sesuatu pada seseorang. Ternyata Lovanoga mengirim pesan lebih dahulu pada Macaronia.