Malam ini adalah malam terakhir Mingyu dan Wonwoo di Lembang. Mereka berencana untuk kembali ke Jakarta pagi ini dengan menaiki Helikopter seperti saat mereka datang. Wonwoo terus mengeluh tentang tubuhnya yang dipenuhi lebam dan beberapa bekas gigitan Mingyu.Rut Mingyu hanya berlangsung selama dua hari dan Wonwoo merasa dirinya bisa saja mati karena bercinta dengan Mingyu yang begitu kasar. Insting Alfa itu begitu waspada pada siapapun yang mencoba mendekati paviliun, Teh Imah yang beberapa kali hendak mengantarkan makanan harus menahan napas karena aura mengintimidasi Mingyu yang menguar kemana-mana.
"Senja, kamu gimana? Udah enakan gak badannya abis minum jahe angetnya?"
Cara bicara Mingyu dan bagaimana ia memanggil nama Wonwoo membuat Omega itu merasa salah tingkah. Ia menghabiskan waktu dua hari penuh mengikuti keinginan Mingyu dengan berbagai posisi ataupun tempat mereka melakukan hubungan intim itu.
Wonwoo menyukai saat di mana Mingyu menjaga dan membantunya melakukan beberapa hal selama ia merasa tubuhnya bisa saja tercerai-berai apabila ia memaksakan diri untuk turun dari ranjang kemarin.
"Senja?" Tidak mendapatkan balasan dari Wonwoo membuat Mingyu memanggil nama Omega itu dengan lembut.
"Udah baikan kok udah. Aku cuma masih ngantuk."
Wonwoo sedikit merasa tidak terbiasa dengan keintiman ini. Mingyu memanggilnya dengan nama Senja, bahkan kekasih terakhir Wonwoo semasa SMA tidak memanggilnya dengan nama kecilnya itu. Mingyu begitu telaten membantu Wonwoo membersihkan diri juga menyuapinya makanan, tidak lupa terus bertanya tentang keadaannya.
Wonwoo senang? Entahlah. Ia bimbang. Kehangatan dan perhatian Mingyu jelas membuatnya merasa senang, namun menikmati semua itu adalah hal yang berbeda. Mingyu tetap Alfa yang sudah memiliki pasangan dan sudah berkomitmen untuk berbagi hubungan ranjang ini di atas materai dan cap tangan.
Lagipula, Wonwoo tidak sanggup mengulang keadaan yang sama. Kali ini ia harus lebih kuat dan tegar. Ia yakin anak yang di nantikan oleh Mingyu dan pasangannya akan segera lahir dan tumbuh menjadi anak yang penuh kharisma dari Ayahnya. Wonwoo selalu berdoa agar anak itu lebih mirip ke arah Mingyu dibanding dirinya.
"Sebelum balik mau makan apa?" tanya Mingyu yang memasukkan pakaian bekasnya ke dalam tas jinjing yang dibawanya.
"Hmmm sogul ada gak ya? Yang daging sapi gitu. Aku ngerasa lemes."
"Pasti ada. Kita pesen aja apa mau makan di restonya aja? Terus kita balik ke Jakarta?"
"Boleh kayak gitu aja."
Melihat senyuman kecil di wajah pucat Wonwoo membuat Mingyu dilanda rasa bersalah. Ia ingin memeluk Wonwoo dan menciumnya, tetapi langkah terburu-buru seperti itu pasti akan membuat Wonwoo merasa tidak nyaman. Jarak di antara mereka masih begitu besar sehingga sulit sekali untuk menciptakan keadaan seperti yang Mingyu inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[meanie au on twitter] white lily on bed ✔
Fanfic[khusus untuk bagian narasi dari AU sosmed by arskwatty] Mingyu telah menikah dengan Minghao, ikatan janji itu dibuat karena mereka saling mencintai. Namun kala Wonwoo datang untuk menyelesaikan masalah, konflik tidak dapat dihindari. Takdir yang te...