00:79

2.1K 212 33
                                    

Wonwoo menenggok ke arah dalam kafe dan menemukan sosok tinggi yang sedang membelakangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo menenggok ke arah dalam kafe dan menemukan sosok tinggi yang sedang membelakangi. Dari posisi dan postur tubuh—Wonwoo yakin kalau orang itu adalah orang yang hendak ditemuinya. Sekarang waktu sudah hampir menunjukkan pukul empat sore dan di luar cuaca sedang mendung.

Padahal Jakarta seharusnya sudah memasuki waktu musim kemarau, dengan langkah yang sedikit ragu Wonwoo mendekat dan tepat tiga langkah di belakang sosok itu, akhirnya pria dengan aura dominan yang membuat napas Wonwoo terasa berat menenggok. Ia memiliki garis wajah tegas dan kulit tembaga yang menurut Wonwoo terlihat seperti bersinar di bawah sinar matahari sore.

"Ah, Senja Wonwoo Dawala?" Suara beratnya membuat Wonwoo segera mengangguk.

Pria itu bangkit dan mengulurkan tangannya dengan senyuman ramah.

"Perkenalkan saya Arkana Jingga Mingyu."

"Salam kenal."

Sedikit kikuk  Wonwoo meraih jemari  tangan Mingyu yang besar dan terasa sedikit  kasar. Ia duduk berhadapan dan kini dirinya bisa melihat wajah  Mingyu lebih jelas, meskipun memiliki sisi maskulin yang mutlak, Wonwoo bisa menangkap sisi lembut Mingyu dari caranya tersenyum.

"Maaf saya tadi masih ada pekerjaan yang belum selesai jadi harus pulang sedikit lebih terlambat dari biasanya."

"Tidak apa, santai saja."

"Hmmm saya boleh pesan minuman dulu?"

Mingyu tertawa dan langsung mengangkat sebelah tangannya untuk memanggil pelayan yang berada di balik meja kasir untuk membawakan buku menu.

"Satu ice milktea" Itulah pesanan Wonwoo.

"Saya ice americano."

Pelayan itu langsung kembali ke area meracik minuman kala ia selesai dengan tugas mencatatnya. Mingyu mencoba untuk mempelajari sosok Wonwoo yang menurutnya selain tampan dan terlihat canggung, tapi memiliki sisi imutnya sendiri. Mingyu seperti teringat akan Lulu kucing yang dipelihara oleh Seungkwan dulu.

"Kita bisa bicaranya santai aja gak? Soalnya bawaannya tegang terus."

"Iya boleh."

"Kalau gitu gue panggil Mas Wonwoo aja ya, soalnya Mas lebih tua setahun dari gue."

"Boleh."

"Kenapa gak nyaman ya?"

"Sedikit. Panggil Senja aja deh."

"Ya udah gua panggil Senja."

"Kalau gue manggil Arkana."

"Boleh juga."

Mingyu tertawa pelan melihat bagaimana Wonwoo terlihat berusaha mencari topik pembicaraan namun berakhir dengan dirinya yang mengatup kedua bibirnya rapat.

"Senja, lu kerja di kantor penerbitan kan ya... Di sana masuk bagian apa?"

"Di sana jadi editor merangkap ama desain feed IG gitu."

[meanie au on twitter] white lily on bed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang