03:17

2K 176 40
                                    

Minghao datang bersamaan dengan Dika yang terlihat berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minghao datang bersamaan dengan Dika yang terlihat berantakan. Mereka tidak sempat saling bertukar sapa seperti biasa, keduanya begitu terburu-buru mencari ruang operasi dan menemukan Mingyu yang duduk dengan wajah menunduk.

"Mingyu!" Minghao memanggil nama suaminya itu sebelum berjongkok di hadapannya.

"Kamu gak papa?"

Mingyu mengangguk pelan.

"Kak Senja mana?" tanya Dika tanpa basa-basi.

"Masih di dalam... Ini udah dua puluh lima menit lamanya."

"Biasanya sesar butuh waktu 40 menit sampai satu jam...," gumam Minghao pelan.

"Ta-tapi percobaan kakak gue...."

"Kata Dokter kondisi dia gak mengkhawatirkan, lukanya tidak dalam tapi karena tubuh Wonwoo di bawah kondisi yang tidak sehat, Dokter mutusin buat ngelakuin operasi untuk menyelamatkan mereka semua."

Lalu mereka semua duduk di kursi tunggu, Chan datang lima belas menit kemudian dan ia memutuskan untuk tidak banyak bertanya setelah apa yang diberitahukan padanya sudah mencakup setiap informasi penting yang telah terjadi.

Menit-menit penuh ketegangan itu dilalui dengan diam. Minghao mengabari Seungkwan tentang operasi Wonwoo dan perwakilan dari Guardian itu mengatakan akan membawa berkas penting jika dibutuhkan dalam situasi saat ini.

Lampu tanda operasi dilakukan telah dipadamkan, saat pintu terbuka Mingyu dan semua orang yang ada di sana bangkit bersamaan. Dua perawat wanita terlihat menggendong bayi mungil yang telah dibungkus dengan kain.

Sementara Dokter yang melakukan operasi mendekat ke arah Mingyu sambil membuka masker yang digunakannya.

"Selama persalinan tidak ada komplikasi dan pasien sempat terjaga saat kami memberikan anestesi. Keduanya adalah putera yang sehat, tidak ada cacat dan bobot mereka cukup besar karena mencapai tiga koma delapan kilo. Kami akan memindahkan Ibunya ke ruang inap agar bisa beristirahat setelah proses persalinan.

Mingyu mengangguk dan menatap Dokter itu dalam diam. Ia melihat kedua bayi itu kini dimasukkan ke dalam box bayi, Minghao menatap kedua bayi itu dengan mata berbinar dan penuh haru.

"Syukurlah kalian lahir selamat."

Dika dan Chan juga mendekat untuk melihat bagaimana rupa kedua bayi yang dilahirkan oleh Kakak mereka. Keduanya memiliki wajah seperti para bayi, namun menurut Dika untuk si sulung, wajahnya memiliki garis yang sama dengan Mingyu apalagi rambutnya sangat lebat. Sementara untuk si bungsu ia terlihat memiliki hidung seperti Wonwoo juga terlihat lebih tenang.

Sementara Wonwoo yang di dorong menuju ke ruang inapnya masih berada dalam keadaan setengah sadar—memejamkan matanya lagi seolah ingin terbuai dalam mimpi.

Begitu Seungkwan datang dan membahas mengenai kontrak, Dika yang menjadi perwakilan merasa gugup. Ia cukup takjub dengan nominal uang yang akan diberikan, namun hatinya terasa teriris karena ia bahkan tidak dapat memeluk keponakannya itu dengan benar.

"Kita ambil adiknya," ujar Mingyu tiba-tiba.

"Apa maksudnya?"

"Wonwoo baru aja kehilangan anaknya, dia juga tadi sempet ngomong kalau setelah ini dia gak akan punya apapun untuk jadi alasan dia bertahan... karena itu kita ambil salah satunya aja."

Minghao terdiam sejenak dan mengangguk.

"Kalau ini yang terbaik, aku dukung... mungkin dengan anak ini, Wonwoo bisa segera sembuh dari luka dia karena kehilangan Putrinya."

Seungkwan tidak membantah dan menatap Dika yang memasang raut wajah yang sulit untuk dipahami. Namun ia akhirnya mengangguk.

"Mungkin anak ini bisa jadi alasan Kak Senja untuk gak menyerah ama hidupnya."

Dan akhirnya Mingyu, Dika dan Minghao menyelesaikan kontrak yang ada. Untuk surrogate omega Wonwoo akhirnya selesai.

[meanie au on twitter] white lily on bed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang