Malam ini ify belum bisa tidur, dan sepertinya ini malam yang kesekian kalinya ify tidak bisa tidur atau insomnia . Sivia sudah terlelap nyenyak disampingnya, saat pulang dari rumah sakit.. Sivia memutuskan untuk tinggal dirumah ify saja . Dirumah sakit tadi kak agni mengusir mereka untuk pergi . Tapi banyak pertanyaan dan berbagai macam jawaban yang ada dipikirannya sekarang . Entah apa yang harus dilakukan saat ini, semua terjadi secara bersamaan dan tiba - tiba .
Seperti bunga yang dulunya mekar dan kini sudah layu, seperti itulah perasaan ify sekarang . Perasaannya kini telah bercampur aduk, entah mana yang harus dipilih . Dilain sisi dia ingin sekali balik dengan rio, tapi dilain sisi dia tidak tega melihat kakaknya sedih . Ify mencoba berpikir untuk mencari jalan keluar, dan dari semua jawaban yang ada.. Tak ada yang membuat hatinya tenang, karna jawaban satu - satunya adalah harus memilih .
"Fy.. Kenapa lo belum tidur sih?" Ujar sivia dibalik selimut, ify yang sedang melamun terkejut .
"Astaga, lo ngagetin gue tau gak.." Sungut ify sambil mengelus dadanya .
"Lagian.. Lo kenapa gak tidur ? Ini udah jam berapa.."
"Gue gak bisa tidur vi.." Jawab ify sedih sembari bernafas pelan . Sivia bangkit dan mendudukan tubuhnya disamping ify .
"Pasti lo lagi mikirin soal kak agni yaa ?" Tebak sivia . Ify menggeleng pelan .
"Kak cakka ?" Sivia menebak lagi . Dan lagi - lagi ify menggeleng .
"Terus apa dong ?" Serah sivia, karna sesungguhnya rasa kantuknya masih sangat terasa, dan itu dibuktikan saat sivia sudah berapa kali menguap besar .
"Udah ah, lo lanjutin aja tidurnya.." Kata ify
"Ish, lo juga harus tidur fy.." Ujar sivia seraya mengajak ify untuk tidur bersama
"Gue belum ngantuk vi.." Tolak ify sambil memiringkan tubuhnya disamping kanan .
Sivia tidak kembali berbaring, dia masih betah dengan posisi duduk disamping ify . sivia sengaja melakukan hal ini, hanya untuk membuat ify jerah dan akhirnya ikut tidur bersamanya . Dan ini sudah hampir setengah jam ify belum juga mau tidur juga, tapi ada yang aneh.. Sivia melihat bahu ify naik turun seperti seseorang yang sedang menangis .
"Fy lo kenapa ?" Tanya sivia sambil memegang bahu kiri ify dengan lembut . Tapi bahu ify semakin bergetar, bersamaan dengan suara sesenggukan yang mengikuti irama bahu .
"Ify, ya ampun lo kenapa ?" Tanya sivia yang mulai panik, sivia langsung mengarahkan tubuh ify berhadapan dengannya .
"Ify, lo kenapa nangis ?" Sivia memeluk ify dengan erat, dia tau seorang ify pasti akan menangis jika dihadapkan dengan masalah yang seperti ini, melihat ify menangis membuat sivia juga ikut menangis .
"Si..via.. Hiks.. Hiks.." Isak ify didalam pelukan sivia, dengan senang hati sivia terus saja menenagkannya dengan terus mengelus punggung ify keatas dan kebawah secara bergantian .
"Lo yang sabar yaa.." Ucap sivia lembut penuh sayang, ify semakin memperkuat tangisannya . Sivia tak berinisiatif menghentikannya dan malah membiarkan ify menangis sepuasnya, dia rela menjadi tempat sandaran sahabatnya ini . Sahabat yang selalu bersamanya sejak kecil .
***
Disekolah ify tak menemukan tanda - tanda akan hadirnya seorang rio, 5 menit lagi akan masuk tapi rio belum datang juga . Ify berusaha tidak menampakannya, tapi mata ify tak pernah lepas dari pintu kelas, entah mengapa itu menjadi wajib yang harus dilirik ify setiap saat . Ify duduk dikuesinya mulai tak tenang, sementara sivia yang berada disampingnya pun ikut merasa risih karna ify tak mau diam .
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Fanfictionseorang gadis yang terambisi soal cinta.. tapi sayang, cinta yang dijalani tak seindah kisah cinta yang dimpikan.. banulyak sekali.rintangan dalam mencinta, sehingga dia sadar cinta membutuhkan sebuah pengorbanan yang besar.. demi kebahagian aku, di...