Cakka menyibukan dirinya dengan membaca apa saja yang bisa dia baca . Tapi disaat kesuyiannya i-phone miliknya yang tergeletak dsamping tubuh bergetar, bertanda ada satu panggilan disana . Dengan susah payah cakka meraihnya, saat melihat nama yang tertera dilayar i-phonennya, cakka tersenyum senang seraya menerima panggilan itu dan mendekatkan ditelinganya .
'Assalamualaikum..'
'Walaikumsallam'
'Papa sudah dimna ?'
'Papa dan mama nginep dihotel, nunggu besok'
'Oh yaa pah.. Cakka kebetulan nemuin nomornya, kali aja bisa'
'Nomor siapa ?'
'Gak tau, cakka dapetnya diemailnya dia.. Mungkin aja itu ada petunjuknya'
'Okok, mana..'
'Tunggu yaa pah'
Cakka bangkit dari tempat tidur dengan terus menahan ditepi ranjang, dengan susah payah cakka melangkah hingga bisa meraih jacket hitamnya yang tergantung dibalik pintu . Cakka berusaha menahan sakit dan keram yang menjalar keseluruh tubuhnya, keringat dingin bercucuran dari pelipisnya bertanda dia benar - benar keseusahan untuk meraihnya . Tapi cakka tak mau berputus asa, dia tetap memaksa kakinya untuk melangkah dan menjangkau tempat itu, dann.. Hup
Cakka berhasil mengambilnya, sebuah senyum kemenangan terpancar dari bibir pucatnya . Sebuah nafas lega yang dihembuskan kali ini membuatnya bersyukur, mungkin kah dia akan mencoba untuk bangkit dan mengusir ketetpurukan yang menjalar ditubuhnya saat ini .
Dengan langkah yang pincang dengan sedikit rintihan, cakka dengan terburu - burnya kembali duduk diatas tempat tidru, dia meraih i-phonenya dan didekatkan ditelinga kanannya .
'Halo.. Halo pah'
'Iyaa halo cakka, kamu tidak apa - apa kan nak?'
'Alhamdulillah tidak pak'
'Huft, papa jadi hawatir.. Sebaiknya kamu panggil agni'
'Gak papa kok pah, lagian cakka udah banyak nyusahin dia'
'Hahaha dia mau kok, kalo kamu yang nyusahin'
'Hahahahha, yaa jangan lah pah.. Cakka ingin mencobanya sendiri'
'Ya sudah, tapi kamu hati - hati yaaa'
'Iya pah, makasih yaaa.. oh ya pah, ini nomornya.. Cakka sebutin satu - satu yaa'
'Baik nak'
'0..2..1..9..8..2..9..5..5..7..5' *maaf nomernya dikarang*
'Kamu yakin ini nomornya ?'
'Insyaallah pah..'
'Ya sudah, nanti papa coba yaa'
'Iya pah.. Dan makasih..'
'asal kamu jaga kesehatan yaaa'
'Pasti'
Tut.. Tut.. Tut..
Dibalik pintu agni tersenyum licik, seakan dia telah merencanakan sesuatu . Dan itu bisa diartikan sesuatu yang tidak baik akan terjadi, atau mungkin sesuatu dapat mengorbankan seseorang atau lebih .
***
Dirumah sivia diadakan party kecil kecilan untuk memperingati hari jadinya yang ke 18 tahun . Sivia mengundang semua teman - temannya keacara ini, termasuk ify sahabatnya . Sementara yang lain pada asik menikmati suasana pesta, ify malah murung dipinggir kolam sambil mencelupkan kakinya didasar air .
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Fanfictionseorang gadis yang terambisi soal cinta.. tapi sayang, cinta yang dijalani tak seindah kisah cinta yang dimpikan.. banulyak sekali.rintangan dalam mencinta, sehingga dia sadar cinta membutuhkan sebuah pengorbanan yang besar.. demi kebahagian aku, di...