kamulah takdirku 6

1.1K 47 0
                                    

Ify masih terus duduk sendiri sambil beberapa kali melihat jam tangan ungu miliknya . Disaat kesendiriannya tiba - tiba terdengar suara guntur yang bergemuruh, suasana menjadi lebih dingin, langit berwarna hitam pekat . Semua pengunjung berlarian kesana kemari mencari tempat berlindung, karna sedikit lagi akan turun hujan . beberapa butir air jatuh dari langit, ify terus memandangnya dengan sebuah senyuman kecil . Bahkan dalam keadaan seperti itu ify belum juga beranjak dari tempat itu . 

"Hei, dek.. Ayo berteduh.. Sedikit lagi akan turun hujan" teriak salah satu bapak - bapak yang berhenti saat melihat ify yang masih duduk diam ditaman . 

"Tidak pak.. Saya masih mau nungguin teman" kawab ify sedikit teriak karena suaranya tenggelam dari rintikan hujan . Bapak - bapak itu pergi meninggalkan ify dan bergabung dengan beberapa orang yang sedang berlindung dipinggir sana . 

entah sudah berapa kali ify mengeluh dalam hati karna kedinginan, baju yang kini dikenakan seakan tak ada lagi jejak kering disana, semuanya basah . Hujan semakin keras, dan rasa dingin itu pun semakin terasa bahkan sampai ketulang - tulang . Ify melihat lagi jam tangannya, sudah pukul setengah 11 malam, tapi rio belum juga datang . Selama belum ada kabar dari rio, ify tidak akan beranjak dari tempatnya, kenapa begitu ? Dia takut saat dia pergi, rio akan susah mencarinya mengelilingin taman dihujan lebat seperti ini, dan ify tidak ingin itu terjadi . 

Rio sudah hampir lelah disuruh kesana kemari oleh shilla, dari masak makanan, suapin makan minum sampe minum obat pun rio yang meminumkannya . 

"Yo kamu marah ?" Tanya shilla, karna setelah meminumkan obat rio hanya diam saja tanpa mengeluarkan satu kata pun . 

"Gak" jawab rio seadanya . 

Shilla tak sengaja melihat kearah jendela, ternyata diluar sana turun hujan . Memang dari dalam sini suara hujan tidak terdengar, karena ruangannya kedap terhadap suara . 

"Hujan" gumam shilla pelan, tapi masih bisa didengar jelas oleh rio . Sontak rio mengikuti arah pandang shilla bahkan rio sempat - sempatnya membuka balkon sekedar memastikan kalo disana benar - benar turun hujan . 

"Yo kenapa ? Aku kedinginan.." Ujar shilla yang benar - benar merasa kedinginan . 

Tapi rio tak menghiraukannya dan malah merogoh i-phonennya dari saku celana . Dengan lincah rio mengotak - ngatik layar i-phonenya seraya mengetik beberapa huruf secara satu persatu . Shilla melipat kedua tangannya didepan dada karena kesal dicuekin oleh rio seperti itu . 

/for : ify/ 

Fy, maaf.. 

Gue gak bisa datang, dan maaf gue baru bilang sekarang, shilla sakit fy.. :( 

Send 

Entah mengapa perasaan rio benar - benar tidak enak, dia sangat merasa bersalah karena sudah membatalkan perjanjian dengan ify, pasalnya ini sudah yang kedua kalinya rio melakukan hal ini . 

Ify yang sudah mati kedinginan merasakan getaran dari sakunya, dengan cepat ify merogohnya, disana terdapat 1 pesan dari nomor baru . 

/from : 085xxxxxxx/ 

Fy,maaf.. 

Gue gak bisa datang, dan maaf gue baru bilang sekarang, shilla sakit fy.. :( 

setelah membaca isi pesan tersebut ify tersenyum pahit, tanpa menulis nama pun ify sudah tau siapa sipengirim pesan tersebut . Seperti janjinya, stelah mendapat kabar dari rio, ify beranjak dari tempatnya dengan baju yang basah kuyup, bahkan hujan deras ini tak henti - hentinya menghujam tubuhnya . ada beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, mungkin saja mereka merasa aneh dengan ify yang baru saja beranjak dari tempat itu, padahal tak sedikit orang mengajaknya bertedu, tapi tak ada satu pun panggilan itu yang ify hiraukan . 

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang