Aku pun memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Motor matic ku melaju menuju ndalem. Tak peduli akan pekerjaanku yang dikantor.
Masjid pondok terletak dipinggir jalan sebelum ndalem. Ku melihat sosok yang ku rindu. Seketika ku berhentikan laju motorku. Saat kakiku turun dari motor ku mencari sosok itu, nihil, pria itu hilang tanpa jejak. Ah mungkin ini hanya halusinasiku saja.
Lanjut ku memarkirkan motor didepan ndalem.
"Assalamualaikum" ucapku pada ummi yang berada di samping ndalem.
Ummi terlihat terkejut dengan kehadiranku, "Waalaikumussalam Fira?" aku pun langsung memeluknya.
"Kamu kenapa? Mari duduk dulu" titah ummi membawa ke gazebo yang ada disamping ndalem.
Aku pun masih menangis.
"Ini minum dulu, agar kamu sedikit tenang" ucap ummi setelah mengambil segelas air.
"Tenangkan dirimu dulu" aku pun menarik nafas dalam-dalam lalu ke lepas secara kasar, ummi terheran dengan sikapku.
"Ummi, Fira mau tanya" tak ada jawaban dari ummi, ummi menunggu kalimat lanjutanku.
"Mi, apakah Gus Arham ketika di Mesir menikah lalu memiliki seorang anak?" seketika ummi terpaku dengan pertanyaanku.
"Jawab ummi! Kenapa ummi diam" ku kembali mendesak ummi yang sudah tersedu di depanku sebelum akhirnya mengangguk pelan.
"Kenapa ummi? Kenapa Fira dikhianatin. Apa itu semua karena Fira tidak mau di ajak menikah sebelum Gus Arham ke Mesir?"
"Apa saja yang kamu ketahui nduk? Jelaskanlah, nanti ummi akan menceritakan yang sebenarnya"
"Apakah ummi mengenali Bapak Riza beserta anaknya, Firla?" ummi mengangguk lemah.
"Fira bekerja diperusahaan beliau, dan beliau melamar Fira minggu lalu. Beliau juga mengatakan bahwa Fira dan Firla adalah amanah dari Gus Arham" ummi tersenyum tipis.
"Terimalah dia nduk, dia juga pria yang baik. Mungkin ini memang saatnya kamu benar-benar melupakan Arham. Kamu masih muda, masa depan kamu masih panjang. Jangan terjebak masalalu. Lihatlah kedepan, masa depan yang indah menunggumu"
"Tapi Fira mboten saged mi"
"Kenapa nduk? Ini sudah tiga tahun, sudah waktunya kamu beranjak dari masalalu"
"Entah kenapa Fira masih merasa Gus Arham masih hidup mi. Bahkan ketika Firla menginap disini. Fira mencium wangi keringat Gus Arham. Juga tadi Fira melihat sosok Gus Arham di masjid depan" ucapku, membuat ummi kembali menangis.
"Ikhlaskan Arham, Fira" ucap ummi penuh penekanan.
Saat bersamaan terdengar suara azan yang melantun indah. Suara yang tak pernah hilang dari ingatanku. Suara yang selalu menemaniku saat hendak tidur. Ku pandangi wajah ummi yang terlihat sangat terkejut.
"Ummi, ini suaranya Gus Arham" ucapku pada ummi yang memalingkan wajahnya.
"Mana mungkin nduk. Sudah lebih baik kamu shalat di mushalla ndalem lalu cepatlah pulang, ga baik pulang malam. Ummi mau ke mushalla putri dulu" ucap ummi dan langsung meninggalkanku.
***
Sebaik-baiknya tempat mencurahkan isi hati, hanyalah Allah. Allah tak akan memberimu ujian diluar kemampuan hambanya. Sesuai dengan surah al-insyirah (94) ayat 6 dan 5, disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Kemudahan itu pasti akan datang pada waktu yang tepat. Hanya sedikit membutuhkan kesabaran, keikhlasan, dan kelapangan akan hati yang gelisah.
Usai melaksanak salat hati ku sudah lebih tenang. Ku keluar dari mushalla dan hendak mencari ummi untuk berpamitan. Sebelum salat ku juga mengirim pesan singkat pada Mas Mirza, jika aku berkunjung ke ndalem.
Setelah mengelilingi isi ndalem, ummi masih belum terlihat. Mungkin beliau masih mengisi kultum di mushalla putri.
Aku pun memutuskan untuk menunggu di ruang keluarga. Tak lama terdengar langkah sedikit pelan. Mungkin ini ummi.
"Assalamualaikum" ucapnya pelan ketika sudah melewati pintu.
Seketika ku berdiri memastikan suara yang tak pernah aku lupakan. Seketika aku terpaku melihat sosok pria yang berjalan dengan tongkat ditangannya.
Bahkan ia tak menyadari akan keberadaanku. Ku masih diam berdiri, melihat tak percaya dengan apa yang ada didepanku.
Hingga ia pun menubruk tubuhku "Ma.. Ma af apa ada orang?" tanyanya setelah memundur satu langkah.
"Gus Arham" seketika aku sadar, yaAllah hanya mimpi. Kenapa aku bisa tertidur disini. Ah sebaiknya aku segera pulang sebelum malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addawaul Qalbi [END]
Mystery / Thriller"Aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi padaku setelah hari ini. Tapi aku yakin Allah telah menciptakan takdir yang sangat indah untukku setelah semua cobaan yang kulewati" Zafira Nuril Ulya Rank #1 - Ketulusan #1 - Kesetiaan #1 - Keikhlasan #1...