Ba'da isya' Ummi dan Haqqi kembali dengan membawa beberapa bungkus nasi dan makanan ringan. Salah satunya nasi rawon pesananku. Entah mengapa aku ingin segera melahapnya. Setelah mempersiapkan dan membaca doa, aku segera menyantap makanan yang di depan ku.
"Ga sulit mbak makan sambil gitu?"
Tanya Haqqi yang melihat aku sesekali menyingkap cadar untuk memasukkan makanan.
"Yo engga toh... Buktinya ini"
"Aku mo nyari istri yang cadaran kek Mbak Fira aja" celetuk Haqqi.
"Sekolah sek sing bener! SMP urung lulus wes mikiri golek bojo" sahutku.
"Hidup itu harus terencana mbak" sangganya.
"Kalau rencanamu tak sesuai takdir Allah gimana?"
"Tinggal puter arah aja... Gitu aja repot"
"Kamu kira akan semudah itu?" Dia hanya tersenyum sambil mmengedikkan kedua bahunya.
"Sudah-sudah, kalian ini malah berdebat. Cepat habiskan.. kata mas mu, pak lek mu akan kesini sebentar lagi" titah ummi membuat aku dan Haqqi melanjutkan makan.
Abi hanya tersenyum melihat tingkah kami.
***
Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Semua tamu sudah pulang. Haqqi juga pulang, karena besok harus sekolah. Tinggallah aku dan ummi yang menjaga Abi.
"Ummi tidur dulu saja. Za masih mo ngaji" ucapku pada ummi.
"Zafira! ngaji di sini ya" pinta Abi, membuat ku mendekat ke arah Abi.
"Abi kangen kamu ngaji, ngaji surah Yusuf ya. Setelah itu tidur"
"Nggih bi, Abi tidur ya!" Ucapku menarik selimut Abi.
Ku buka cadarku, ku letakkan di meja samping brankar Abi kemudian memulai mengaji.
***
Aku terjaga saat merasakan usapan lembut di kepala ku. Mengucek mata sebentar kemudian menghadap ke Abi yang sudah tersenyum.
"Abi mau minum? Atau mau ke kamar mandi?" Tanyaku.
"Abi mau tahajjudan, bantuin Abi ke kamar mandi ya!"
"Iya, ayo bi pelan-pelan" aku membantu Abi hingga di posisi ternyaman untuk melaksanakan shalat.
Kemudian aku juga memutuskan untuk melaksanakan shalat malam tak jauh dari tempat Abi. Ummi juga sudah bangun, beliau memilih shalat di mushalla RS.
"Za..." Panggil Abi saat aku sudah menyelesaikan shalat ku.
Aku menghampirinya dengan mukenah yang masih melekat.
"Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu nduk?" Tanya Abi yang membuatku terheran.
"Kenapa Abi tanya seperti itu?" Tanya ku berkaca-kaca.
"Abi hanya ingin memastikan, sebelum Abi benar-benar meninggalkan mu nduk" pikiran ku berkecamuk mendengar tuturan abi.
"Abi jangan mikirin Zafira, Zafira insyaallah baik. Abi fokus sama kesehatan Abi aja" sekuat tenaga aku menahan agar tak menangis.
"Za, tugas Abi di dunia kini telah selesai. Abi hanya menunggu waktu kapan Allah meminta Abi untuk kembali. Maafkan Abi ya... Maaf jika Abi tak mampu memenuhi keinginan mu"
"Abi jangan ngomong seperti itu.... Abi adalah laki-laki terbaik di hidup Zafira. Zafira yang banyak salah sama Abi.. maafkan Zafira yang selalu mengecewakan Abi" air mata ku kini tak mampu ku tahan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addawaul Qalbi [END]
Misterio / Suspenso"Aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi padaku setelah hari ini. Tapi aku yakin Allah telah menciptakan takdir yang sangat indah untukku setelah semua cobaan yang kulewati" Zafira Nuril Ulya Rank #1 - Ketulusan #1 - Kesetiaan #1 - Keikhlasan #1...