{ END I } Ratu Kiamat Bereinkarnasi

Bab 188: Yang Qingtian

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mobil tersebut akhirnya berhenti. Setiap anggota Tim Yun Huan bersenjata lengkap. Mereka harus berhati-hati dengan hujan hitam yang aneh.

Sisi Gao Yuan juga cukup siap dan tidak takut dengan hujan hitam, tetapi para penyintas yang mengikuti mereka agak menyedihkan. Mereka tidak memiliki payung atau jas hujan, basah kuyup oleh hujan hitam dan gemetar di sudut.

Gao Yuan menghela nafas ketika dia melihat keadaan mereka, tapi dia tidak punya cara untuk menawarkan bantuan. Hanya begitu banyak payung dan jas hujan yang melengkapi timnya dengan sempurna. Dia tidak akan membiarkan rekan-rekannya sendiri berada dalam bahaya demi beberapa orang asing.

Sisi Qin Jiaojiao juga berada dalam kesulitan ini. Tak satu pun dari mereka membawa payung atau jas hujan. Menghadapi hujan hitam yang mengerikan, Qin Hanmo mengertakkan gigi dan menggunakan mantel luarnya untuk menutupi Qin Jiaojiao, sementara Zheng Zhong melakukan hal yang sama.

Dalam kegelapan, pakaian tipis Qin Hanmo membuatnya menggigil. Hujan hitam mengguyurnya tanpa ampun saat Qin Jiaojiao dengan hati-hati menjaga jarak darinya. Dia tidak ingin tertular hujan hitam.

Qin Yi dilindungi oleh Yun Huan saat kelompok itu bergerak cepat. Seperti yang diharapkan Qin Yi, Yang Qingtian biasa dengan keras kepala hanya memegang payung dan bersikeras memberikan jas hujan kepada Deng Baoping dan yang lainnya.

Mata Qin Yi bersinar terang saat dia ditarik oleh Yun Huan. Gao Yuan memperhatikan bahwa Tim Yun Huan memiliki peralatan lengkap dan sepertinya yakin bahwa hujan adalah masalah.

Melihat bagaimana mereka telah mengambil tindakan pencegahan dan mengikatkan diri mereka dengan erat meskipun begitu kuat, Gao Yuan berada dalam kondisi pemujaan buta terhadap Tim Y.

Saat Gao Yuan dan Yun Huan sedang mengobrol, Qin Yi mengambil kesempatan itu untuk membawa jaket cadangan untuk Yang Qingtian dan menutupi kepalanya.

Yang Qingtian merasakan kehangatan di dekat tubuhnya dan berbalik untuk memeriksa, hanya untuk disambut oleh tampilan samping dari kulit sempurna pemuda itu.

Qin Yi menunjuk ke arah jaketnya dan memberinya senyuman lembut, “Aku belum pernah menggunakannya sebelumnya, jadi kamu bisa menggunakannya. Tidak baik berada di bawah hujan. "

Qin Yi ingat bahwa Yang Qingtian yang berdiri untuk berbicara untuknya ketika semua orang di kehidupan sebelumnya telah mengkhianatinya, tidak mempercayai apa pun yang dia katakan atau lakukan. Meskipun kata-katanya tidak melakukan apa-apa, itu adalah satu-satunya kehangatan yang dimiliki Qin Yi saat itu.

Yang Qingtian memegang jaket saat wajahnya memerah, tetapi matanya tetap jernih. Dia tersenyum dan berterima kasih pada Qin Yi, "Terima kasih, Tuan Pangeran Tampan."

Dia membisikkan empat kata terakhir, hujan deras menutupi suaranya. Qin Yi tidak mendengar apa-apa dan tersenyum pada Yang Qingtian. Melihat Yun Huan melambai ke depannya, dia perlahan berjalan ke arahnya.

Kecepatan Qin Yi agak lambat. Meskipun dia lebih baik, hampir tidak mungkin baginya untuk membuat gerakan besar. Hanya dengan berjalan kaki saja sudah cukup untuk membuat keringat menetes dari ujung hidungnya.

Yun Huan memperhatikan saat pemuda itu beringsut mendekat. Dalam kegelapan, Yun Huan bisa melihat keringat di hidung Qin Yi dengan kekuatan matanya, menyebabkan dia segera mengerutkan kening, mata persiknya yang acuh tak acuh tampaknya menyala dengan api, bahkan saat dia tetap bergeming.

Gao Yuan hendak berjalan ke arah Yun Huan untuk mengungkapkan rasa hormatnya saat matanya tiba-tiba berbinar. Melihat betapa lambatnya Qin Yi, dia tersentak kaget, “Ahh, Saudara Qin Yi! Kamu belum sembuh, bagaimana kamu bisa berjalan sendiri! ”

Dengan itu, dia berjalan maju, bersiap untuk mendukung Qin Yi. Dia tahu bahwa kelelahan kemampuan seseorang sangat tak tertahankan, dan itu akan mengambil segalanya di Qin Yi bahkan hanya untuk berjalan.

Gao Yuan baru saja mengulurkan tangannya ketika dia melihat sesuatu melewatinya, pemuda yang baru saja akan dia dukung sekarang dengan aman di pelukan Kapten Yun.

( Ini mengingatkan gue tentang "pabrik cuka negara merdeka" 🤣🤣 )