Bab 7

4.8K 508 24
                                    

Hati Aluna mencelos ketakutan. Air mata bahkan tanpa sadar sudah mulai merebak keluar, membasahi wajahnya. Dan saat kesadaran itu berhasil di raihnya, tahu-tahu tubuhnya sudah di bopong paksa oleh supir itu dan di letakkan pada salah satu bahunya.

"Lepaskan! Turunkan aku berengsek! Aku tidak mau menjadi bagian dari kalian!" Aluna menjerit, meronta, memukul dan menendang pria itu, namun bagaikan tembok kokoh pria itu seakan begitu tangguh untuk ia kalahkan. Hingga berakhir dengan dirinya yang kalah saat pria itu berhasil memasukkannya pada salah satu ruangan di sana.

##

"Ku mohon buka pintunya! Aku tidak mau berada disini!" Aluna berulang kali menggebrak pintu ruangan itu usai di tinggalkan oleh si supir dalam keadaan ruangan yang terkuci.

Aluna tahu tindakannya itu hanyalah perbuatan yang sia-sia, karena tak akan ada yang mau menolongnya di sana. Ia merosot ke lantai sembari terisak keras, meratapi kebodohannya sendiri. Kenapa kehadiran Sean selalu saja membawa kesialan di hidupnya?

Aluna tidak menyangka kalau keputusannya untuk mendonorkan salah satu ginjalnya demi sejumlah uang yang di tawarkan oleh sebuah iklan di salah satu situs online, ternyata malah membawanya pada tempat mengerikan ini. Selama 4 tahun tinggal di kota itu, Aluna memang sudah tidak asing dengan keberadaan rumah bordil di sana, mengingat banyaknya turis lokal maupun turis mancanegara yang sering mendatangi kota itu sebagai tempat berlibur mereka. Namun, sungguh ia tidak pernah menduga sedikitpun kalau dirinya akan terjerat dalam bisnis kotor ini.

Tidak, Aluna tidak mau menjadi bagian dari para sampah itu!

Sudah cukup ia menyesali kesalahannya di masa lalu, yang jika di ingat selalu saja memberikan rasa sesak di dada.

Tapi bagaimana caranya dia bisa keluar dari tempat ini?

Supir itu bilang, nanti malam Aluna akan mengikuti semacam pelelangan yang akan di hadiri oleh para pria hidung belang yang mencari wanita simpanan untuk di jadikan budak seks mereka. Dan jika di sana ia terjual dengan nilai mahal, lebih dari nominal yang sudah Sandra keluarkan untuknya maka ia akan di bebaskan. Tapi jika disana tak ada yang memilihnya, maka selamanya Aluna akan bekerja di rumah bordir itu untuk melayani pria hidung belang setiap harinya.

Rasa mual langsung menghantam perutnya saat membayangkan ia harus melayani pria-pria yang tak di kenalnya itu. Ya Tuhan! Aluna tidak mau hal itu terjadi padanya.

Ia berharap akan ada keajaiban Tuhan yang menyelamatkannya sekali lagi, seperti 4 tahun lalu. Saat dirinya berada di antara hidup dan mati.

##

"Wow Man, akhirnya kau datang juga!" ucap seorang pria pada temannya yang baru saja masuk ke ruangan VIP.

Tanpa menjawab sapaan itu, pria dengan kemeja putih tersebut menghempaskan bokongnya pada sofa di sebelah pria yang menyapanya tadi.

"Dimana Mike?" tanya pria itu pada temannya itu.

"Lagi setor sperma pada salah satu wanita disini!"

Jawaban tersebut sontak membuatnya menyemburkan alkohol yang tengah di tenggaknya itu.

"Whats up man?" tanya si temannya itu sambil menepuk-nepuk bahu pria berkemeja putih itu. "Itu hal yang wajar! Kita pria dewasa, jangan munafiklah kita memang membutuhkan hal-hal seperti itu di tempat ini!"

Sialan! Dia memang pria dewasa, tapi jelas dia menolak disamakan dengan mereka.

"Itu kalian! Aku jelas tidak sama!" ucapnya santai seraya menenggak kembali minumannya.

Temannya itu malah tertawa, seakan baru saja mengingat hal yang menurutnya lucu. Bersamaan dengan itu, pintu ruangan di buka oleh pria lainnya. Dia adalah Mike.

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang