Bab 8

5.1K 503 36
                                    

So, welcome to my world... dimana hal yg tidak mungkin menjadi mungkin😂

-----------------

Bahkan membayangkan melayani satu pria saja itu jauh lebih baik di bandingkan harus melayani banyak pria dan terkurung selamanya di tempat terkutuk itu.

Oh Tuhan, ku mohon kirimkanlah satu saja dari kaum adam itu untuk menolongku. Setelah itu terserah padamu Tuhan....

Aluna menunduk tepat di saat air matanya terjatuh di atas jemarinya yang mengepal.

##

"Sial, kita sudah melewatkan satu wanita!" kata Mike saat ketiganya sudah memasuki tempat pelelangan di gelar.

Sean berdecih, tidak berusaha menimpali gerutuan itu sama sekali. Dia masih setia memainkan ponsel miliknya, mengetikkan beberapa kalimat untuk putri kesayangannya yang sejak tadi tidak berhenti mengiriminya pesan, memang tadinya dia sudah berjanji untuk meneleponnya malam ini, andai kedua temannya itu tidak memaksanya untuk datang ke tempat sialan itu.

Tanpa mengangkat pandangan dari layar gawainya, Sean hanya pasrah ketika dirinya di tarik oleh Dudy menuju meja yang sepertinya sudah di siapkan untuk mereka. Dia bahkan mengabaikan suasana bising yang menyerbu pendengarannya begitu menginjakkan kaki di ruangan itu. Beberapa pria yang duduk di belakang mereka, tidak berhenti berdecak kagum dan mengeluarkan kata-kata kotor yang bahkan lebih menjijikkan dari yang sering Mike dan Dudy ucapkan, namun Sean berusaha mengabaikannya. Dia tidak tertarik sedikitpun pada wanita-wanita tersebut yang menjadi biang kemesuman para pria disana, termasuk kedua temannya yang sejak tadi sudah bergumam tak jelas di kanan dan kirinya.

"Oh My God, mereka malu-malu. Tapi tidak masalah, di latih sedikit mereka pasti bisa berubah liar di atas ranjang," ceracau Mike yang langsung di setujui oleh Duddy.

Sean menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa, kendati ia ingin bersikap abai, namun tetap saja ia mulai merasa terganggu pada celetukan-celetukan itu. Dia mulai tidak nyaman dengan cara berpikir mereka semua--yang di yakininya sudah memiliki istri di rumah, termasuk Mike dan Dudy tapi masih saja mencari kehangatan di tempat ini. Apa jangan-jangan Darrel juga sampai sekarang masih sering melakukan hal seperti ini di belakang Kinara?

Sean menarik nafas panjang, berusaha mengusir semua rasa tak nyaman itu. Itu bukan lagi menjadi urusannya sekarang. Hubungannya dan Kinara sudah lama berakhir. Sekarang ia sedang berusaha menjalin hubungan yang baik dengan keduanya tanpa lagi ikut campur dengan urusan rumah tangga mereka.

"Wanita kedua ... Sofia, dua puluh dua tahun. Dan dia ... virgin."

Usai pembawa acara itu menyelesaikan ucapannya, terdengar riuh tepuk tangan para tamu yang hadir, pun dengan Mike dan Dudy yang tak kalah bersemangatnya.

"Wow ... virgin Man! Sudah lama aku tidak pernah merasakannya lagi!" timpal Dudy, seraya menggosokkan dua telapak tangannya, tampak tak sabar lengkap dengan wajah mesumnya.

"Baiklah, malam ini aku biarkan kau mendapatkannya," sahut Mike santai.

"Are you sure?" tanya Dudy, menatap Mike tidak percaya.

"Yes, of course. Lagi pula gadis itu bukan tipeku." Lalu menepuk bahu Dudy.

"1 miliar!" seru Dudy pada mikrofon-nya usai pembawa acara itu menyebutkan penawaran tertinggi di angka 700 juta.

"Apa ada tawaran tertinggi lainnya?" tanya pembawa acara tersebut pada para hadirin.

Senyap, semua tamu kini menatap kearah meja mereka, sementara di kursinya Dudy tampak tersenyum dengan bangganya saat tak ada lagi yang mampu menandingi penawarannya.

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang