Bab 9

5.2K 528 51
                                    

Belum sempat edit

Happy reading😘

-----------------------

(Maaf sebagian part telah di hapus)

Damn! Wanita ini....

Ini tidak bisa di biarkan, jelas ada yang tidak beres dengan wanita itu saat ini. Sean yang masih bisa berpikiran waras, buru-buru mendorongnya, sebelum akal sehatnya kembali pergi. Dia kemudian mengikat tangan Aluna dengan dasi miliknya, lalu memasangkan sabuk pengaman di tubuh wanita itu, hingga ia tidak bisa bergerak.

Setidaknya jika ingin adanya ronde kedua, bukan disini tempatnya.

Setelah memakai kembali pakaiannya dan menutupi tubuh Aluna dengan jas miliknya. Sean melajukan mobilnya kembali menuju rumahnya. Sebenarnya ia bisa saja membawa Aluna pulang, tapi jelas hal itu tidak mungkin ia lakukan mengingat kondisi Aluna saat ini. Jadi alih-alih memulangkan Aluna, Sean malah membawa wanita itu ke rumahnya. Siapa tahu akan ada babak selanjutnya disana.

Tapi sayangnya, ia harus kecewa saat mendapati wanita itu sudah tertidur di kursi tak lama kemudian, hingga ia terpaksa menggendongnya kedalam usai tiba di rumahnya.

Rumah Sean di Bali, memang tidak sebesar rumah kakeknya yang di Jakarta. Rumah itu hanya terdiri dari 2 kamar berukuran mimimalis dan juga 3 ruangan lainnya yang bisa di gunakan untuk apa saja. Biasanya Sean selalu mengunjungi rumah ini untuk berlibur dengan putri semata wayangnya, view pinggir pantai itu sangat cocok untuk melepas kepenatan dari dunia kerja yang melelahkan.

Sean kemudian membaringkan Aluna di ranjang sebelum menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut, takut kalau-kalau ia akan kembali menerkam wanita itu di dalam tidurnya, mengingat sekarang saja celana yang di pakainya mulai menyempit kembali.

Oh Shittt! Apa yang terjadi dengan diriku?

Sean bukanlah pria yang mudah tergoda oleh wanita asing seperti Aluna, terlebih wanita itu baru di kenalnya belum lama ini. Tapi kenapa Aluna bisa mengubahnya? Sentuhan wanita itu seperti sihir yang mampu merenggut kewarasannya.

'Sean....'

Tiba-tiba, desahan itu seketika memenuhi isi kepalanya. Sean menatap wajah damai Aluna yang terpejam. Di tatapnya lekat-lekat wajah cantik itu, senada dengan banyaknya pertanyaan yang kini mulai menghinggapi benaknya. Kenapa Aluna bisa menyebutnya dengan nama itu? Dan kenapa suara desahan itu mengingatkannya pada seseorang?

"Kamu siapa sebenarnya?" gumam Sean dengan suara pelan, seraya menyentuh wajah Aluna.

##

Aluna membuka matanya, mengerjap pelan sebelum kesadaran kembali ia raih. Ia bisa mengingat rentetan kejadian semalam, dan hal itu membuatnya langsung memaki dirinya sendiri. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan dan seketika ia menjadi panik sendiri saat menemukan Sean tengah berbaring di sofa yang hanya beberapa langkah saja darinya. Kebodohan apa yang ia lakukan semalam? Bagaimana bisa ia menyerahkan dirinya dengan begitu mudah pada pria itu?

Tidak tidak! Jelas-jelas dia yang sudah menggodanya semalam.

Tapi mengapa hal itu bisa terjadi?

Rentetan pertanyaan itu membuat kepalanya terasa pusing tanpa bisa ia temukan jawabannya, namun ada hal lain yang lebih penting dari pada menyesali ketololannya itu. Aluna harus secepatnya pergi dari sana. Dia membenarkan letak lilitan selimut di tubuhnya, untuk kemudian bangun dari ranjang. Tapi ia mengernyit di detik selanjutnya saat merasakan semua sendinya seperti di lolosi sekaligus, terlebih rasa menyakitkan di bawah sana, membuatnya berpikir mungkin saja miliknya lecet mengingat sudah begitu lama tidak di jamah.

Sial! Tapi kenapa harus bersama pria itu ia melakukannya? Pria yang mati-matian ingin ia hindari, namun berakhir dengan menjadi teman ranjangnya kembali. Oh Shitt, semalam bahkan tidak ada ranjang sama sekali dan hal itu membuatnya seketika merasa seperti jalang murahan yang bisa di tiduri di manapun dan kapanpun.

Aish, Aluna yakin kalau setelah ini ia sudah tidak lagi berani menunjukkan wajahnya di depan Sean. Setelah membelinya di pelelangan itu, dan juga melewatkan malam panas di dalam mobil, Sean pasti semakin berpikiran buruk tentangnya.

Tanpa banyak berpikir lagi Aluna langsung memakai pakaian dalamnya dan mencari salah satu kemeja milik pria itu di dalam lemari, untuk kemudian di pakainya. Beruntung, kemeja itu bisa menutupi tubuh mungilnya hingga panjangnya mencapai lutut. Membuatnya merasa lebih nyaman di banding harus memakai gaun minim yang semalam ia pakai.

Matanya terus melirik Sean yang tertidur, berharap gerakannya yang sudah hati-hati ini tidak akan membangunkannya. Kemudian buru-buru mengambil tas miliknya sebelum pergi dari sana.

Tbc

Jangan lupa tarik nafas ya😅😅

Klo kalian masih bingung kpn Aluna di kasih obat perangsang nya, bab depan aku kasih tahu jawabannya.

Jangan lupa voment yg bnyak ya gaes☺️☺️

Sayang kalian

Neayoz😘

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang