Akhir Dari Awal

38.4K 5K 1K
                                    

Ps: Untuk mendapatkan feel yang lebih berasa di chap terakhir ini, silahkan baca sambil dengarkan lagu diatas^^°°

Jangan lupa juga untuk menekan tombol bintang dan komentar sebagai bentuk dukungan kepada author~

°°°Happy reading°°°






















Kageyama tak mau makan selain menguyah permen karet.

Dia mengurung diri di kamarnya. Tak mau pergi ke kampus dan tidur dilantai selama seminggu ini.

Kantung matanya menghitam. Dia kesusahan tidur.

Hinata telah pergi.

Lelaki mungil yang menarik perhatiannya telah mati.

Yang hanya bisa dilakukan Kageyama sekarang hanya menangis, menangis, dan kesepian.

"Kageyama." Suara berat Ushiwaka terdengar dibalik pintu. Kageyama tak bergeming. Dia menatap kosong kacamata digenggamannya.

Peninggalan terakhir Hinata.

"Kageyama, ayo kunjungi makamnya bersama."

Ushiwaka lama tak mendapat jawaban.

Dia hampir saja beranjak dari sana, sebelum dilihatnya pintu itu terbuka, menampakkan sosok berantakan Kageyama.

"Aku ingin bertemu dengannya."

.
.
.

Kageyama berjalan seperti zombie. Dengan wajah tertutup tudung jaket, dia mengikuti Ushiwaka.

Awan gelap membumbung tinggi. Kageyama menatap keatas.

Rintikan hujan satu-persatu turun membasahi wajah lelahnya.

Ushiwaka berteriak, menyuruh Kageyama meneduh disebuah halte.

Namun, Kageyama tetap disana. Basah oleh hujan, menatap langit.

Hujan.

Seperti hari itu.

Hari dimana mereka bertemu.

Tapi kenapa tak ada Hinata?

Bukannya ketika hujan Hinata akan selalu didekatnya?

Dimana dia?




"Namaku Hinata Shoyo, berhenti memanggilku lelaki hujan"




Kageyama berjalan pelan sambil terus menatap awan gelap yang menghujani wajahnya.

Pemakaman.

Itu tujuannya.

Sepatunya menciptakan bunyi ketika bersatu dengan air dan aspal.

Tiba-tiba, dia merasakan tubuhnya seperti terangkat.

Melayang dengan air hujan masih mengguyurnya.



"Kupikir kau orang yang baik, meski wajahmu suram begitu, kau benar-benar baik."

TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang