Mimpi Buruk

30.4K 4.3K 427
                                    

Kageyama adalah tipe orang yang ketika tidur maka akan sangat pulas.

Dia tidak pernah terbangun ditengah tidurnya, kecuali bila dia bermimpi buruk ketika kecil dan kakaknya yang ketakutan ada kecoa. Dua hal itu membuatnya benci bangun ditengah tidur.

Namun, malam ini, dia terbangun. Ketika dia merasakan cengkraman di bajunya, Kageyama melirik. Dia mendapatkan Hinata bergetar hebat disana. Dia tersentak beberapa kali di tidurnya.

Kageyama mengguncang bahu lelaki itu. Membuatnya terbangun seketika dengan setitik air di pelupuk matanya.

"Kage..."

"Sssttt...." Kageyama tak tahu harus berbuat apa. Dia bingung, yang hanya bisa dia lakukan untuk menangkan Hinata saat ini hanya mengelus surai oranye itu lembut.

"Maaf aku mebangunkanmu..." Hinata menunduk. Dia masih dalam keadaan takut dan bergetar.

"Mimpi buruk?" tanya Kageyama selembut mungkin. Dia ingat, ketika dulu dia terbangun karena mimpi buruk, ibunya selalu menenangkannya dengan suara lembut.

Hinata mengangguk. Dia membenamkan wajahnya lagi di dada bidang Kageyama.

Kageyama mengerti, dia mengelus punggung lelaki itu lembut. Membuat nafasnya tak lagi memburu.

"Ya... mimpinya sangat buruk," Hinata berucap pelan.

Kageyama mengangguk menanggapi. Dagunya berada tepat di atas kepala Hinata, memejamkan mata.

"Seburuk itukah?"

Hinata mengangguk lagi.

"Aku berada disebuah tempat kosong yang gelap. Sendiri, berlari kesana-kemari dengan ketakutan."

Kageyama mengelus punggung Hinata lagi ketika lelaki itu kembali bergetar.

"Ketika aku putus asa ditempat kosong itu, aku bertemu kupu-kupu ungu yang sangat indah. Awalnya kupu-kupu itu begitu menawan, aku mendekatinya, tapi kupu-kupu itu membesar dan seperti akan memakanku."

Hinata meremas kaos Kageyama. Dia benar-benar takut tentang mimpinya.

"Tenang, tidak apa..." Tangan Kageyama mengelus surai oranye. Memberikan sentuhan selembut mungkin padanya. Membuat getaran yang datang di tubuh Hinata perlahan menghilang.

"Tidak apa, kau tidak sendirian... aku ada disini..."

"Aku takut..."

"Tak perlu takut, aku ada disini."

Hinata memeluk erat Kageyama. Tubuh besar itu seakan benar-benar melindunginya.

Hinata menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan keresahannya tentang mimpi yang baru dia alami.

Sendirian dan kupu-kupu ungu.

Itu mengerikan.

"Sssttt... tenanglah... aku bersamamu..."

Malam itu, pertama kalinya Kageyama tak kesal terbangun ditengah tidur, dia justru bersyukur bisa terbangun dan menenangkan lelaki mungil yang ketakutan itu.

TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang