Teman Lain

33.9K 4.3K 944
                                    

Kageyama menepati perkataannya.

Dia datang menjenguk setiap hari. Sudah hampir tiga Minggu Kageyama selalu kesana tanpa absen. Jika Kageyama menjenguk di pagi hari, Hinata akan bertanya pertanyaan rutin, "kau membolos?" dan bila Kageyama datang ketika sore, Hinata akan tersenyum lembut padanya dengan bertanya, "bagaimana harimu di kampus?"

Saat ini, waktu menunjukan pukul sepuluh pagi.

Kageyama duduk disana. Di kursi, tepat disamping ranjang rawat, menatap sang lelaki sakit yang sedang membaca buku.

"Kau sudah membaca buku itu berulang-ulang, harusnya kau sudah menamatkan buku itu bukan?" Kageyama bertanya penasaran.

Setiap hari, ketika dia datang kesana, Hinata pasti sedang duduk, merajut syal biru yang hampir jadi atau membaca buku pemberiannya.

"Aku sudah menamatkanya berkali-kali." Hinata mengangkat bahu. Dia menikmati kata demi kata yang tercetak didalam buku itu.

"Kenapa? kau tidak bosan?" tanya Kageyama lagi. Dia menatap manik Hinata yang bergerak membaca dibalik kacamatanya.

"Tentu saja tidak," jawab Hinata tanpa memalingkan pandangannya pada buku 'Robbin hood'.

"Begitu serukah?" tanya Kageyama lagi. Hinata tersenyum, dia kali ini menatap Kageyama.

"Bukan begitu, aku membacanya berulang-ulang karena buku ini pemberianmu."

Sedetik.

Kageyama merasa waktu berhenti bergerak.

Namun kemudian dia mendengus, tersenyum dan membuka mulutnya, "Aku merasa dihargai."

Pintu kamar terbuka, dua wajah langsung menatap kearahnya secara bersamaan, "permisi."

Kageyama mengangkat alis bingung melihat siapa yang datang. Pemuda rambut kuning dengan warna hitam diatasnya masuk kedalam.

Lain halnya dengan Hinata, lelaki itu kegirangan ketika si rambut campur mendekat.

"Kenma!"

"Yo Shoyo."

Kenma mengangkat telapak tangannya, memberi salam kepada Hinata.

Dari cara lelaki belang itu memanggil Hinata, Kageyama tahu lelaki ini pasti begitu dekat dengan seniornya.

Tunggu, Kageyama pernah dengar nama itu sebelumnya.

Kenma... ah, dia ingat, Kenma adalah teman masa SMA Hinata.

"Maaf aku baru menjengukmu." Kenma tersenyum tipis, dia tampak ringan berbincang. Si surai oranye  mengibaskan tangan cepat.

Kageyama hanya memperhatikan.

"Tidak masalah kenma, lagipula kau kan di Shibuya." Senyum Hinata melebar. Kenma mendengus. "Yeah, apalagi ini sudah masuk bulan Desember, udaranya sangat dingin, stasiun ditunda sampai dua jam."

"Saljunya sudah turun? apakah tebal?"

"Tidak terlalu."

Hinata mengangguk paham. Dia melirik kesana-kemari. "Kau tak bersama Kuroo?" tanyanya.

"Aku kesini bersamanya, dia sedang mengobrol bersama Akaashi diluar," jawab Kenma yang memalingkan wajahnya kearah pintu.

Mata Hinata berbinar-binar. "Akaashi?! dia juga ada disini?!"

"Ya."

Hinata hampir saja meloncat dan kabur dari ranjangnya. Untung saja Kageyama bergerak cepat, menarik tangan pucat si lelaki itu untuk kembali berbaring.

TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang